Cinta Di Balik Awan - Bab 303 Cinta Yang Telah Mati

Begitu Giselle keluar dari pintu kantor, dia langsung bertatap muka dengan Maxim. Keduanya tidak bertemu selama berhari-hari. Dan sampai saat ini, satu-satunya hal yang membuat mereka masih berinteraksi adalah saat Maxim menghubungi Giselle lebih dulu dan menceritakan masalah Kelly dan Dion. Begitu selesai bicara, Maxim langsung menutup teleponnya, keterasingan yang aneh itu, terasa seperti keduanya tidak pernah saling kenal.

Giselle melihat ke bawah dan berjalan melewatinya. Jika saat ini terjadi di masa lalu, Giselle akan terlihat sangat bahagia saat bertemu dengan Maxim, tapi sekarang, Giselle tidak menginginkan apapun.

Cinta akan mati secara perlahan seiring berjalannya waktu.

Tiba-tiba Maxim menarik lengan Giselle, Giselle berbalik dengan dingin dan bertanya: "Kenapa?"

"Kenapa tidak menyapa? Kamu sedang mengabaikan keberadaanku?"

Giselle tersenyum sinis: "Jika kamu merasa aku mengabaikanmu, maka itu adalah hal yang normal, di depan seseorang yang tidak pernah menempatkan aku di hatinya, mengapa aku harus peduli dengan kehadirannya?"

Giselle melepaskan tangan Maxim dari lengannya, dan berjalan pergi tanpa melihat ke belakang, Giselle berdiri di ruang lift, pintu menutup semakin kecil, sampai tertutup rapat.

Akhirnya tidak perlu berpura-pura tegar, Giselle berjongkok dan menangis dengan kedua tangan di lipat di atas lutut, Giselle mengira dirinya akan baik-baik saja. Dia berpikir dirinya masih seperti dulu yang begitu bebas dan tidak terikat, walaupun tidak ada cinta, dia tetap bisa hidup dengan baik. Sampai saat Maxim menarik lengannya tadi, Giselle baru menyadari bahwa hatinya masih terasa sakit, dan berharap Maxim akan berkata: "Jangan tinggalkan aku karena aku mencintaimu."

Setelah kembali ke ruangannya, Giselle mengetik surat pengunduran diri tanpa ragu-ragu. Hal ini bukan dorongan hati sesaat dan juga bukan kecerobohan, tetapi Giselle memang telah merencanakan ini sejak lama. Jika diberi sedikit saja tekanan, maka hal itu akan terjadi lebih cepat.

Setelah selesai kerja di sore hari, Giselle menelepon Kelly untuk mengajaknya keluar makan malam. Keduanya bertemu di sebuah restoran Cina di dekat Universitas Zurich.

Keduanya duduk berserangan dan keduanya dapat melihat kesepian dan kesedihan di "mata masing-masing.

"Apakah kamu tahu mengapa aku mengajakmu keluar? " Giselle bertanya.

Kelly menggelengkan kepalanya.

"Ini mungkin adalah terakhir kalinya kita duduk bersama dan makan malam."

"Mengapa?"

"Aku sudah mengundurkan diri dari pekerjaanku dan aku juga telah memesan tiket pesawat untuk besok pagi."

Kelly mengangkat alisnya dengan heran: "Mengapa begitu tiba-tiba, bukankah kamu akan pergi setelah urusan pernikahanku selesai?"

Giselle tidak bermaksud menyerangnya, tetapi dia tidak bisa menahan diri dan berkata: "Apakah pernikahanmu masih bisa diadakan dalam keadaan saat ini?"

Kelly tertegun dan tersenyum pada dirinya sendiri: "Iya, benar juga, keadaannya sudah jadi seperti ini, tetapi aku masih memikirkan tentang pernikahan, konyol sekali."

"Kelly, jangan seperti itu, walaupun semua orang tidak mengerti dirimu, tetapi aku akan mengerti. Siapapun pasti melakukan kesalahan dan tidak mungkin karena satu kesalahan saja, orang lain langsung menghukumnya dengan berat, jika Dion tidak memaafkanmu, kamu tidak perlu bertahan, hal yang paling mendasar dalam suatu hubungan adalah saling percaya, jika Dion tidak memaafkanmu, itu tandanya Dion tidak begitu mencintaimu."

Kelly menghela nafas dengan lembut sambil menatap air mineral yang ada di depannya, berkata: "Ada saatnya aku juga tidak percaya padanya, tidak peduli seberapa dalam cinta itu. Hanya bisa berkata bahwa kita semua mengharapkan cinta yang sempurna."

"Orang-orang selalu belajar bangkit saat terluka, dan dalam prosesnya, mereka akan memahami banyak kebenaran yang tidak mereka pahami sebelumnya."

"Aku pergi mencari Dion sore ini, dan dia tidak lebih baik dari kamu yang sekarang."

Kelopak mata Kelly sedikit berdenyut, dan berkata dengan acuh tak acuh: "Tidak perlu mencarinya. Dia tahu apa yang harus dia lakukan. Aku percaya dia akan membuat mempertimbangkan dengan cermat dan membuat keputusan yang benar."

Giselle mendengus: "Semoga saja begitu ..."

Setelah kembali ke Taman Bungan Wisteria di malam hari, Kelly merenung sangat lama di depan jendela, dan akhirnya dia menelepon Maxim.

"Halo, Nona Kelly?"

"Giselle akan kembali ke negaranya, apakah kamu tahu?"

Seketika hening, kemudian terdengar suara serak yang datang dari ujung telepon : "Aku tidak tahu."

"Besok pagi pesawat jam 8, pikirkanlah baik-baik malam ini. Jika kamu tidak ingin kehilangan Giselle, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan."

Setelah keheningan sejenak, Maxim berkata perlahan: "Terima kasih."

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu