Cinta Di Balik Awan - Bab 290 Lawan Kata Dari Aku Mencintaimu

India adalah salah satu dari tiga agama terbesar di dunia, tempat kelahiran agama Buddha, alasan mengapa Kelly memilih di sini adalah untuk mendapatkan ketenangan batin, ketenangan pikiran dan kebahagiaan, memahami bagaimana menjadi manusia yang baik, dan menyelesaikan masalah.

Setelah turun dari pesawat, Kelly mencari sebuah hotel di pusat kota dan di dekat hotel ada sebuah kuil, selama berdiri di depan jendela hotel, dia bisa mendengar alunan paritta.

Malam hari, Dion meneleponnya, dan Kelly menjawabnya——

“……Halo?”

“Sedang apa?”

“Baca buku.”

“Rindu aku tidak?”

Kelly tersenyum: “Ketika membaca buku bagaimana bisa tidak fokus.”

“Kalau begitu jangan baca lagi, ayo ngobrol.”

“Malam ini kamu tidak bekerja?”

“Tidak bisa bekerja, mengingat kamu tidak ada disampingku, pikiranku kacau.”

“Kalau begitu kamu bayangkan saja aku berada disampingmu.”

“Kamu tahu ini namanya apa? Ini namanya menipu diri sendiri.”

Kelly menghela nafas: “Pria itu harus fokus pada karier, baru bisa mengendalikan emosi dan pikiran.”

Dion bangkit dan berkata: “Aku mulai menyesal membiarkanmu pergi ke India, baru pergi sehari sudah membuatku tidak memiliki emosi dan pikiran, bagaimana dengan satu bulan?”

“Menyesal juga tidak ada gunanya, aku sudah sampai.”

“Heh, kamu ingin mencampakkan orang setelah mencapai tujuan?”

“Tidak.”

Dia mengembungkan pipinya: “Aku matikan telepon dulu, masih mau baca buku.”

“Tidak boleh.”

“Kenapa lagi?”

“Letakkan tanganmu di depan dada lalu pikirkan.”

“Pikirkan apa?”

“Demi dirimu aku tidak ada nafsu makan, pekerjaan juga tidak bisa dikerjakan, dan kamu masih ada niat untuk membaca buku? Ehn? Mana hati nuraimu?”

“Mungkin hati nurani juga ingin istirahat, sudah begitu malam, kalau tidak bisa bekerja maka istirahatlah, selamat malam.”

Kelly lebih dulu mematikan telepon, Dion marah memandang teleponnya tidak bisa mengatakan apa-apa, dia menggertakkan gigi dan menganggukkan kepala: “Ok, beraninya mematikan teleponku, kita bicarakan nanti setelah pulang……”

Keesokan pagi, Kelly ke kuil 大同, dia berdiri di depan seorang Bhikku terkenal dan mendengarkannya berkhotbah kepada orang lain, untuk sesaat dia tidak bisa melangkah maju.

Setelah mendengarkan selama setengah jam dan orang-orang di depan Bhikkhu itu pergi, dia duduk dan berkata dengan tulus: “Bhikkhu, tolong bantu aku……”

“Nona ada hal apa yang membuatmu berpikiran tidak terbuka?”

“Aku melakukan kesalahan, tapi tidak berani memberitahu kekasihku, aku takut begitu aku mengatakannya, hubunganku dan dia akan berakhir……”

Bhikkhu tertawa: “Kelihatan hatimu sedang gelisah dan memiliki konflik, begini saja, aku ceritakan sebuah kisah padamu, besok di waktu yang sama seperti saat ini kamu datang mencariku lagi, selama tiga hari berturut-turut, aku akan menceritakan tiga kisah, tiba saatnya, Buddha akan membimbing jalanmu, kamu akan mengerti harus berbuat apa.”

“Baik, terima kasih Bhikkhu.”

“Sekarang, pejamkan matamu, tinggalkan semua pikiran kacau di hatimu, dengarkan kisahku, dan perlahan-lahan pahami kebenarannya.”

Bhikkhu bersikap anjali, perlahan berkata: “Seorang Bhikkhu muda, bertanggung jawab membersihkan daun-daun yang jatuh di halaman kuil setiap pagi, ini benar-benar pekerjaan yang sulit bangun di pagi hari menyapu dedaunan, terutama di musim gugur dan musim dingin, ketika angin berhembus, dedaunan terbang turun bersama angin. Setiap pagi membutuhkan lebih banyak waktu untuk membersihkan dedaunan, yang membuat Bhikkhu muda ini sakit kepala. Dia selalu ingin menemukan cara yang baik untuk bersantai.”

Kemudian ada seorang Bhikkhu berkata kepadanya: “ Besok pagi sebelum kamu menyapu guncangkan pohon itu dengan kuat, jatuhkan semua daun, dengan begitu lusa kamu tidak perlu menyapu daun yang berguguran lagi.”

Bhikkhu muda itu merasa ide ini cukup bagus, lalu keesokan pagi dia bangun pagi-pagi, mengguncangkan pohon itu dengan kuat, dengan begitu dia bisa menyapu dedaunan yang jatuh hari ini dan besok sekaligus. Bhikkhu muda itu sangat bahagia sepanjang hari.

Keesokan pagi, Bhikkhu muda itu pergi ke halaman, dia tercengang. Halaman ditutupi dedaunan seperti biasa.

Bhikkhu senior berjalan menghampiri, berkata kepada Bhikkhu muda: “Anak bodoh, tidak peduli seberapa keras kamu bekerja hari ini, dedaunan tetap akan berguguran besok.”

Bhikkhu muda akhirnya mengerti, ada banyak hal di dunia ini yang tidak dapat di dahului, hanya dengan hidup dengan serius pada saat ini adalah sikap yang paling benar menghadapi kehidupan.

Kelly perlahan-lahan membuka matanya, mendengarkan sang Bhikkhu meringkas cerita: “Banyak orang suka memikirkan masalah besok, ingin selangkah lebih cepat menyelesaikan masalah esok. Kalau besok ada masalah, kamu tidak dapat menyelesaikannya hari ini, setiap hari selalu ada pekerjaan yang harus diselesaikan, jadi lakukan yang terbaik untuk hari ini.”

“Bhikkhu aku mengerti maksudmu.”

Kelly tertegun sejenak: “Kamu ingin memberitahuku, sebelum menyelesaikan masalah, seharusnya aku memiliki kondisi pikiran yang baik.”

“Pencerahan……”

Setelah Kelly berjalan keluar dari kuil dan berjalan di jalan yang cerah, dengan hati-hati memikirkan kata-kata Bhikkhu itu, hatinya perlahan menjadi tenang, tidak lagi seberat kemarin.

Malam hari kembali ke hotel, telepon Dion datang tepat waktu, Kelly baru saja selesai mandi, menjawab telepon sambil mengeringkan rambut : “Kak Dion……”

“Merindukanku tidak?”

Kelly tersenyum marah: “Kamu meneleponku setiap hari untuk menanyakan apakah aku merindukanmu, tidak bisakah mengganti pertanyaan lain.”

“Ini adalah salam yang wajib di antara kekasih, kalau kamu mengatakan merindukanku, aku akan segera memberitahumu, aku juga merindukanmu.”

“Bagaimana kalau aku mengatakan tidak merindukanmu?”

“Tidak boleh mengatakan tidak rindu, sekali pun berbohong, juga harus mengatakan merindukanku.”

“Kenapa tiba-tiba merasa kamu sedikit nakal?”

“Semua dipaksa olehmu……”

“Kalau aku mengatakan merindukan, apakah suasana hatimu akan lebih baik?”

“Tentu saja.”

Kelly mengangguk dan dengan sungguh-sungguh berkata: “Aku merindukanmu.”

“Tidak bohong kan?”

“Tidak.”

Dion tersenyum senang: “Aku juga merindukanmu. Hari ini pergi main kemana saja?”

“Pergi ke kuil terdekat, lalu bertemu dengan seorang Bhikku, yang menceritakan satu kisah bagus kepadaku.”

“Oh, kisah apa?”

“Tidak boleh memberitahumu.”

“Heh, kamu ingin membuatku marah kan?”

“Demi tidak membuatmu marah, lebih baik aku matikan telepon, bye-bye……”

Kelly mematikan telepon lagi, bisa dibayangkan, orang yang berada di ujung telepon lainnya marah seperti apa.

Dion hampir membuang teleponnya keluar jendela, sudah dua kali mematikan teleponnya, kejadian seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, dia mulai bertanya-tanya apakah tubuh Kelly diikuti oleh setan.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu