Cinta Di Balik Awan - Bab 428 Jadi Hantu Pun Tidak Akan Membebaskanmu

Tali yang mengikat tubuh Kelly dibuka, dia bergegas ke arah Dion seperti menggila, meraih Dion ke dalam pelukannya, melolong dan menangis: “Brengsek, aku selalu mendengarkan apa pun yang dikatakanmu, tapi kenapa kamu tidak pernah mendengarkan sepatah kata pun dariku, dasar brengsek, aku benci kamu! Aku membencimu……”

“Bangun!”

Bawahan Stanley memisahkan keduanya secara paksa, lalu memborgol tangan mereka dengan rantai besi, kemudian mengikat mereka di kolom semen berbentuk oval.

“Lepaskan dia.”

Dion menatap dingin ke arah Stanley: “Karena ayahku yang berutang padamu, maka aku yang akan membayarnya, biarkan dia pergi!”

“Heh, biarkan dia pergi? Jika aku membiarkannya pergi, siapa yang tahu apakah dia akan datang kepadaku untuk membalas dendammu. Apakah menurutmu paman keduamu adalah tipe orang yang melakukan sesuatu dengan ceroboh dan tidak teliti?”

Stanley menepuk pundak Dion: “Takdir aku dan kamu sebagai keponakan dalam kehidupan ini telah berakhir di sini, sampai jumpa di kehidupan selanjutnya.”

Stanley lalu berbalik dan bertanya kepada orang di sampingnya: “Apakah sudah siap?”

“Sudah.”

Pada saat ini, lima atau enam orang berjalan masuk. Masing-masing dari mereka membawa satu ember besar yang berisikan bensin dan menuangkannya ke setiap sudut pabrik. Stanley menyalakan cerutu dan melemparkannya ke salah satu sudut. Api kecil segera menjalar ke mana-mana. Stanley memasang senyuman kemenangan, berbalik dan meninggalkan pabrik yang dibakar api.

“Stanley, aku tidak akan membebaskanmu walau aku menjadi hantu!!”

Dion meraung marah di belakang punggung Stanley. Sebuah tangan hangat memegang tangannya, barulah dia menoleh dan memeluk Kelly, menangis dalam diam: “Kelly, maaf, aku tidak bisa melindungimu dengan baik, maaf… …”

“Jangan menyalahkan dirimu sendiri, ini bukan salahmu, semua ini salahku. Aku tidak seharusnya datang ke Zurich. Jika aku tidak datang, maka aku tidak akan menjadi ancamanmu. Orang yang harus berminta maaf adalah aku, aku……”

Kelly menangis terengah-engah, dia benar-benar sangat sedih. Dia merasa dirinya adalah pembawa sial. Dia membawa begitu banyak malapetaka kepada Dion. Jika dulunya Dion tidak memilihnya, melainkan memilih Jesan ataupun Limo, apakah akhiran hari ini mungkin akan berbeda?”

“Bagaimana mungkin ini adalah kesalahanmu? Siapa dirimu? Kamu adalah satu-satunya orang di dunia ini yang dapat memberiku motivasi. Tanpa kamu, aku mungkin sudah mati saat melompat ke laut. Ketika hidupku berada pada titik terbawah, begitu aku teringat ada kamu yang sedang menungguku di suatu tempat, walau kakiku telah menginjak ke dalam pintu kematian, aku juga akan memaksa diriku untuk kembali. Namun, aku malah tidak melindungi orang yang begitu penting bagiku. Aku benar-benar suami yang paling tidak kompeten di dunia ini...”

“Jika kamu adalah suami yang paling tidak kompeten di dunia, maka aku adalah istri yang paling tidak kompeten di dunia ini. Aku pernah berkata bahwa aku tidak akan pernah membuatmu menangis untukku lagi, tetapi sekarang kamu masih saja menangis untukku, maaf ... maaf ...”

“Aku mencintaimu.” Dion mencium bibir Kelly. Kata maaf dan cinta seperti sepasang kata yang tidak bisa dipisahkan, Kelly berkata maaf, Dion mengatakan aku mencintaimu, jadi mereka berdua juga tak terpisahkan.

“Apakah kamu takut?”

Dion memeluk erat Kelly dengan satu tangan, api menyala semakin ganas, keduanya mulai kesulitan bernapas.

“Tidak takut. Eileen Chang pernah berkata: Apa yang lama adalah kesengseraan, sedangkan apa yang pendek adalah hidup. Tidak ada cara yang lebih baik untuk mendeskripsikan jalan yang telah kita berdua lalui selain kata-katanya itu. Walaupun hidup kita lebih pendek dari orang lain, tapi aku sama sekali tidak menyesal. Aku bisa mendapatkan cinta sejati dalam hidupku yang pendek yang tidak dapat diperoleh orang lain dalam seumur hidup mereka, aku merasa aku sangat bahagia.”

“Sepertinya mereka tidak dapat menemukan kita?”

“Siapa?”

“Penyelamat kita. Tempat ini cukup pelosok, kita juga tidak memiliki alat komunikasi, jadi kita tidak bisa mengandalkan GPS untuk ditemukan mereka. Oleh karena itu, Kelly...” Dion agak tidak tega untuk melanjutkan kata-kata selanjutnya.

“Aku tidak mendambakan untuk dilahirkan pada tanggal, bulan, dan tahun yang sama denganmu, tetapi mendambakan untuk mati pada tanggal, bulan, dan tahun yang sama denganmu.”

Kelly tahu apa yang tidak tega dikatakan Dion, dia menunjukkan tekad untuk hidup dan mati bersamanya dengan cara yang paling berani.

“PONG PONG PONG...”

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari belakang, mereka berdua pun menoleh ke belakang dengan kaget. Mereka mengira bahwa suara itu berasal dari penyelamat mereka, tetapi kesenangan di mata segera ditenggelamkan oleh kekecewaan dalam waktu sekejap ketika mereka melihat jelas orang yang datang.

Leheon berdiri di depan mereka berdua, ekspresi wajahnya sangat rumit. Kelly mencibir: “Kamu datang untuk membantu ayahmu melihat apakah kami berdua sudah mati, benar?”

Leheon tidak berbicara, tetapi mengeluarkan gantungan kunci dari saku dan melepaskan borgol Kelly. Kelly tertegun, “Apakah kamu datang untuk menyelamatkan kami?”

“Ikut denganku.”

Leheon menarik tangan Kelly dan hendak berlari menuju pintu belakang, tetapi Kelly menghempaskan tangannya dengan kuat, lalu menunjuk Dion: “Kenapa kamu tidak melepaskannya?”

Leheon menoleh untuk melihat Kelly, berkata dengan maaf: “Aku tidak mungkin mengkhianati ayahku.”

“Kalau begitu, pergilah kamu, aku tidak mungkin meninggalkannya dan kabur sendirian!”

Kelly memeluk Dion, tidak ada seorang pun yang bisa mengguncang tekadnya.

“Ikut dengannya, Kelly, jangan hiraukan aku, cepat ikut dengannya!”

Dion mendorong Kelly dengan satu tangan, memandang Leheon: “Bawa dia pergi. Jika kamu bisa melindunginya dengan baik, aku akan mengingat kebaikanmu ini.”

“Tidak, aku tidak akan pergi bersamanya. Kita hidup bersama dan mati bersama. Aku tidak akan mungkin pergi dengannya!!”

Kelly memeluk Stanley lagi, menangis di dalam pelukannya: “Jangan mengusirku, kita pernah bersumpah demi nama Tuhan, tidak peduli seberapa baik atau buruknya kondisi kita, tidak peduli seberapa puji dan celanya kondisi kita, kita tidak akan meninggalkan sesama, kita akan selalu bersama-sama menghadapi hidup dan mati, apakah kamu lupa? Apakah kamu melupakannya...”

“Aku tidak lupa, tapi kita masih memiliki Wanwan, jika kita berdua meninggal, bagaimana dengan Wanwan? Setidaknya satu orang dari kita berdua harus bertahan hidup, memenuhi janji untuk satu orang lainnya, orang yang berjanji kepada Wanwan adalah aku, kamu harus bertahan hidup dan memenuhi janji itu untukku, beri tahu Wanwan: aku tidak mengingkari janji, aku selalu ingat janji seratus tahun yang kami buat.”

“Aku tidak mau membantumu memenuhi janji itu, aku tidak mau meninggalkanmu, apa pun yang kamu katakan, aku tetap tidak akan meninggalkanmu!!”

Api semakin besar dan telah menyebar ke atap. Menghadapi situasi berbahaya yang dapat merenggut nyawa mereka kapan saja, hati Dion seperti terbakar api, begitu sakit hingga hampir pingsan. Dia lagi-lagi mendorong Kelly dengan enggan, mendorongnya ke pelukan Leheon, meraung histeris: “Ikut dengannya! Apakah kamu harus begitu merepotkan? Tadi aku mengatakan apa yang menyimpang dari isi hatiku, sebenarnya aku amat menyalahkanmu, kamu tidak seharusnya datang ke Zurich. Jika kamu tidak datang, maka rencanaku pun tidak akan terganggu. Karena kamu keras kepala, makanya aku bisa berakhir seperti ini!”

“Kamu bisa mengucapkan kata-kata yang lebih kejam, bagaimana pun aku tidak akan meninggalkanmu walau harus mati!!”

Kelly masih ingin menerkam ke arah Dion, tetapi Leheon segera memeluknya: “Ikut denganku sekarang juga, kalau tidak akan terlambat!”

“Lepaskan aku!! Lepaskan aku!!”

Kelly meronta mati-matian, membungkuk dan menggigit kuat punggung tangan Leheon tanpa ragu-ragu. Leheon yang kesakitan langsung melepaskan Kelly, melihat dia bergegas ke arah Dion tanpa bisa berbuat apa-apa.

Kelly meraih tangan Dion dan menggenggamnya, berkata sambil menangis: “Aku bertanya padamu: Jika orang yang datang bukan Leheon, tapi Limo, dan dia mau membawamu pergi dari sini, apakah kamu akan pergi dengannya?”

Jawabannya adalah tidak, tapi Dion diam. Kelly tersenyum dengan air mata berlinangan: “Kamu menyuruhku melakukan apa yang bahkan tidak bisa dilakukan dirimu sendiri. Aku menyesal telah melepaskan tanganmu di gerbang Taman Bunga Wisteria terakhir kali. Jadi, kali ini aku tidak akan pernah melepaskan tanganmu lagi. Bahkan jika aku mati, aku juga akan memegang erat tanganmu seperti sekarang ini!”

Ketika tangan Dion berada di tangan Kelly, Kelly akan merasa hangat.

Karena dalam genggaman itu, Kelly bisa merasakan hatinya.

Mencintai seseorang tidak memerlukan pertimbangan dalam dan pengukuran akurat. Mencintai seseorang itu naif, tidak berkaitan dengan dosa maupun kepentingan diri sendiri.

Suara keras meletup, sebuah balok jatuh dari atap. Kelly menjerit, kemudian dia langsung dipeluk erat oleh Dion. Jatuh cinta terhadap wanita yang keras kepala merupakan hal yang tak terkendali. Dion ingin bertindak lebih kejam, berkata lebih menyakitkan. Namun, menghadapi Kelly yang keras kepala, hatinya tidak mengizinkan dirinya berbuat seperti itu ...

“Apakah benar-benar mau mati bersama?”

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu