Cinta Di Balik Awan - Bab 142 Senasib (2)

“Hmm,baiklah. “

Dion mundur keluar, sambil menutup pintu kamar mandi.

“Tunggu sebentar. “ Kelly menjulurkan kepalanya keluar: “Aku tidak ada baju ganti, bajuku ada dimobil Asisten Maxim. “

“Ambil ini. “

Dion membuka lemari, yang penuh dengan kemeja yang cantik dan mahal, tangannya mengambil kemeja biru lalu melempar kepadanya.

Kelly yang mandi air panas, menjadi semakin ngantuk, dia ingin tidur dalam bathtub, dalam kegelapan saat itu juga.

Tok tok, melihat dia yang tidak keluar, Dion mengetuk pintu.

“Sudah selesai belum? “

“Sudah. “

Kelly malas bangkit, mengambil handuk menyeka air yang ada ditubuhnya, lalu memakai kemeja biru.

_______________________

Bagi seorang pria, hal yang paling indah, adalah saat bangun tidur, wanita yang paling dicintai masih berada disampingnya.

“Ya Tuhan, akhirnya kamu bangun, aku sudah khawatir setengah mati. “

Kelly menarik lengannya dengan kuat.

“Kenapa? “

“Aku ingin keluar, sejak kemarin sore terus dalam ruangan ini sangat pengap, pengap sampai hampir sakit. “

Dion tersenyum: “Ingin keluar juga tidak ada orang yang mengikatmu, kamu tinggal buka pintu bukannya sudah bisa keluar. “

“Aissh. “ Dia menghela nafas, dia berkata dengan jujur: “Aku takut pengurus rumah kalian. “

“Bibi Min? “

“Ehnn........ “

“Takut dia melakukan apa? “

“Setiap kali dia menatapku dengan tatapan kanibal seakan ingin memakanku, bisakah aku tidak takut? “

Dion berpikir, lalu bangkit dan berkata: “Baiklah, tunggu aku sebentar. “

Dia berpakaian rapi, menggandeng tangannya turun kebawah.

Ternyata sesuai prediksi, pengurus rumah yang melihat Kelly, pertama-tama wajahnya tampak terkejut, lalu berubah menjadi penuh dengan emosi.

“Bagaimana kamu bisa masuk? “

Kelly menelan ludah, dan melemparkan pandangan bantuan kepada pria di sampingnya.

“Bibi Min, sudah berapa kali ku bilang padamu, perlakukan nona Kelly dengan sopan, kenapa? Ucapanku hanya hembusan angin belaka? “

Tanya Dion dengan suara dingin.

Pengurus rumah menundukkan kepala menyangkal: “Bukan begitu tuan muda, hanya saja nona Kelly memperlakukan kediaman tuan seperti rumahnya sendiri, aku saja tidak tahu kapan dia masuk kemari. “

“Disini kedepannya adalah rumahnya, dia ingin datang tinggal datang, ingin pergi tinggal pergi, tidak perlu meminta persetujuan dari siapapun, dan tidak boleh ada orang yang menghalanginya. “

“……Baik, aku mengerti“, pengurus rumah menganggukkan kepala dengan enggan.

Setelah makan siang, Dion ingin membawanya kesuatu tempat, setelah naik mobil, Kelly bertanya dengan ragu: “Kemana? “

“Kamu tidak ingin tahu sebelumnya aku menghilang pergi kemana? “

“Ingin tahu. “

“Kalau begitu ayo pergi. “

Sekali jalan setengah jam berlalu, Kelly tidak bisa menahan rasa penasarannya dan bertanya-tanya: “Kemana perginya? Kenapa sudah begitu lama masih belum sampai? “

“Jangan terburu-buru, masih ada setengah jam lagi baru sampai. “

“Masih ada setengah jam lagi? “ Kelly menggosok dahinya: “Kamu tidak mencari tempat yang sepi untuk membuangku kan. “

Dion tersenyum: “Aku mana rela membuangmu. “

“Huh, kalau aku tidak datang ke Zurich, kamu juga baik-baik saja, bahkan mungkin sudah menikah dengan Jesan. “

“Kalau kamu tidak datang, hari ini aku siap untuk pergi menculik orang. “

“Siapa yang percaya. “

“Tidak perlu siapapun percaya, aku hanya melakukan apa yang ingin kulakukan. “

Mobil sudah sampai ketempat tujuan, Kelly turun dari mobil, dia melihat ke sekeliling, tatapan matanya terpaku pada sanatorium, tangannya menunjuk sambil berkata, “tidak mungkin yang ini kan? “

“Ehn. “

Dion mengangguk: “Ini dia tempatnya. “

Kelly mengikutinya masuk, hatinya gugup: “Siapa yang tinggal disini? Kakekmu? Nenekmu? Atau.... “

“Kamu diam dulu. “