Cinta Di Balik Awan - Bab 418 Mencelakai Kamu
Pelukan yang familier dan hangat ini membuat Kelly melepaskan semua waspadanya, dia menyandar di pelukan Dion dan merasakan jantungnya yang berdenyut dengan kencang.
Mereka berdua terdiam untuk waktu yang lama, hanya saling berpelukan dengan posisi tubuh dan hati dekat satu sama lain. Ujung-ujungnya, jarak terjauh adalah jarak antara hati dan hati.
"Kelly, maaf telah membuat kamu kesusahan..."
Suara Dion yang serak berdering di telinga Kelly, Kelly membantah dengan suara ingin menangis: "Tidak susah, sama sekali tidak susah. Asal kamu masih hidup, asal kamu masih memeluk aku seperti ini, aku adalah wanita yang paling bahagia di dunia ini"
Mendengar kata-kata Kelly, Dion pun mengeratkan pelukkannya seolah-olah dia ingin mengintregrasikan Kelly ke dalam tubuhnya. Meskipun kangen terhadap pelukan Dion, Kelly lebih ingin mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di balik kehobongannya.
"Sayang, apakah kamu bisa memberi tahu aku kenapa kamu berpura-pura amnesia?"
Kelly bertanya dengan suara gemetaran, dia mengangkat kepalanya dan melihat ke bayangan tubuh yang berada di tengah kegelapang.
"Biarkan aku peluk kamu sebentar lagi"
Dion menekan kepala Kelly di bagian dadanya dan mengeratkan pelukannya. Hanya tuhan yang tahu seberapa dia ingin memeluk Kelly dalam beberapa hari ini....
Menyandar di dada Dion, Kelly meletakkan tangannya di bagian jantung Dion dan merasakan detak jantungnya, kemudian air matanya mengalir secara perlahan.
"Aku merasa sesak"
Pada saat itu Dion baru melepas tangan, kemudian dia menundukkan kepalanya dan mencium sudut mata Kelly.
Dia menghisap air mata Kelly ke dalam perutnya sampai bercampur dengan darahnya.
"Ikuti aku"
Dion menarik tangan Kelly dan membawanya ke sofa ruang tamu, setelah lampu dinyalakan, Kelly akhirnya bisa melihat wajahnya dengan jelas. Wajah Dion yang dia rindu setiap hari setiap malam.
"Mau minum air?"
Dion bertanya dengan hangat, Kelly menggelengkan kepalanya: "Tidak mau"
Dion merasakan tubuh Kelly agak bergemetaran, jadi dia pun segera melepaskan jaketnya dan memakainya ke tubuh Kelly. Melihat gerakannya yang lembut, air mata yang dikeringkan Dion tadi mengalir keluar lagi, adegan ini membuat Kelly teringat dengan masa banyak tahun lalu waktu pertama kali dia mengenal Dion. Waktu itu Dion juga bersikap lembut dan hangat seperti ini, setelah waktu berlalu begitu lama, adegan yang hangat ini tetap terasa sama seperti dulu, hal ini membuat Kelly merasa sangat tersentuh.
"Apakah kamu membenci aku?"
Dion duduk di sisi Kelly dan bertanya.
"Tidak"
"Di tepi pantai tadi aku tahu kamu itu siapa, tetapi aku berpura-pura tidak mengenal kamu, aku meninggalkan kamu dengan kejam dan mengikuti Limo pergi begitu saja. Apakah kamu sama sekali tidak membenci aku?"
"Kamu ada alasan kamu. Aku merasa sedih dan sakit hati, tetapi tidak pernah merasa membenci"
"Maaf, aku benar-benar terpaksa"
Dion menghela nafas panjang dan menjelaskan alasan mengapa dia berpura-pura amnesia.
"Hari itu aku diserang bersama Maxim ketika berada di atas kapal, sebelum meloncat ke laut aku sudah tahu orang yang meinginkan nyawaku adalah paman kedua aku. Dari dulu, lebih awal dari kamu, aku sudab meragukan dia. Tetapi rencana aku tidak secepat dan sedetail dia, kekuatan dan cara dia sudah jauh lebih susah dilawan daripada yang kita pikirkan, jadi waktu ditunjuk oleh 6 orang yang memiliki 6 pistol, aku memberi tahu diriku di dalam hati: 'aku tidak boleh mati begitu saja, aku tidak boleh meninggalkan orang yang aku cintai dan orang yang mencintai aku di dunia ini' Paman kedua tidak mau melepaskan aku, tentu saja dia juga tidak akan melepaskan keluargaku. Jadi aku meloncat ke dalam laut yang luas tanpa merasa ragu, untuk pertama kali aku menyerahkan nyawaku kepada tuhan, dengan memeluk sedikit harapan, aku percaya diriku bisa selamat dan fakta membuktikan aku benar-benar selamat. Tentu saja, aku harus berterima kasih kepada Limo"
"Apakah benaran dia yang menyelamati kamu?" Kelly bertanya dengan ragu.
