Cinta Di Balik Awan - Bab 399 Hilang

Setelah memutuskan panggilan, dia menekan bahu Kelly: "Sekarang khawatir juga tidak ada guna, temanku akan secepat mungkin membantuku memeriksa, kita sabar menunggu kabar saja, adik keempat akan baik-baik saja."

Mereka berdua menunggu sepanjang siang hari, sampai sore hari baru mendapatkan balasan telepon, Celesta menjawab dengan penuh harapan, tapi pada saat mendengar hasil pemeriksaan temannya, wajahnya menjadi suram.

"Ada apa kakak kedua?"

Tanya Kelly dengan panik.

"Temanku bilang tidak ada catatan riwayat adik keempat naik ke kapal."

"Mana mungkin? Dia jelas-jelas berangkat dengan kapal pesiar!"

Celestia berpikir sebentar: "Mungkin dia tidak ingin orang lain tau dia pergi kemana, jadi tidak meninggalkan jejak pemeriksaan."

Kelly yang mendengar jawaban Celestia memutar badannya dan berlari keluar, "Kamu pergi kemana?" Celestia menariknya.

"Aku mau pergi ke Macau."

"Kamu sekarang pergi juga belum tau bisa mendapatkannya, sabar dulu menunggu 2 hari baru kita lihat lagi, kalau masih tetap tidak ada kabar, aku akan mencari cara lain lagi."

"Tidak bisa, aku tidak bisa menunggu lagi, semenit pun tidak bisa."

Mata Kelly mengeluarkan air mata, sekarang menunggu setiap detiknya, dia merasa kalau dirinya sudah mau mati, dadanya seperti tersumbat oleh sesuatu, sama sekali tidak bisa bernafas normal.

"Kalau begitu tunggu satu hari lagi, kalau hari ini masih tidak ada kabar, besok baru pergi juga tidak terlambat, sore nanti aku langsung pergi ke perusahaan kapal pesiar, bertanya apakah kapal yang berangkat semalam ada keanehan tidak."

Kelly terdiam beberapa detik, lalu mengangguk dan menjawab: "Baik."

Awalnya Kelly yang sudah mirip dengan zombie, tiba-tiba mendengar suara teriakan, seluruh orangnya berubah menjadi semangat, dia degan terjatuh-jatuh turun ke bawah, melihat Maxim yang berdiri di tengah ruang tamu, berjalan kesana langsung bertanya: "Dimana Dion?"

Wajah Maxim sangat suram, seperti hanya dalam semalam saja, dia bertambah lebih tua, samar-samar bisa melihat jenggotnya, kedua tangannya mengepal erat, tatapannya menunjukkan kemarahan yang amat tinggi.

"Aku bertanya padamu dimana Dion?!" Kelly berteriak kuat.

"Tuan muda Dion sudah hilang......."

"Hilang?" Kedua kaki Kelly menjadi lemas, kalau bukan mata bibi Yu jeli langsung menangkap Kelly, Kelly pasti sudah terjatuh di atas tanah.

"Kamu bilang dia sudah hilang?" Tanya Kelly dengan bergetar.

"Benar, kami......."

"Kamu bersama dengannya, kamu sudah pulang, bagaimana mungkin dia hilang?!" Kelly berteriak histeris.

"Nyonya, tenang dulu, dengar dulu tuan Maxim."

"Bagaimana aku bisa tenang, dia bilang Dion sudah menghilang, bibi Yu tidak dengar? Dia bilang Dion hilang, kamu dengar tidak......."

Kelly menangis meraung-raung, bibi Yu memeluknya dengan sedih: "Aku sudah mendengarnya, aku sudah mendengarnya, tapi tidak apa-apa, tuan muda orang baik pasti akan dilindungi Tuhan, dia tidak akan kenapa-kenapa."

"Ceritakan yang jelas kepadaku." Ucapnya sambil menangis.

Maxim menceritakan dengan suara serak dari awal: "Kapal yang aku dengan tuan muda Dion tumpangi tidak bisa berfungsi ditengah jalan, belum sempat sampai di dermaga, ada 6 orang pembunuh, salah, harusnya ada 7 orang, tidak tau entah bersembunyi di dalam kapal, atau naik ke atas kapal di tengah jalan, salah satu diantara mereka berpura-pura menjadi pelayan, saat memastikan kamarku dengan tuan muda Dion, tuan muda Dion menyadari kalau dia menyimpan senjata, tuan muda Dion langsung menembaknya, mengganggu komplotannya diluar, saat itu aku mengalami luka pisau tidak bisa bergerak, tuan muda Dion takut membebaniku, langsung keluar dari kamar sendirian, awalnya aku masih bisa mendengar suara tembakan dan suara bertarung, tapi akhirnya, karena lukaku mengalami pendarahan terlalu banyak, lalu pingsan, setelahnya tidak tau apa-apa......."

Tubuh Kelly bergetar hebat, dia dengan kaku bertanya: "Kamu tidak tau apa-apa, bagaimana tau kalau Dion sudah menghilang?"

"Saat itu tuan muda Dion menelepon orang untuk mencari bantuan, tapi mereka terlambat datang, saat datang, tuan muda Dion sudah celaka, menurut saksi mata dikapal sesudah kejadian, dia mengatakan kalau tuan muda Dion lompat ke dalam laut, beberapa pembunuh itu menembak ke arah laut, tapi tidak tau apakah ada melukai dia atau tidak, aku sudah menyuruh orang menyelam ke dasar laut untuk mencari, dari pagi tadi sampai sekarang tidak mendapatkan mayat, jadi dipastikan tuan muda Dion masih hidup, tapi tidak tau kemana......."

Saat Kelly mendengar Dion lompat ke dalam laut, otaknya kosong, saat mendengar pembunuh menembak ke dalam laut, kedua matanya menghitam, lalu kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Dia bermimpi, mimpi yang amat sangat panjang, di dalam mimpi, dia dengan Dion tinggal di sebuah tempat yang amat sangat terpencil, tempat itu dipenuhi dengan bunga dandelion ungu, dua rumah dari batu bata berwarna biru, terdapat pagar kayu yang mengelilingi rumah itu, dia duduk di halaman sambil menulis naskah kehidupan, ada sekumpulan anak mengelilingi kakinya, Dion berbaring dibawah matahari dengan santai membaca buku, hanya saja tidak lagi membaca majalah finansial, tapi membaca dongeng rakyat, gambaran ini sudah lama terulang di dalam benaknya, oleh karena itu, mimpi ini menjadi sangat lama, sampai pada akhirnya dia tau ini hanya mimpi pun tidak ingin bangun dari mimpi ini, karena saat terbangun tetap harus menghadapi dunia yang dingin, sedangkan gambaran di mimpi ini, adalah kehangatan yang dia kejar seumur hidupnya.......

"Nyonya, nyonya.......cepat bangun, cepat bangun......."

Suara panik bibi Yu yang terus memanggil, akhirnya membuatnya tersadar dengan tidak rela, detik dimana dia membuka matanya, dia hanya merasa cahay diluar sangat silau, Maxim dengan sangat merasa bersalah berkata dengan menyesal: "Maaf, aku tidak melindungi tuan muda Dion dengan baik, maaf......"

"Apa dia sungguh hanya hilang?" Kelly langsung terlompat dari tempat tidurnya, langsung menarik kerah baju Maxim: "Atau sudah mati? Beritahu aku yang jujur!"

"Tuan muda Dion tidak akan mati, aku berani bersumpah dihadapanmu, dia tidak akan mati!"

"Kamu bersumpah padaku, kamu menggunakan apa bersumpah padaku? Dengan nyawamu?!"

Kelly mendorongnya dengan marah, dalam sekejap tidak bisa mengontrol emosinya, Maxim membungkukkan pinggangnya, tangannya menahan bagian pinggangnya, keningnya mengeluarkan bulir keringat yang kecil, ekspresi wajahnya sepertinya sangat menderita, bibi Yu terdiam, langsung bereaksi.

"Nyonya, tuan Maxim masih terluka."

Dia melirik daerah pinggang Maxim yang dia tahan dengan tangan, sepertinya muncul bercak merah disana, sama persis dengan didalam hatinya.

"Kalian semua keluar, aku ingin sendirian."

Dia sudah tenang, tampaknya tenang, sebenarnya, tidak ingin membiarkan orang lain melihat sisinya yang tidak tenang.

Bibi Yu dan Maxim melangkah keluar dari kamar, menutupkan pintu kamar, Maxim tidak langsung pergi dari sana, dia tinggal di luar pintu, bisa mendengar jelas tangisan histeris Kelly yang merobek hati, nadi di keningnya dengan pelan timbul, teringat dengan perkataan yang terakhir Dion katakan kepadanya, seorang pria, hidup sampai 30-an tahun, pertama kalinya mengeluarkan air mata kesedihan.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu