Cinta Di Balik Awan - Bab 432 Mengatur Jadwal Operasi
Mereka berdua tiba di bandara, masih belum melewati pemeriksaan keamanan, tiba-tiba rasa pusing dan sakit menyerang, Dion merasa kedua matanya menggelap, langsung pingsan di aula bandara.
Kelly menjerit, berteriak dalam kepanikan: “Suamiku?? suamiku?? kamu kenapa! Kamu jangan menakutiku!”
Dengan bantuan staf bandara, Dion dengan sangat cepat di antar ke rumah sakit terdekat, dalam proses panjang menunggu hasil pemeriksaan, hati Kelly gundah sekali, dia tidak tahu harus mengalami berapa kali kesulitan dalam hidup ini, baru bisa mencapai apa yang disebut kebahagiaan, tapi ada satu hal dia sangat yakin, yaitu tuhan tidak akan merebut kebahagiaannya lagi.
Kebahagiaannya yang banyak kerusakan ini, walau diberikan pada tuhan, tuhan juga tidak akan mau……
“Kelly, bagaimana keadaan adik keempat?”
“Nyonya, bagaiamana tuan muda Stenheim bisa pingsan? Tubuhnya selalu sehati-sehat saja?”
“Tadi pagi saat berangkat apakah ada sesuatu yang aneh dengan dia?”
….……
Pertanyaan yang datang dari segala arah, membuat dia kebingungan dan tidak tahu harus bagaimana, sekarang dia juga sangat ingin tahu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Dion……
Setelah dua puluh menit, dokter yang melakukan pemerikasaan keluar, dia bertanya dengan raut wajah yang berat: “Apakah pasien pernah mengalami cedera kepala yang parah? Misalnya luka tembak?”
“Iya, apakah kondisinya tidak baik?”
Maxim bertanya dengan penuh kekhawatiran.
Setelah dianogsis awal kami, ini adalah sisa gejala luka tembaknya karena tidak dirawat dengan baik, menyebabkan kerusakan pada otak, harus dilakukan operasi, kalau tidak akan membahayakan nyawanya.
“Apakah sekarang?”
“Paling telat dua hari, semakin lama menundanya semakin tidak menguntungkan bagi pasien.”
“Kalau begitu, apakah operasi beresiko?”
Kelly mengepalkan kedua tangannya, berusaha membuat dirinya menerima kenyataan ini.
“Dibandingkan dengan kehilangan nyawa, lebih besar kemungkinan hilang ingatan.”
“Hilang ingatan…….”
Mendengar kata hilang ingatan hati Kelly mulai terasa sakit.
“Seberapa besar?”
“80%.”
“Apakah sebesar itu kemungkinannya? Bukankah itu berarti pasti akan hilang ingatan?”
Celestia merasa panik sampai melompat.
“Belum tentu juga,kondisinya bervariasi dari orang ke orang, ada pasien yang tidak kehilangan ingatan karena keinginan hati yang kuat, dan ada pasien karena mengalami terlalu banyak penderitaan, maka ada kemungkinan akan memilih hilang ingatan untuk melupakan semua ini.”
Mulan berjalan ke hadapan Kelly, menghibur dengan suara pelan: “Jangan khawatir, keinginan hati adik keempat selalu kuat, terutama perasaan terhadapmu.”
“Iya benar.”
Celestia segera menyetujuinya, mereka semua tahu, sekarang yang paling sedih adalah Kelly.
“Tolong segera aturkan jadwal operasi.”
Dia berusaha keras menahan rasa sakit di hati dan menatap lurus ke dokter, sebenarnya tidak perlu menghibur dia, karena tidak ada yang lebih penting dibandingkan Dion bisa tetap hidup.
Akhirnya jadwal operasi ditentukan besok jam sepuluh pagi, siangnya Dion sadar, dia mengetahui dirinya telah dioperasi, lalu diam terhadap semua orang, malah berkata sepatah pada Kelly: “Maaf.”
Mungkin orang lain tidak tahu apa maksud dari sepatah kata maaf itu, tapi Kelly mengerti, karena dia pernah mengatakan tidak akan membuatnya menderita lagi, tapi sekarang malah membuatnya sedih.
Jadi, dia merasa bersalah.
Sore harinya Dion bersikeras mau kembali ke taman bunga wisteria, dia setuju untuk operasi, tapi sehari sebelum operasi, dia tidak ingin tinggal di rumah sakit.
Kelly menemani dia kembali ke gunumg, sepanjang jalan mereka berdua diam tanpa bicara sepatah pun, sampai di depan rumah, dia memaksakan diri tersenyum: “Jangan berpikir terlalu banyak, hanya sebuah operasi kecil saja, begitu banyak rintangan telah dilewati, masih ada apa yang tidak bisa dilewati lagi.
Dion merasa kasihan padanya dan merapikan rambut halusnya yang berantakan, berkata dengan lembut: “Aku tidak apa-apa, jadi tidak perlu pura-pura tegar untuk menghiburku.”
Dari depan terdengar suara langkah kaki, kedua orang mengangkat kepala, bibi yu penuh airmata di dalam mata berjalan ke depan Dion, langsung memegang tangannya, agak tersedak mengatakan: “Tuan muda, nyonya berada di surga pasti akan melindungimu, tidak akan terjadi apa-apa padamu.”
“Iya, aku tahu, terima kasih.”
Kelly melihat tas ransel di tangannya, merasa bingung dan bertanya: “Kamu mau pergi ke mana?”
“Aku mau pergi ke Temple Of Heaven yang ada di kaki gunung untuk berdoa buat tuan muda, kapan dia sembuh aku baru akan pulang…….”
Bibi yu selesai bicara, langsung memalingkan kepala dan berbalik pergi ke kaki gunung, Dion segera menghentikannya: “Tidak perlu, aku sudah tahu niatmu, semua itu hanya takhyul saja, hanya untuk membuat hati lebih tenang.”
“Walaupun hanya demi membuat hati lebih tenang aku juga tetap akan pergi!”
Bibi Yu sangat keras kepala berusaha melepaskan tangan Dion, Dion masih ingin mengatakan sesuatu,, Kelly menghalanginya: “Biarkan dia pergi saja, hanya ingin melakukan sesuatu untukmu.”
Kelly menggandeng lengan Dion berjalan masuk ke halaman, lalu duduk di sofa ruang tamu, Kelly menjongkok di depan Dion, bertanya dengan lembut: “Malam ini ingin makan apa? Asalkan yang ingin kamu makan akan aku buatkan.”
Dion tersenyum: “Apa pun boleh, asalkan kamu yang buat aku akan memakannya.”
“Baiklah, kamu tunggu aku.”
Kelly masuk ke dapur, sangat cepat Dion sudah mendengar suara berderak dari dalam dapur, Dion menekuk sudut bibirnya, berbaring di atas sofa, ingin tidur sejenak.
Tidak tahu sudah tidur berapa lama, di samping telinga terdengar suara cemas yang memanggil: “Suamiku, bangun, suamiku……”
Dion perlahan-lahan membuka matanya, melihat wajah istrinya yang penuh kekhawatiran, mengulurkan tangan mengusap keningnya: “Aku hanya tidur sejenak, kenapa ketakutan sampai seperti ini? Jangan-jangan takut aku tidak bisa bangun lagi?”
“Tidak boleh bicara sembarangan.”
Kelly masuk ke dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat, dalam hati agak takut dan berkata: “Makan malam sudah siap, ayo makan selagi masih panas.”
“Baik.”
Kedua orang masuk ke dapur, melihat dua mangkuk pangsit panas di atas meja, Dion tersenyum: “Kenapa kamu bisa tahu kalau aku ingin makan ini? Apakah sekarang sudah bisa tahu dengan jelas semua pikiranku?”
“Dulu kamu juga sudah menyukainya, jadi tidak perlu tahu dengan jelas, ini adalah hal paling umum di antara sepasang kekasih.”
Dion mengambil sumpit yang disodorkan Kelly, mengambil sepotong pangsit dan dimasukan ke dalam mulut, mengunyah sambil mengangguk: “Rasanya tetap enak seperti biasa.”
“Jadi, tetap akan bisa mengingatnya, benar tidak?”
“Eng?” Dion tidak mengerti sambil mengangkat alis, tidak terlalu mengerti maksud dari dalam kata-katanya.
“Walaupun tidak mengingatku lagi, juga tetap akan mengingat rasa ini, benar tidak?”
Dion tertegun, seketika langsung mengerti, mengulurkan tangan mengusap rambut kelly, berkata dengan sangat memanjakan: “Bodoh.”
Selesai makan malam, Kelly mengabaikan keinginan kuat Dion untuk pergi menonton film, bersikeras memaksanya naik ke lantai atas, menyuruh dia baik-baik pergi tidur, mengumpulkan tenaga untuk persiapan operasi besok.
“Apakah kamu masih belum tidur? Dion meraih tangan Kelly ketika Kelly akan pergi.
“Sebentar lagi aku akan tidur, piring di bawah masih belum dicuci.”
“Kalau begitu cium aku.”
Kelly tidak bersikap baik lalu tersenyum, mendekatkan tubuh mencium keningnya, terus mencium sampai ke bibirnya, Kelly menggunakan bibir untuk mengirimkan semua cintanya ke dalam hati Dion.
“Aku menginginkannya.”
“Tidak boleh, besok kamu masih harus operasi, tidak boleh menghabiskan terlalu banyak tenaga.
Kelly menyelimuti dia dengan baik, mengabaikan sepasang mata Dion yang penuh gairah, keluar dari kamar tidur dengan tega.
Kelly seorang diri pergi ke atas atap, berdiri di dekat pagar pembatas, kedua tangan dilipat depan dada sambil menatap pegunungan berkabut di kkejauhan, tiba-tiba menutup wajahnya dan mulai menangis tersedu-sedu, kebahagiaan terus tersenyum padanya, sedangkan dia seperti komidi putar yang terus mengejar tanpa lelah, tapi selalu tidak sanggup melangkahi jarak yang kejam.
Airmata keluar melalui celah jari, kesedihan mengalir bagaikan sungai, jika bulan juga bisa mengalirkan air mata, maka, pasti akan membawa bintang diam-diam menangis demi cinta yang menyedihkan ini.
Tiba-tiba pinggangnya dilingkari oleh sepasang lengan yang kuat, Kelly segera menghapus bekas air mata yang ada di sudut matanya, merasa panik dan bertanya: “Kenapa kamu bangun?”
“Jika takut aku hilang ingatan dan melupakanmu, maka tidak perlu melakukan operasi ini saja.”
“Bukan, aku bukan takut dengan ini, aku hanya merasa sedih kenapa kisah cinta kita begitu sulit.”
Setiap kali merasa kebahagiaan sudah dekat sekali, melangkah ke depan, tapi tidak bisa meraihnya, perasaan tidak berdaya itu, sama seperti ular berbisa yang mengikis ke dalam tubuhnya, membuat seluruh tubuhnya terluka.
“Janji padaku, kelak walau bertemu masalah sesedih apa pun, jangan bersembunyi dan diam-diam menangis sendirian, jika mau menangis maka bersandar di bahuku untuk menangis.
“Baik.” Kelly mengangguk.
Kelly menangis lama sekali, sampai semua kemarahan di dalam hatinya terlampiaskan, baru bersandar di bahu Dion, mata melihat bintang yang paling terang di atas langit, berkata: “Apakah kita benar-benar sudah melalui banyak penderitaan?”
“Iya, sangat banyak.”
“Kalau begitu, apakah kamu akan memilih hilang ingatan untuk melupakan semua ini?”
“Jika aku bisa memilih tidak mencintaimu, maka aku bisa memilih seperti itu.”
Dion memberi dia jawaban yang meyakinkan, tapi setelah memberi jawab ini, keesok harinya Dion sudah menghilang.
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinLelaki Greget
Rudy GoldCinta Yang Terlarang
MinnieMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMata Superman
BrickThe Great Guy
Vivi HuangCinta Di Balik Awan×
- Bab 1 Pria Yang Dikejar Pembunuh
- Bab 2 Kesucian Atau Keadilan
- Bab 3 Sepertinya Kenal
- Bab 4 Jarak Antar Mereka
- Bab 5 Memilih Selir
- Bab 6 Kabur Sejauh Mungkin
- Bab 7 Berani Menentang
- Bab 8 Peraturan Keluarga Kaya
- Bab 9 Pesta Topeng
- Bab 10 Takdir Buruk
- Bab 11 Pria Ini Tak Mudah
- Bab 12 Niat Satu Pihak
- Bab 13 Apa Kita Kenal Dekat
- Bab 14 Perlu Mengubah Image
- Bab 15 Gerakan Kecil Romantis
- Bab 16 Tak Ada Yang Bisa Didapat
- Bab 17 Pura-Pura Tidak Kenal
- Bab 18 Daya Tarik
- Bab 19 Senyuman Spesial
- Bab 20 Jangan Jadi Wanita Yang Orang Harapkan
- Bab 21 Pemikiran Yang Melampaui Batas
- Bab 22 Cinta Sampai Tak Berdaya
- Bab 23 Gosip Yang Membuat Gusar
- Bab 24 Salah Kirim Pesan
- Bab 25 Sumpah Mati Pengabdian
- Bab 26 Mudah Dicintai
- Bab 27 Lesung Bunga Mekar
- Bab 28 Fragnant Night
- Bab 29 Perasaan Mistis Membuat Perasaan Kacau
- Bab 30 Antara Laki-Laki dan Perempuan
- Bab 31 Rahasia yang Harus Dijaga Baik
- Bab 32 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 33 Penyimpangan Perilaku
- Bab 34 Kemampuan Wanita Untuk Menjadi Pemenang
- Bab 35 Menjadi Yang Lain
- Bab 36 Pinggang Ramping Enak Di Peluk
- Bab 37 Orang Yang Berdansa Dengannya.
- Bab 38 Masalah Umum Pria
- Bab 39 Tidak Boleh Didekati
- Bab 40 Tidak Beda Dengan Binatang
- Bab 41 Hidup Dalam Kebahagiaan, Tidak Merasakan Bahagia
- Bab 42 Kita Jangan Kontak Lagi
- Bab 43 Ditakdirkan Hanya Sebagai Pengunjung
- Bab 44 Kebiasaan
- Bab 45 Dunia Kiamat
- Bab 46 Teman terbaik
- Bab 47 Ditakdirkan Bertemu Di Mana Saja
- Bab 48 Tatapan istimewa
- Bab 49 Tidak Ada Rahasia Yang Bisa Ditutupi Selamanya
- Bab 50 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 51 Memperlakukan Dengan Sopan
- Bab 52 Tak Bisa Dipisahkan Dan Dilupakan
- Bab 53 Jatuh Dalam Pelukan
- Bab 54 Napas Hangat
- Bab 55 Pria Tidak Berkomitmen
- Bab 56 Terluka
- Bab 57 Buka Bajunya
- Bab 58 Minta dia untuk melayani
- Bab 59 Menantang Batas Kesabaran
- Bab 60 Kamulah Protagonis
- Bab 61 Pilihan Terakhirnya
- Bab 62 : Jika Cinta Itu Bertahan Lama
- Bab 63: Sel-sel Yang Tidak Tenang
- Bab 64 Menggoda Hatinya
- Bab 65 Tanpa Sadar Perasaan Muncul
- Bab 66 Bertemu Di Jalan
- Bab 67 Apakah Kamu Menutupi Identitasku?
- Bab 68 Pernikahanku, Aku Yang Putuskan
- Bab 69 Tidak Jatuh Cinta
- Bab 70 Tidak Tega Melakukan Sesuatu Padamu
- Bab 71 Kekacauan Setelah Minum
- Bab 72 Tidak Menunggu Lama
- Bab 73 Kita Tidak Bisa
- Bab 74 Berjuang Meronta Akal Sehat
- Bab 75 Jatuh Ke Jurang
- Bab 76 Sementara Rahasia
- Bab 77 Cinta Yang Salah Seumur Hidup
- Bab 78 Ayam Goreng Kacang
- Bab 79 Rasa Buah Yang Segar
- Bab 80 Digosipkan Yang Tidak-Tidak
- Bab 81 Ketidaktahuan Juga Suatu Kebahagiaan
- Bab 82 Cinta Yang Unik
- Bab 83 Ciuman Berapi-Api
- Bab 84 Hati Akan Pergi Mengikuti Cinta
- Bab 85 Tinggallah Disisiku
- Bab 86 Sisi Gelap
- Bab 87 Tidak Masuk Kedalam hatinya
- Bab 88 Lempar Batu Sembunyi Tangan
- Bab 89 Makan Lalat
- Bab 90 Terbang Seperti Phoenix
- Bab 91 Pria Dia Pasti Kurebut
- Bab 92 Cari Pasangan Yang Cocok Untuknya
- Bab 93 Kamu Ganti Pacar Lagi?
- Bab 94 Tidak Pernah Menganggapmu Sebagai Orang Luar
- Bab 95 Pertengkaran yang Sengit
- Bab 96 Tunggu saja Hukumannya
- Bab 97 Lelucon Dingin
- Bab 98 Masuk Ketempat Yang Tidak Seharusnya
- Bab 99 Aturan Berbeda Karena Seseorang
- Bab 100 Panggilan Telepon Yang Tak Terduga
- Bab 101 Dia Bukan Mangsanya
- Bab 102 Tidak Bisa Dihentikan
- Bab 103 Sehari Tidak Bertemu Bagaikan Sembilan Bulan Tidak Bertemu
- Bab 104 Apa Yang Salah Dengan Sebuah Ciuman
- Bab 105 Kisah Coklat Dove
- Bab 106 Gengsi Membuatmu Menderita
- Bab 107 Penampilan Yang Kasar
- Bab 108 Godaan Selembar Cek
- Bab 109 Kita Putus Saja
- Bab 110 Mencintai Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Dia
- Bab 111 Bersedia mempertaruhkan semuanya untukmu
- Bab 112 Sepuluh Ribu Macam Jalan
- Bab 113 Menggunakan Kebaikan Untuk Mendapatkan Cinta
- Bab 114 Darimana
- Bab 115 Berciuman Dengan Lembut
- Bab 116 Garis Pertahanan Hati
- Bab 117 Menginjak Ketulusan Orang Lain
- Bab 118 Hambatan Hati
- Bab 119 Wanita Seharusnya Lebih Bisa Bawa Diri
- Bab 120 Haid Sialan
- Bab 121 Percuma Sudah Memperingatkan
- Bab 122 Mencintaimu Butuh Berapa Banyak Keberanian
- Bab 123 Jadi Penjahat
- Bab 124 Kabar Baik Kabar Buruk
- Bab 125 Perubahan
- Bab 126 Tidak Berjuang
- Bab 127 Dion Brengsek
- Bab 128 Dandelion Ungu
- Bab 129 Benar-Benar Ingin Memintamu
- Bab 130 Bersikeras Tidak Kembali Ke Rumah
- Bab 131 Pernikahan
- Bab 132 Menghilang
- Bab 133 Gaun Pengantin Dengan Berlian
- Bab 134 Kamu Tidak Ada Harapan
- Bab 135 Gen Keluarga
- Bab 136 Hidup Di Mata Orang Lain
- Bab 137 Kotak Pandora
- Bab 138 Jangan Mengecewakanku
- Bab 139 Bertaruh Kebahagiaan Seumur Hidup
- Bab 140 Menunggu
- Bab 141 Pertama Kali (1)
- Bab 141 Pertama Kali (2)
- Bab 142 Senasib (1)
- Bab 142 Senasib (2)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (1)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (2)
- Bab 144 Mengapa (1)
- Bab 144 Mengapa (2)
- Bab 145 Bandara (1)
- Bab 145 Bandara (2)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (1)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (2)
- Bab 147 Dalam Masalah
- Bab 148 Malam Yang Indah (1)
- Bab 148 Malam Yang Indah (2)
- Bab 149 Lemah (1)
- Bab 149 Lemah (2)
- Bab 150 Makan Bersama Setelah Pulang Kerja
- Bab 151 Konferensi Pers
- Bab 152 Pembubaran Kontrak Pernikahan
- Bab 153 Kakak Kedua
- Bab 154 Mabuk Berat
- Bab 155 Menikah
- Bab 156 Jelek
- Bab 157 Bertemu Leheon
- Bab 158 Pelayan Meminta Maaf
- Bab 159 Sembuh
- Bab 160 Kelupaan
- Bab 161 Makan Pangsit
- Bab 162 Sesuatu yang terjadi datang secara bersamaan
- Bab 163 Selamat Ulang Tahun
- Bab 164 Kesal Sekali 1
- Bab 164 Kebahagiaan 2
- Bab 165 Perkumpulan
- Bab 166 Makan
- Bab 167 Terus Terang
- Bab 168 Gaun Pesta
- Bab 169 Harapan Kedepan
- Bab 170 Diculik
- Bab 171 Berani
- Bab 172 Terkejut
- Bab 173 Besok Datang Lagi
- Bab 174 Aku Mau Balas Dendam
- Bab 175 Khawatir
- Bab 176 Tunggu aku
- Bab 177 Chatting
- Bab 178 Liburan
- Bab 179 Menangis
- Bab 180 Bercanda
- Bab 181 Rumah Sakit
- Bab 182 Operasi
- Bab 183 Sakit Hati (1)
- Bab 183 Sakit Hati (2)
- Bab 184 Sadar (1)
- Bab 184 Sadar (2)
- Bab 185 Melihat Sunrise (1)
- Bab 185 Melihat Sunrise (2)
- Bab 186 Bermuka Tebal (1)
- Bab 186 Bermuka Tebal (2)
- Bab 187 Aku Menikahimu (1)
- Bab 187 Aku Menikahimu (2)
- Bab 188 Serigala Datang (1)
- Bab 188 Serigala Datang (2)
- Bab 189 Ganti Rugi (1)
- Bab 189 Ganti Rugi (2)
- Bab 190 Tanpa Sadar mengetahui Rahasia (1)
- Bab 190 Tanpa sadar mengetahui Rahasia (2)
- Bab 191 Omong Kosong (1)
- Bab 191 Omong Kosong (2)
- Bab 192 Sedih (1)
- Bab 192 Sedih (2)
- Bab 193 Menumpang (1)
- Bab 193 Menumpang
- Bab 194 Tak Menyerah
- Bab 195 Dandelion Bertunas (1)
- Bab 195 Dandelion Bertunas (2)
- Bab 196 Membeli baju
- Bab 197 Punya Anak
- Bab 198 Dandelion Sepenuhnya Hancur
- Bab 199 Maaf (1)
- Bab 199 Maaf (2)
- Bab 200 Bercerita Lucu (1)
- Bab 200 Bercerita Lucu (2)
- Bab 201 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu (1)
- Bab 216 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu
- Bab 202 Pria Brengsek
- Bab 203 Diikuti Hantu
- Bab 204 Cara Terbaik Melarikan Diri.
- Bab 205 Perjamuan (1)
- Bab 205 Perjamuan (2)
- Bab 206 Dia Akan Menikah
- Bab 207 Jalang
- Bab 208 Gaun Pengantin
- Bab 209 Belum Tidur ? (1)
- Bab 209 Belum Tidur ? (2)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (1)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (2)
- Bab 211 Jangan Menangis (1)
- Bab 211 Jangan Menangis (2)
- Bab 212 Pembohong (1)
- Bab 212 Pembohong (2)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (1)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (2)
- Bab 214 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Kalah !
- Bab 215 Berbahaya
- Bab 216 Aku Berpikir Untukmu
- Bab 217 Nonton Film
- Bab 218 Tan
- Bab 219 Menyebalkan
- Bab 220 Pergi
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (1)
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (2)
- Bab 222 Istri Selingkuh Duluan
- Bab 223 Apa Kamu Mau Meninggalkan Dion
- Bab 224 Resah
- Bab 225 Menolak
- Bab 226 Malam Yang Sepi
- Bab 227 Tidak Ada Keberanian
- Bab 228 Antara Janji Dan Tanggung Jawab
- Bab 229 Cincin Nikah
- Bab 230 Cepat Pakai Baju
- Bab 231 Apa Cinta Itu Penting
- Bab 232 Karaoke
- Bab 233 Cinta Terakhir yang Berisi Air Mata
- Bab 234 Pembunuh (1)
- Bab 234 Pembunuh (2)
- Bab 235 Semalaman Tidak Pulang
- Bab 236 Selamat Jalan
- Bab 237 Berdoa
- Bab 238 Melihat Pernikahannya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 239 Aula Pernikahan
- Bab 240 Mimpi Yang Rusak
- Bab 241 Pembohong
- Bab 242 Terjadi Sesuatu
- Bab 243 Seumur Hidup
- Bab 244 Aku Tidak Meninggalkanmu
- Bab 245 Tetap Bersamaku
- Bab 246 Perpisahan
- Bab 247 Tan?