"Iya. Waktu sadar diri, orang pertama yang aku jumpai adalah dia, tetapi tidak seperti yang dia katakan, aku tidak mengingat siapa pun selain dia. Ingatan aku tidak menghilang, orang pertama yang aku jumpai adalah dia, tetapi orang pertama yang muncul dipikiran aku adalah kamu. Waktu belum sadar diri, aku memikirkan kamu di dalam mimpi, waktu sadar, aku merasa lebih rindu kepada kamu lagi. Tetapi aku tidak bisa segera menjumpai kamu, setelah selamat kembali hal pertama yang harus aku lakukan adalah menyampingkan emosional aku, aku harus fokus berperang dengan musuh. Berpura-pura amnesia adalah langkah pertama rencana aku agar aku bisa mengalihkan perhatian musuh. Asal aku masih berada di daerah Zurich , paman kedua aku pasti akan mengetahui masalah aku masih hidup, kalau aku kembali ke tatapan dia seperti dulu, hasilnya hanya akna memburuk. Tetapi kalau aku muncul kembali dengan kondisi amnesia, mereka akan merasa ragu dan menggunakan waktu mereka untuk meneliti dan menebak apakah aku itu benar-benar amnesia atau tidak, selanjutnya mereka akan mencoba mencari bukti yang bisa membuktikan bahwa aku tidak amnesia"
"Jadi kamu membohongi aku itu agar mereka tidak bisa mendapatkan bukti apa pun?"
Dion mengangguk: "Benar, hanya dengan membohongi orang yang tercinta, musuh baru mungkin ikut terbohongi. Paman kedua aku mengirim orang untuk mengawasi kamu sepanjang hari, tujuan dia adalah untuk membuktikan aku tidak amnesia. Kamu adalah target terbaik mereka, mereka mengira aku bisa membohongi semua orang tetapi aku tidak mungkin membohongi kamu. Jadi semua tingkah ataupun emosi kamu mungkin saja menjadi petunjuk untuk penangkapan mereka. Kalau kamu tahu aku tidak amnesia, kamu tidak akan bisa berpura-pura sedih senyata kemarin. Demi memberi kamu dan Wanwan masa depan yang nyaman, aku hanya bisa bersikap kejam kepada kamu untuk sementara, walaupun kamu membenci aku, aku tetap harus begitu. Meskipun hatiku terasa seperti menetes darah waktu aku berkata aku tidak mengenal kamu..."
Hati Kelly terasa sakit, bukan karena kesedihan yang dia merasa sebelumnya, tetapi karena berpikir tentang bagaimana Dion menahan dirinya untuk bersikap sabar dan menghadapi orang yang dia cintai sambil mengatakan tidak mengenalnya? Seberapa besar tekad yang dia tanamkan sampai dia bisa mengabaikan panggilan orang yang dia cintai, terus melangkah ke depan tanpa menoleh ke belakang?
"Waktu kita bertemu, ada orang ketiga yang terus mengawasi kita kan?"
Berpikir tentang orang yang memotret secara diam-diam di pantai tadi, Kelly sebenarnya sudah memiliki jawaban pasti.
"Benar, kemarin waktu kita bertemu di tepi pantai, sebenarnya aku itu sengaja menunggu di situ. Tujuan aku adalah berakting untuk orang yang mengikuti kamu, membiarkan dia melihat aku sama sekali tidak merasa tidak tega di depan orang yang aku cintai, hari itu aku bersikap sangat kejam kepada kamu. Kukuku hampir saja tertanam ke dalam telapak tanganku, tetapi aku tetap mengatakan kata-kata yang kejam itu dan melukai hatimu, semakin kamu merasa sakit hati, orang itu akan semakin percaya bahwa aku itu benaran amnesia"
Dion berhenti sejenak dan menambah: "Tidak hanya di tepi pantai, dia semua tempat, ada orang yang mengikuti kamu, termasuk pergi ke Makau"
"Makau?"
Kelly bertanya dengan mata membesar yang kaget, kemudian dia bertanya dengan hati-hati: "Jangan-jangan orang yang menolong kami secara diam-diam di Makau kemarin itu kamu?"
Sampai sini, sudah tidak ada hal yang perlu disembunyikan lagi, Dion mengangguk: "Benar"
"Kamu tidak diketahui oleh orang yang dikirim Stanley?"
"Tidak. Mereka mengawasi kamu beberapa hari, setelah menyadari aku benar-benar tidak berinteraksi dengan kamu secara diam-diam, secara perlahan mereka sudah percaya aku benar-benar amnesia, jadi tentu saja mereka juga tidak bersikap begitu waspada lagi. Selain itu, meskipun aku mengikuti kalian ke Makau, aku jarang muncul waktu pagi hari, aku meminta investigator yang aku undang untuk melaporkan kondisi kalian kepada aku, jadi aku tentu saja tahu kalian bertemu dengan Tuan Tua Gu yang palsu dan Tuan Tua Gu asli menolak untuk membantu aku juga tahu. Orang yang mengirim surat itu aku, orang yang mengubah tujuan awal Tuan Tua Gu juga aku...."
Tunggu.
Kelly memotong kata-kata Dion: "Maksud kamu adalah, Tuan Tua Gu bisa datang membantu kami pada akhirnya itu karena kamu pergi mencarinya?"
"Benar. Sore itu dia menolak untuk membantu kalian, pada malam harinya aku perig ke tempat tinggalnya dan bertemu dengannya, kemudian aku menjelaskan kondisi aku kepada dia sehingga dia setuju mau membantu kalian dan berjanji akan membantu aku menjaga rahasiaku"
"Kalau begitu, apakah kamu tahu dia adalah kakekku?"
"Aku tidak tahu"
Tatapan Kelly tiba-tiba menjadi bingung, sepertinya dia telah salah paham dengan Sintho Gu. Dia merubah pikiran itu bukan demi memperbaiki kesalahan, membiarkan mereka menunggu di kantornya dan membiarkan Kelly melihat foto nenek juga bukan sedang akting. Semua ini adalah takdir yang secara tidak sengaja.
"Kalau begitu, waktu aku disalah paham sebagai pembunuh Mila Retina , orang yang memberikan bukti kepada polisi itu kamu juga?"
Dion mengangguk lagi. Dia menghela nafas panjang dengan tidak berdaya: "Aku juga tahu begitu terus kamu pasti akan meragukan aku, tetapi aku tidak bisa membiarkan kamu begitu saja, mau berpura-pura seberapa tidak peduli dan kejam aku terhadap kamu, aku tetap tidak bisa melihat kamu dilukai"
"Bagaimana kamu bisa mengetahui aku dilanda bahaya? Kamu terus mengikuti aku selama ini?"
"Tidak, tetapi aku ada mengirim orang untuk melindungi kamu. Selain Maxim, aku masih ada beberapa bawahan spesial, keberadaan mereka sangat misterius, Stanley tidak mengetahui keberadaan mereka"
"Kalau asisten Maxim tahu dia saja kamu tidak percaya, dia pasti akan merasa sangat sedih"
"Aku bukan tidak percaya dia. Di dalam hatiku, Maxim itu setara penting dengan kamu, hanya saja berdasarkan kondisi sekarang, lebih bagus kalau semakin sedikit orang yang mengetahui kondisi aku. Orang yang tahu semakin banyak, kemungkinan diketahui Stanley akan semakin besar"
"Kalau begitu sekarang kamu ada rencana apa saja?"
"Sekarang aku sedang mengumpulkan bukti Paman kedua aku mencari orang untuk membunuh orang, ada beberapa kasus pembunuhan, dia adalah pembunuh dibaliknya. Hanya saja dia melakukan semua itu dengan bersih, mau mencari bukti itu bukan hal yang mudah. Tetapi tidak peduli seberapa sulitnya, aku tidak akan menyerah. Ini adalah kesempatan terbaik untuk mengalahi dia. Yang kedua adalah aku mau memeriksa detail akun keuangannya. Alasan mengapa dia memiliki begitu banyak uang untuk membeli saham sebenarnya adalah karena dia melakukan beberapa kegiatan ilegal. Apakah kamu tahu mengapa paman tertua aku tiba-tiba meninggal?"
Kelly mengerutkan alisnya, "Demi membuat mencelakai kamu"
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMenunggumu Kembali
NovanMy Lady Boss
GeorgeBaby, You are so cute
Callie WangAkibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Di Balik Awan×
- Bab 1 Pria Yang Dikejar Pembunuh
- Bab 2 Kesucian Atau Keadilan
- Bab 3 Sepertinya Kenal
- Bab 4 Jarak Antar Mereka
- Bab 5 Memilih Selir
- Bab 6 Kabur Sejauh Mungkin
- Bab 7 Berani Menentang
- Bab 8 Peraturan Keluarga Kaya
- Bab 9 Pesta Topeng
- Bab 10 Takdir Buruk
- Bab 11 Pria Ini Tak Mudah
- Bab 12 Niat Satu Pihak
- Bab 13 Apa Kita Kenal Dekat
- Bab 14 Perlu Mengubah Image
- Bab 15 Gerakan Kecil Romantis
- Bab 16 Tak Ada Yang Bisa Didapat
- Bab 17 Pura-Pura Tidak Kenal
- Bab 18 Daya Tarik
- Bab 19 Senyuman Spesial
- Bab 20 Jangan Jadi Wanita Yang Orang Harapkan
- Bab 21 Pemikiran Yang Melampaui Batas
- Bab 22 Cinta Sampai Tak Berdaya
- Bab 23 Gosip Yang Membuat Gusar
- Bab 24 Salah Kirim Pesan
- Bab 25 Sumpah Mati Pengabdian
- Bab 26 Mudah Dicintai
- Bab 27 Lesung Bunga Mekar
- Bab 28 Fragnant Night
- Bab 29 Perasaan Mistis Membuat Perasaan Kacau
- Bab 30 Antara Laki-Laki dan Perempuan
- Bab 31 Rahasia yang Harus Dijaga Baik
- Bab 32 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 33 Penyimpangan Perilaku
- Bab 34 Kemampuan Wanita Untuk Menjadi Pemenang
- Bab 35 Menjadi Yang Lain
- Bab 36 Pinggang Ramping Enak Di Peluk
- Bab 37 Orang Yang Berdansa Dengannya.
- Bab 38 Masalah Umum Pria
- Bab 39 Tidak Boleh Didekati
- Bab 40 Tidak Beda Dengan Binatang
- Bab 41 Hidup Dalam Kebahagiaan, Tidak Merasakan Bahagia
- Bab 42 Kita Jangan Kontak Lagi
- Bab 43 Ditakdirkan Hanya Sebagai Pengunjung
- Bab 44 Kebiasaan
- Bab 45 Dunia Kiamat
- Bab 46 Teman terbaik
- Bab 47 Ditakdirkan Bertemu Di Mana Saja
- Bab 48 Tatapan istimewa
- Bab 49 Tidak Ada Rahasia Yang Bisa Ditutupi Selamanya
- Bab 50 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 51 Memperlakukan Dengan Sopan
- Bab 52 Tak Bisa Dipisahkan Dan Dilupakan
- Bab 53 Jatuh Dalam Pelukan
- Bab 54 Napas Hangat
- Bab 55 Pria Tidak Berkomitmen
- Bab 56 Terluka
- Bab 57 Buka Bajunya
- Bab 58 Minta dia untuk melayani
- Bab 59 Menantang Batas Kesabaran
- Bab 60 Kamulah Protagonis
- Bab 61 Pilihan Terakhirnya
- Bab 62 : Jika Cinta Itu Bertahan Lama
- Bab 63: Sel-sel Yang Tidak Tenang
- Bab 64 Menggoda Hatinya
- Bab 65 Tanpa Sadar Perasaan Muncul
- Bab 66 Bertemu Di Jalan
- Bab 67 Apakah Kamu Menutupi Identitasku?
- Bab 68 Pernikahanku, Aku Yang Putuskan
- Bab 69 Tidak Jatuh Cinta
- Bab 70 Tidak Tega Melakukan Sesuatu Padamu
- Bab 71 Kekacauan Setelah Minum
- Bab 72 Tidak Menunggu Lama
- Bab 73 Kita Tidak Bisa
- Bab 74 Berjuang Meronta Akal Sehat
- Bab 75 Jatuh Ke Jurang
- Bab 76 Sementara Rahasia
- Bab 77 Cinta Yang Salah Seumur Hidup
- Bab 78 Ayam Goreng Kacang
- Bab 79 Rasa Buah Yang Segar
- Bab 80 Digosipkan Yang Tidak-Tidak
- Bab 81 Ketidaktahuan Juga Suatu Kebahagiaan
- Bab 82 Cinta Yang Unik
- Bab 83 Ciuman Berapi-Api
- Bab 84 Hati Akan Pergi Mengikuti Cinta
- Bab 85 Tinggallah Disisiku
- Bab 86 Sisi Gelap
- Bab 87 Tidak Masuk Kedalam hatinya
- Bab 88 Lempar Batu Sembunyi Tangan
- Bab 89 Makan Lalat
- Bab 90 Terbang Seperti Phoenix
- Bab 91 Pria Dia Pasti Kurebut
- Bab 92 Cari Pasangan Yang Cocok Untuknya
- Bab 93 Kamu Ganti Pacar Lagi?
- Bab 94 Tidak Pernah Menganggapmu Sebagai Orang Luar
- Bab 95 Pertengkaran yang Sengit
- Bab 96 Tunggu saja Hukumannya
- Bab 97 Lelucon Dingin
- Bab 98 Masuk Ketempat Yang Tidak Seharusnya
- Bab 99 Aturan Berbeda Karena Seseorang
- Bab 100 Panggilan Telepon Yang Tak Terduga
- Bab 101 Dia Bukan Mangsanya
- Bab 102 Tidak Bisa Dihentikan
- Bab 103 Sehari Tidak Bertemu Bagaikan Sembilan Bulan Tidak Bertemu
- Bab 104 Apa Yang Salah Dengan Sebuah Ciuman
- Bab 105 Kisah Coklat Dove
- Bab 106 Gengsi Membuatmu Menderita
- Bab 107 Penampilan Yang Kasar
- Bab 108 Godaan Selembar Cek
- Bab 109 Kita Putus Saja
- Bab 110 Mencintai Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Dia
- Bab 111 Bersedia mempertaruhkan semuanya untukmu
- Bab 112 Sepuluh Ribu Macam Jalan
- Bab 113 Menggunakan Kebaikan Untuk Mendapatkan Cinta
- Bab 114 Darimana
- Bab 115 Berciuman Dengan Lembut
- Bab 116 Garis Pertahanan Hati
- Bab 117 Menginjak Ketulusan Orang Lain
- Bab 118 Hambatan Hati
- Bab 119 Wanita Seharusnya Lebih Bisa Bawa Diri
- Bab 120 Haid Sialan
- Bab 121 Percuma Sudah Memperingatkan
- Bab 122 Mencintaimu Butuh Berapa Banyak Keberanian
- Bab 123 Jadi Penjahat
- Bab 124 Kabar Baik Kabar Buruk
- Bab 125 Perubahan
- Bab 126 Tidak Berjuang
- Bab 127 Dion Brengsek
- Bab 128 Dandelion Ungu
- Bab 129 Benar-Benar Ingin Memintamu
- Bab 130 Bersikeras Tidak Kembali Ke Rumah
- Bab 131 Pernikahan
- Bab 132 Menghilang
- Bab 133 Gaun Pengantin Dengan Berlian
- Bab 134 Kamu Tidak Ada Harapan
- Bab 135 Gen Keluarga
- Bab 136 Hidup Di Mata Orang Lain
- Bab 137 Kotak Pandora
- Bab 138 Jangan Mengecewakanku
- Bab 139 Bertaruh Kebahagiaan Seumur Hidup
- Bab 140 Menunggu
- Bab 141 Pertama Kali (1)
- Bab 141 Pertama Kali (2)
- Bab 142 Senasib (1)
- Bab 142 Senasib (2)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (1)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (2)
- Bab 144 Mengapa (1)
- Bab 144 Mengapa (2)
- Bab 145 Bandara (1)
- Bab 145 Bandara (2)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (1)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (2)
- Bab 147 Dalam Masalah
- Bab 148 Malam Yang Indah (1)
- Bab 148 Malam Yang Indah (2)
- Bab 149 Lemah (1)
- Bab 149 Lemah (2)
- Bab 150 Makan Bersama Setelah Pulang Kerja
- Bab 151 Konferensi Pers
- Bab 152 Pembubaran Kontrak Pernikahan
- Bab 153 Kakak Kedua
- Bab 154 Mabuk Berat
- Bab 155 Menikah
- Bab 156 Jelek
- Bab 157 Bertemu Leheon
- Bab 158 Pelayan Meminta Maaf
- Bab 159 Sembuh
- Bab 160 Kelupaan
- Bab 161 Makan Pangsit
- Bab 162 Sesuatu yang terjadi datang secara bersamaan
- Bab 163 Selamat Ulang Tahun
- Bab 164 Kesal Sekali 1
- Bab 164 Kebahagiaan 2
- Bab 165 Perkumpulan
- Bab 166 Makan
- Bab 167 Terus Terang
- Bab 168 Gaun Pesta
- Bab 169 Harapan Kedepan
- Bab 170 Diculik
- Bab 171 Berani
- Bab 172 Terkejut
- Bab 173 Besok Datang Lagi
- Bab 174 Aku Mau Balas Dendam
- Bab 175 Khawatir
- Bab 176 Tunggu aku
- Bab 177 Chatting
- Bab 178 Liburan
- Bab 179 Menangis
- Bab 180 Bercanda
- Bab 181 Rumah Sakit
- Bab 182 Operasi
- Bab 183 Sakit Hati (1)
- Bab 183 Sakit Hati (2)
- Bab 184 Sadar (1)
- Bab 184 Sadar (2)
- Bab 185 Melihat Sunrise (1)
- Bab 185 Melihat Sunrise (2)
- Bab 186 Bermuka Tebal (1)
- Bab 186 Bermuka Tebal (2)
- Bab 187 Aku Menikahimu (1)
- Bab 187 Aku Menikahimu (2)
- Bab 188 Serigala Datang (1)
- Bab 188 Serigala Datang (2)
- Bab 189 Ganti Rugi (1)
- Bab 189 Ganti Rugi (2)
- Bab 190 Tanpa Sadar mengetahui Rahasia (1)
- Bab 190 Tanpa sadar mengetahui Rahasia (2)
- Bab 191 Omong Kosong (1)
- Bab 191 Omong Kosong (2)
- Bab 192 Sedih (1)
- Bab 192 Sedih (2)
- Bab 193 Menumpang (1)
- Bab 193 Menumpang
- Bab 194 Tak Menyerah
- Bab 195 Dandelion Bertunas (1)
- Bab 195 Dandelion Bertunas (2)
- Bab 196 Membeli baju
- Bab 197 Punya Anak
- Bab 198 Dandelion Sepenuhnya Hancur
- Bab 199 Maaf (1)
- Bab 199 Maaf (2)
- Bab 200 Bercerita Lucu (1)
- Bab 200 Bercerita Lucu (2)
- Bab 201 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu (1)
- Bab 216 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu
- Bab 202 Pria Brengsek
- Bab 203 Diikuti Hantu
- Bab 204 Cara Terbaik Melarikan Diri.
- Bab 205 Perjamuan (1)
- Bab 205 Perjamuan (2)
- Bab 206 Dia Akan Menikah
- Bab 207 Jalang
- Bab 208 Gaun Pengantin
- Bab 209 Belum Tidur ? (1)
- Bab 209 Belum Tidur ? (2)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (1)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (2)
- Bab 211 Jangan Menangis (1)
- Bab 211 Jangan Menangis (2)
- Bab 212 Pembohong (1)
- Bab 212 Pembohong (2)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (1)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (2)
- Bab 214 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Kalah !
- Bab 215 Berbahaya
- Bab 216 Aku Berpikir Untukmu
- Bab 217 Nonton Film
- Bab 218 Tan
- Bab 219 Menyebalkan
- Bab 220 Pergi
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (1)
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (2)
- Bab 222 Istri Selingkuh Duluan
- Bab 223 Apa Kamu Mau Meninggalkan Dion
- Bab 224 Resah
- Bab 225 Menolak
- Bab 226 Malam Yang Sepi
- Bab 227 Tidak Ada Keberanian
- Bab 228 Antara Janji Dan Tanggung Jawab
- Bab 229 Cincin Nikah
- Bab 230 Cepat Pakai Baju
- Bab 231 Apa Cinta Itu Penting
- Bab 232 Karaoke
- Bab 233 Cinta Terakhir yang Berisi Air Mata
- Bab 234 Pembunuh (1)
- Bab 234 Pembunuh (2)
- Bab 235 Semalaman Tidak Pulang
- Bab 236 Selamat Jalan
- Bab 237 Berdoa
- Bab 238 Melihat Pernikahannya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 239 Aula Pernikahan
- Bab 240 Mimpi Yang Rusak
- Bab 241 Pembohong
- Bab 242 Terjadi Sesuatu
- Bab 243 Seumur Hidup
- Bab 244 Aku Tidak Meninggalkanmu
- Bab 245 Tetap Bersamaku
- Bab 246 Perpisahan
- Bab 247 Tan?
- Bab 248 Maafkan
- Bab 249 Bicarakan Soal Syarat
- Bab 250 Bertemu Lagi
- Bab 251 Permainan Kata-Kata Tulus
- Bab 252 Domino Idiom
- Bab 253 Kata-Kata Tulus
- Bab 254 Pameran Bursa Kerja
- Bab 255 Tidak Suka
- Bab 256 Wawancara
- Bab 257 Penghalang Cinta
- Bab 258 Lamaran
- Bab 259 Air Mata Dari Wanita
- Bab 260 Lembur
- Bab 261 Tamparan
- Bab 262 Memalukan
- Bab 263 Mau Tidak Coba Seberapa Keras
- Bab 264 Jangan Dikasih Hati Minta Jantung Ya
- Bab 265 Apa Ini Kejutan
- Bab 266 Bersekongkol
- Bab 267 Malam Natal
- Bab 268 Tan Hilang
- Bab 269 Tidak Tenang
- Bab 270 Tempat Judi
- Bab 271 Ambilah Hatiku
- Bab 272 Penundaan Pernikahan
- Bab 273 Kehidupan Sederhana
- Bab 274 Minum Anggur
- Bab 275 Marah
- Bab 276 Yang Paling Kejam Bukanlah Kegagalan
- Bab 277 Bunuh Diri
- Bab 278 Kematian Tan
- Bab 279 Kecelakaan Yang Tak Terduga
- Bab 280 Bertengkar
- Bab 281 Tidak Ada Akhir Ke Tiga
- Bab 282 Moodnya Sudah Bagus
- Bab 283 Fitting Gaun Pernikahan
- Bab 284 Berlama-Lama Sampai Mati
- Bab 285: Sindiran
- Bab 286 Kejadian di Hotel
- Bab 287 Berapa Lama?
- Bab 288 Mencium Kelly
- Bab 289 Aku Mencintaimu
- Bab 290 Lawan Kata Dari Aku Mencintaimu
- Bab 291 Menceritakan Kisah
- Bab 292 Aku Mencintaimu
- Bab 293 Jangan Katakan!
- Bab 294 Menggambar Lingkaran
- Bab 295 Rahasia
- Bab 296 Jangan Lepaskan Aku
- Bab 297 Mandi dan Tidurlah
- Bab 298 Kemarahan
- Bab 299 Lika-Liku Perjalanan
- Bab 300 Minum Alkohol
- Bab 301 Jebakan
- Bab 302 Kebenaran Selalu Pahit
- Bab 303 Cinta Yang Telah Mati
- Bab 304 Aku Membutuhkanmu!
- Bab 305 Mengambil Nyawanya!
- Bab 306 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 307 Mabuk
- Bab 308 Cinta Hingga Akhir
- Bab 309 Tidak Mengerti Arti Cinta
- Bab 310 Foto
- Bab 311 Perasaan Bersalah
- Bab 312 Sungguh Menderita
- Bab 313 Hamil
- Bab 314 Hidup Untuk Cinta
- Bab 315 Setia Pada Teman
- Bab 316 Hidup Dengan Baik
- Bab 317 Menggugurkan Anak
- Bab 318 Aku Tidak Mau Menggugurkan Anak
- Bab 319 Telah Pergi
- Bab 320 Identitas Asli Leheon Mozard
- Bab 321 Lupakan Saja
- Bab 322 Ada Pendukung
- Bab 323 Siapa Kamu Sebenarnya?
- Bab 324 Bersalah
- Bab 325 Hamil Diluar Nikah
- Bab 326 Mau Lahir (1)
- Bab 326 Mau Lahir (2)
- Bab 327 Aku Bersedia
- Bab 328 Keji
- Bab 329 : Langsung Berlari
- Bab 330 : Mencari Saudara
- Bab 331 : Loyalitas Bodoh !
- Bab 332 : Terlalu Kesepian
- Bab 333 : Perjanjian Lima Tahun
- Bab 334 : Pintar Sekali
- Bab 335 : Pulang
- Bab 336 Bertemu Samuel
- Bab 337 Ayahnya Adalah Dion ...
- Bab 338 Mengulangi Kesalahan
- Bab 339 Lima Tahun Yang Lalu
- Bab 340 Reuni Yang Tak Terduga
- Bab 341 Menangis
- Bab 342 Sakit Karena Cinta Yang Tidak Bisa Didapatkan
- Bab 343 Kedua Kali Bertemu
- Bab 344 Dia Tidak Ada Seharipun Yang Tidak Sakit
- Bab 345 Menginap Pada Malam Ini
- Bab 346 Mencium Sampai Berdarah
- Bab 347 Orang jahat
- Bab 348 Ayah dari Anak Itu
- Bab 349 Marah
- Bab 350 Jangan Bicara Dengan Paman
- Bab 351 Masih Belum Mati
- Bab 352 Tergila-Gila Padanya
- Bab 353 Merasa Bersalah
- Bab 354 Alergi
- Bab 355 Maaf
- Bab 356 Kalau Aku Perlu Kamu, Aku Harus Bagaimana?
