Cinta Di Balik Awan - Bab 432 Mengatur Jadwal Operasi

Mereka berdua tiba di bandara, masih belum melewati pemeriksaan keamanan, tiba-tiba rasa pusing dan sakit menyerang, Dion merasa kedua matanya menggelap, langsung pingsan di aula bandara.

Kelly menjerit, berteriak dalam kepanikan: “Suamiku?? suamiku?? kamu kenapa! Kamu jangan menakutiku!”

Dengan bantuan staf bandara, Dion dengan sangat cepat di antar ke rumah sakit terdekat, dalam proses panjang menunggu hasil pemeriksaan, hati Kelly gundah sekali, dia tidak tahu harus mengalami berapa kali kesulitan dalam hidup ini, baru bisa mencapai apa yang disebut kebahagiaan, tapi ada satu hal dia sangat yakin, yaitu tuhan tidak akan merebut kebahagiaannya lagi.

Kebahagiaannya yang banyak kerusakan ini, walau diberikan pada tuhan, tuhan juga tidak akan mau……

“Kelly, bagaimana keadaan adik keempat?”

“Nyonya, bagaiamana tuan muda Stenheim bisa pingsan? Tubuhnya selalu sehati-sehat saja?”

“Tadi pagi saat berangkat apakah ada sesuatu yang aneh dengan dia?”

….……

Pertanyaan yang datang dari segala arah, membuat dia kebingungan dan tidak tahu harus bagaimana, sekarang dia juga sangat ingin tahu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Dion……

Setelah dua puluh menit, dokter yang melakukan pemerikasaan keluar, dia bertanya dengan raut wajah yang berat: “Apakah pasien pernah mengalami cedera kepala yang parah? Misalnya luka tembak?”

“Iya, apakah kondisinya tidak baik?”

Maxim bertanya dengan penuh kekhawatiran.

Setelah dianogsis awal kami, ini adalah sisa gejala luka tembaknya karena tidak dirawat dengan baik, menyebabkan kerusakan pada otak, harus dilakukan operasi, kalau tidak akan membahayakan nyawanya.

“Apakah sekarang?”

“Paling telat dua hari, semakin lama menundanya semakin tidak menguntungkan bagi pasien.”

“Kalau begitu, apakah operasi beresiko?”

Kelly mengepalkan kedua tangannya, berusaha membuat dirinya menerima kenyataan ini.

“Dibandingkan dengan kehilangan nyawa, lebih besar kemungkinan hilang ingatan.”

“Hilang ingatan…….”

Mendengar kata hilang ingatan hati Kelly mulai terasa sakit.

“Seberapa besar?”

“80%.”

“Apakah sebesar itu kemungkinannya? Bukankah itu berarti pasti akan hilang ingatan?”

Celestia merasa panik sampai melompat.

“Belum tentu juga,kondisinya bervariasi dari orang ke orang, ada pasien yang tidak kehilangan ingatan karena keinginan hati yang kuat, dan ada pasien karena mengalami terlalu banyak penderitaan, maka ada kemungkinan akan memilih hilang ingatan untuk melupakan semua ini.”

Mulan berjalan ke hadapan Kelly, menghibur dengan suara pelan: “Jangan khawatir, keinginan hati adik keempat selalu kuat, terutama perasaan terhadapmu.”

“Iya benar.”

Celestia segera menyetujuinya, mereka semua tahu, sekarang yang paling sedih adalah Kelly.

“Tolong segera aturkan jadwal operasi.”

Dia berusaha keras menahan rasa sakit di hati dan menatap lurus ke dokter, sebenarnya tidak perlu menghibur dia, karena tidak ada yang lebih penting dibandingkan Dion bisa tetap hidup.

Akhirnya jadwal operasi ditentukan besok jam sepuluh pagi, siangnya Dion sadar, dia mengetahui dirinya telah dioperasi, lalu diam terhadap semua orang, malah berkata sepatah pada Kelly: “Maaf.”