- Bab 248 Maafkan
- Bab 249 Bicarakan Soal Syarat
- Bab 250 Bertemu Lagi
- Bab 251 Permainan Kata-Kata Tulus
- Bab 252 Domino Idiom
- Bab 253 Kata-Kata Tulus
- Bab 254 Pameran Bursa Kerja
- Bab 255 Tidak Suka
- Bab 256 Wawancara
- Bab 257 Penghalang Cinta
- Bab 258 Lamaran
- Bab 259 Air Mata Dari Wanita
- Bab 260 Lembur
- Bab 261 Tamparan
- Bab 262 Memalukan
- Bab 263 Mau Tidak Coba Seberapa Keras
- Bab 264 Jangan Dikasih Hati Minta Jantung Ya
- Bab 265 Apa Ini Kejutan
- Bab 266 Bersekongkol
- Bab 267 Malam Natal
- Bab 268 Tan Hilang
- Bab 269 Tidak Tenang
- Bab 270 Tempat Judi
- Bab 271 Ambilah Hatiku
- Bab 272 Penundaan Pernikahan
- Bab 273 Kehidupan Sederhana
- Bab 274 Minum Anggur
- Bab 275 Marah
- Bab 276 Yang Paling Kejam Bukanlah Kegagalan
- Bab 277 Bunuh Diri
- Bab 278 Kematian Tan
- Bab 279 Kecelakaan Yang Tak Terduga
- Bab 280 Bertengkar
- Bab 281 Tidak Ada Akhir Ke Tiga
- Bab 282 Moodnya Sudah Bagus
- Bab 283 Fitting Gaun Pernikahan
- Bab 284 Berlama-Lama Sampai Mati
- Bab 285: Sindiran
- Bab 286 Kejadian di Hotel
- Bab 287 Berapa Lama?
- Bab 288 Mencium Kelly
- Bab 289 Aku Mencintaimu
- Bab 290 Lawan Kata Dari Aku Mencintaimu
- Bab 291 Menceritakan Kisah
- Bab 292 Aku Mencintaimu
- Bab 293 Jangan Katakan!
- Bab 294 Menggambar Lingkaran
- Bab 295 Rahasia
- Bab 296 Jangan Lepaskan Aku
- Bab 297 Mandi dan Tidurlah
- Bab 298 Kemarahan
- Bab 299 Lika-Liku Perjalanan
- Bab 300 Minum Alkohol
- Bab 301 Jebakan
- Bab 302 Kebenaran Selalu Pahit
- Bab 303 Cinta Yang Telah Mati
- Bab 304 Aku Membutuhkanmu!
- Bab 305 Mengambil Nyawanya!
- Bab 306 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 307 Mabuk
- Bab 308 Cinta Hingga Akhir
- Bab 309 Tidak Mengerti Arti Cinta
- Bab 310 Foto
- Bab 311 Perasaan Bersalah
- Bab 312 Sungguh Menderita
- Bab 313 Hamil
- Bab 314 Hidup Untuk Cinta
- Bab 315 Setia Pada Teman
- Bab 316 Hidup Dengan Baik
- Bab 317 Menggugurkan Anak
- Bab 318 Aku Tidak Mau Menggugurkan Anak
- Bab 319 Telah Pergi
- Bab 320 Identitas Asli Leheon Mozard
- Bab 321 Lupakan Saja
- Bab 322 Ada Pendukung
- Bab 323 Siapa Kamu Sebenarnya?
- Bab 324 Bersalah
- Bab 325 Hamil Diluar Nikah
- Bab 326 Mau Lahir (1)
- Bab 326 Mau Lahir (2)
- Bab 327 Aku Bersedia
- Bab 328 Keji
- Bab 329 : Langsung Berlari
- Bab 330 : Mencari Saudara
- Bab 331 : Loyalitas Bodoh !
- Bab 332 : Terlalu Kesepian
- Bab 333 : Perjanjian Lima Tahun
- Bab 334 : Pintar Sekali
- Bab 335 : Pulang
- Bab 336 Bertemu Samuel
- Bab 337 Ayahnya Adalah Dion ...
- Bab 338 Mengulangi Kesalahan
- Bab 339 Lima Tahun Yang Lalu
- Bab 340 Reuni Yang Tak Terduga
- Bab 341 Menangis
- Bab 342 Sakit Karena Cinta Yang Tidak Bisa Didapatkan
- Bab 343 Kedua Kali Bertemu
- Bab 344 Dia Tidak Ada Seharipun Yang Tidak Sakit
- Bab 345 Menginap Pada Malam Ini
- Bab 346 Mencium Sampai Berdarah
- Bab 347 Orang jahat
- Bab 348 Ayah dari Anak Itu
- Bab 349 Marah
- Bab 350 Jangan Bicara Dengan Paman
- Bab 351 Masih Belum Mati
- Bab 352 Tergila-Gila Padanya
- Bab 353 Merasa Bersalah
- Bab 354 Alergi
- Bab 355 Maaf
- Bab 356 Kalau Aku Perlu Kamu, Aku Harus Bagaimana?
- Bab 357 Kencan Buta
- Bab 358 Selamatkan Ibuku
- Bab 359 Kembali Ke Sisiku
- Bab 360 Harmonis
- Bab 361 Mengoles Obat
- Bab 362 Tidak Sempat Berpamitan
- Bab 363 Terakhir Kalinya
- Bab 364 Kamu Selalu Begitu Jahat.
- Bab 365 Hubungan Persaudaraan Yang Berharga
- Bab 366 Pengenalan Ayah Dan Anak
- Bab 367 Kenapa Bisa Namanya ?
- Bab 368 Mencari Wanwan
- Bab 369 Perbedaan Yang Drastis
- Bab 370 Menyalahkan
- Bab 371 Menangislah
- Bab 372 Bukan Tidak Cinta Melainkan Sangat Cinta
- Bab 373 Datanglah ke Kamarku
- Bab 374 Nenek Sudah Meninggal
- Bab 375 Kamu Tidur Saja
- Bab 376 Berjanji
- Bab 377 Bersedia Mati Di Sisimu
- Bab 378 Siapa Pelakunya?
- Bab 379 Keguguran
- Bab 380 Benarkah Itu Kamu?
- Bab 381 Apakah Tidak Senang Bertemu Denganku?
- Bab 382 Malam Pernikahan Yang Tragis
- Bab 383 Jesan Bishen
- Bab 384 Suami Istri Tua
- Bab 385 Pernikahan Akhirnya Berlangsung Sesuai Jadwal
- Bab 386: Malam Pertama
- Bab 387: Terima Kasih
- Bab 388: Mayat
- Bab 389: Kita Hadapi Bersama
- Bab 390: Kantor Polisi
- Bab 391 Investigasi
- Bab 392 Jesan Bunuh Diri
- Bab 393 Merebut Posisi
- Bab 394 Meninggal
- Bab 395 Curiga
- Bab 396 Kasusnya Sudah Ditutup
- Bab 397 Rubah Menunjukkan Ekornya
- Bab 398 Meninggalkan Zurich
- Bab 399 Hilang
- Bab 400 Masih Hidup?
- Bab 401 Runtuh
- Bab 402 Kebenaran Mengejutkan 20 Tahun Yang Lalu
- Bab 403 Membuat Orang Sangat Lelah
- Bab 404 Kebenaran
- Bab 405 Berhati Lembut Seperti Wanita
- Bab 406 Tidak Bisa Menahan
- Bab 407 Pengirim Surat Yang Misterius
- Bab 408 Siapa Kamu?
- Bab 409: Berdarah Dingin
- Bab 410 Rencana
- Bab 411 Pria Nenek
- Bab 412 Bertindak Gegabah
- Bab 413 Berpura-Pura?
- Bab 414 Menangis
- Bab 415 Ketidakadilan
- Bab 416 Amnesia
- Bab 417: Tidak Berani Menganggap Enteng
- Bab 418 Mencelakai Kamu
- Bab 419 Mencelakai
- Bab 420 Berkelahi Terus Terang
- Bab 421 Tidak Menyangka
- Bab 422 Terlalu Kelewatan
- Bab 423 Rindu
- Bab 424 Terjebak Bahaya
- Bab 425 Kehangatan
- Bab 426 Emosi Apa yang Menyelubunginya
- Bab 427 Bandit yang Bengis
- Bab 428 Jadi Hantu Pun Tidak Akan Membebaskanmu
- Bab 429 Segera Meninggal
- Bab 430 Kebencian di Dalam Hati
- Bab 431 Menyaksikan Pertunjukkan Asyik
- Bab 432 Mengatur Jadwal Operasi
- Bab 433 Terpisah Di Dua Alam Berbeda
- Bab 434 Jangan Khawatir
- Bab 435 Satu Tahun Kemudian (Tamat)
- Bab 436 Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (1)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (2)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (3)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (1)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (2)
- Bab 438 Kota Asing: Jika Cinta Adalah Kehendak Tuhan
- Bab 439: Negara Asing: Rencana Gila