- Bab 357 Kencan Buta
- Bab 358 Selamatkan Ibuku
- Bab 359 Kembali Ke Sisiku
- Bab 360 Harmonis
- Bab 361 Mengoles Obat
- Bab 362 Tidak Sempat Berpamitan
- Bab 363 Terakhir Kalinya
- Bab 364 Kamu Selalu Begitu Jahat.
- Bab 365 Hubungan Persaudaraan Yang Berharga
- Bab 366 Pengenalan Ayah Dan Anak
- Bab 367 Kenapa Bisa Namanya ?
- Bab 368 Mencari Wanwan
- Bab 369 Perbedaan Yang Drastis
- Bab 370 Menyalahkan
- Bab 371 Menangislah
- Bab 372 Bukan Tidak Cinta Melainkan Sangat Cinta
- Bab 373 Datanglah ke Kamarku
- Bab 374 Nenek Sudah Meninggal
- Bab 375 Kamu Tidur Saja
- Bab 376 Berjanji
- Bab 377 Bersedia Mati Di Sisimu
- Bab 378 Siapa Pelakunya?
- Bab 379 Keguguran
- Bab 380 Benarkah Itu Kamu?
- Bab 381 Apakah Tidak Senang Bertemu Denganku?
- Bab 382 Malam Pernikahan Yang Tragis
- Bab 383 Jesan Bishen
- Bab 384 Suami Istri Tua
- Bab 385 Pernikahan Akhirnya Berlangsung Sesuai Jadwal
- Bab 386: Malam Pertama
- Bab 387: Terima Kasih
- Bab 388: Mayat
- Bab 389: Kita Hadapi Bersama
- Bab 390: Kantor Polisi
- Bab 391 Investigasi
- Bab 392 Jesan Bunuh Diri
- Bab 393 Merebut Posisi
- Bab 394 Meninggal
- Bab 395 Curiga
- Bab 396 Kasusnya Sudah Ditutup
- Bab 397 Rubah Menunjukkan Ekornya
- Bab 398 Meninggalkan Zurich
- Bab 399 Hilang
- Bab 400 Masih Hidup?
- Bab 401 Runtuh
- Bab 402 Kebenaran Mengejutkan 20 Tahun Yang Lalu
- Bab 403 Membuat Orang Sangat Lelah
- Bab 404 Kebenaran
- Bab 405 Berhati Lembut Seperti Wanita
- Bab 406 Tidak Bisa Menahan
- Bab 407 Pengirim Surat Yang Misterius
- Bab 408 Siapa Kamu?
- Bab 409: Berdarah Dingin
- Bab 410 Rencana
- Bab 411 Pria Nenek
- Bab 412 Bertindak Gegabah
- Bab 413 Berpura-Pura?
- Bab 414 Menangis
- Bab 415 Ketidakadilan
- Bab 416 Amnesia
- Bab 417: Tidak Berani Menganggap Enteng
- Bab 418 Mencelakai Kamu
- Bab 419 Mencelakai
- Bab 420 Berkelahi Terus Terang
- Bab 421 Tidak Menyangka
- Bab 422 Terlalu Kelewatan
- Bab 423 Rindu
- Bab 424 Terjebak Bahaya
- Bab 425 Kehangatan
- Bab 426 Emosi Apa yang Menyelubunginya
- Bab 427 Bandit yang Bengis
- Bab 428 Jadi Hantu Pun Tidak Akan Membebaskanmu
- Bab 429 Segera Meninggal
- Bab 430 Kebencian di Dalam Hati
- Bab 431 Menyaksikan Pertunjukkan Asyik
- Bab 432 Mengatur Jadwal Operasi
- Bab 433 Terpisah Di Dua Alam Berbeda
- Bab 434 Jangan Khawatir
- Bab 435 Satu Tahun Kemudian (Tamat)
- Bab 436 Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (1)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (2)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (3)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (1)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (2)
- Bab 438 Kota Asing: Jika Cinta Adalah Kehendak Tuhan
- Bab 439: Negara Asing: Rencana Gila