Mungkin orang lain tidak tahu apa maksud dari sepatah kata maaf itu, tapi Kelly mengerti, karena dia pernah mengatakan tidak akan membuatnya menderita lagi, tapi sekarang malah membuatnya sedih.

Jadi, dia merasa bersalah.

Sore harinya Dion bersikeras mau kembali ke taman bunga wisteria, dia setuju untuk operasi, tapi sehari sebelum operasi, dia tidak ingin tinggal di rumah sakit.

Kelly menemani dia kembali ke gunumg, sepanjang jalan mereka berdua diam tanpa bicara sepatah pun, sampai di depan rumah, dia memaksakan diri tersenyum: “Jangan berpikir terlalu banyak, hanya sebuah operasi kecil saja, begitu banyak rintangan telah dilewati, masih ada apa yang tidak bisa dilewati lagi.

Dion merasa kasihan padanya dan merapikan rambut halusnya yang berantakan, berkata dengan lembut: “Aku tidak apa-apa, jadi tidak perlu pura-pura tegar untuk menghiburku.”

Dari depan terdengar suara langkah kaki, kedua orang mengangkat kepala, bibi yu penuh airmata di dalam mata berjalan ke depan Dion, langsung memegang tangannya, agak tersedak mengatakan: “Tuan muda, nyonya berada di surga pasti akan melindungimu, tidak akan terjadi apa-apa padamu.”

“Iya, aku tahu, terima kasih.”

Kelly melihat tas ransel di tangannya, merasa bingung dan bertanya: “Kamu mau pergi ke mana?”

“Aku mau pergi ke Temple Of Heaven yang ada di kaki gunung untuk berdoa buat tuan muda, kapan dia sembuh aku baru akan pulang…….”

Bibi yu selesai bicara, langsung memalingkan kepala dan berbalik pergi ke kaki gunung, Dion segera menghentikannya: “Tidak perlu, aku sudah tahu niatmu, semua itu hanya takhyul saja, hanya untuk membuat hati lebih tenang.”

“Walaupun hanya demi membuat hati lebih tenang aku juga tetap akan pergi!”

Bibi Yu sangat keras kepala berusaha melepaskan tangan Dion, Dion masih ingin mengatakan sesuatu,, Kelly menghalanginya: “Biarkan dia pergi saja, hanya ingin melakukan sesuatu untukmu.”

Kelly menggandeng lengan Dion berjalan masuk ke halaman, lalu duduk di sofa ruang tamu, Kelly menjongkok di depan Dion, bertanya dengan lembut: “Malam ini ingin makan apa? Asalkan yang ingin kamu makan akan aku buatkan.”

Dion tersenyum: “Apa pun boleh, asalkan kamu yang buat aku akan memakannya.”

“Baiklah, kamu tunggu aku.”

Kelly masuk ke dapur, sangat cepat Dion sudah mendengar suara berderak dari dalam dapur, Dion menekuk sudut bibirnya, berbaring di atas sofa, ingin tidur sejenak.

Tidak tahu sudah tidur berapa lama, di samping telinga terdengar suara cemas yang memanggil: “Suamiku, bangun, suamiku……”

Dion perlahan-lahan membuka matanya, melihat wajah istrinya yang penuh kekhawatiran, mengulurkan tangan mengusap keningnya: “Aku hanya tidur sejenak, kenapa ketakutan sampai seperti ini? Jangan-jangan takut aku tidak bisa bangun lagi?”

“Tidak boleh bicara sembarangan.”

Kelly masuk ke dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat, dalam hati agak takut dan berkata: “Makan malam sudah siap, ayo makan selagi masih panas.”

“Baik.”

Kedua orang masuk ke dapur, melihat dua mangkuk pangsit panas di atas meja, Dion tersenyum: “Kenapa kamu bisa tahu kalau aku ingin makan ini? Apakah sekarang sudah bisa tahu dengan jelas semua pikiranku?”

“Dulu kamu juga sudah menyukainya, jadi tidak perlu tahu dengan jelas, ini adalah hal paling umum di antara sepasang kekasih.”

Dion mengambil sumpit yang disodorkan Kelly, mengambil sepotong pangsit dan dimasukan ke dalam mulut, mengunyah sambil mengangguk: “Rasanya tetap enak seperti biasa.”

“Jadi, tetap akan bisa mengingatnya, benar tidak?”

“Eng?” Dion tidak mengerti sambil mengangkat alis, tidak terlalu mengerti maksud dari dalam kata-katanya.

“Walaupun tidak mengingatku lagi, juga tetap akan mengingat rasa ini, benar tidak?”

Dion tertegun, seketika langsung mengerti, mengulurkan tangan mengusap rambut kelly, berkata dengan sangat memanjakan: “Bodoh.”

Selesai makan malam, Kelly mengabaikan keinginan kuat Dion untuk pergi menonton film, bersikeras memaksanya naik ke lantai atas, menyuruh dia baik-baik pergi tidur, mengumpulkan tenaga untuk persiapan operasi besok.

“Apakah kamu masih belum tidur? Dion meraih tangan Kelly ketika Kelly akan pergi.

“Sebentar lagi aku akan tidur, piring di bawah masih belum dicuci.”

“Kalau begitu cium aku.”

Kelly tidak bersikap baik lalu tersenyum, mendekatkan tubuh mencium keningnya, terus mencium sampai ke bibirnya, Kelly menggunakan bibir untuk mengirimkan semua cintanya ke dalam hati Dion.

“Aku menginginkannya.”

“Tidak boleh, besok kamu masih harus operasi, tidak boleh menghabiskan terlalu banyak tenaga.

Kelly menyelimuti dia dengan baik, mengabaikan sepasang mata Dion yang penuh gairah, keluar dari kamar tidur dengan tega.

Kelly seorang diri pergi ke atas atap, berdiri di dekat pagar pembatas, kedua tangan dilipat depan dada sambil menatap pegunungan berkabut di kkejauhan, tiba-tiba menutup wajahnya dan mulai menangis tersedu-sedu, kebahagiaan terus tersenyum padanya, sedangkan dia seperti komidi putar yang terus mengejar tanpa lelah, tapi selalu tidak sanggup melangkahi jarak yang kejam.

Airmata keluar melalui celah jari, kesedihan mengalir bagaikan sungai, jika bulan juga bisa mengalirkan air mata, maka, pasti akan membawa bintang diam-diam menangis demi cinta yang menyedihkan ini.

Tiba-tiba pinggangnya dilingkari oleh sepasang lengan yang kuat, Kelly segera menghapus bekas air mata yang ada di sudut matanya, merasa panik dan bertanya: “Kenapa kamu bangun?”

“Jika takut aku hilang ingatan dan melupakanmu, maka tidak perlu melakukan operasi ini saja.”

“Bukan, aku bukan takut dengan ini, aku hanya merasa sedih kenapa kisah cinta kita begitu sulit.”

Setiap kali merasa kebahagiaan sudah dekat sekali, melangkah ke depan, tapi tidak bisa meraihnya, perasaan tidak berdaya itu, sama seperti ular berbisa yang mengikis ke dalam tubuhnya, membuat seluruh tubuhnya terluka.

“Janji padaku, kelak walau bertemu masalah sesedih apa pun, jangan bersembunyi dan diam-diam menangis sendirian, jika mau menangis maka bersandar di bahuku untuk menangis.

“Baik.” Kelly mengangguk.

Kelly menangis lama sekali, sampai semua kemarahan di dalam hatinya terlampiaskan, baru bersandar di bahu Dion, mata melihat bintang yang paling terang di atas langit, berkata: “Apakah kita benar-benar sudah melalui banyak penderitaan?”

“Iya, sangat banyak.”

“Kalau begitu, apakah kamu akan memilih hilang ingatan untuk melupakan semua ini?”

“Jika aku bisa memilih tidak mencintaimu, maka aku bisa memilih seperti itu.”

Dion memberi dia jawaban yang meyakinkan, tapi setelah memberi jawab ini, keesok harinya Dion sudah menghilang.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu