Cinta Di Balik Awan - Bab 42 Kita Jangan Kontak Lagi

Dion tidak menyangkal, tapi berkata dengan nada yang sangat tenang: “Dia adalah tunanganku. “

“Owhh…“

Kelly berusaha untuk tetap tenang.

“Malam ini aku memintamu untuk tidak terburu-buru pulang, karena aku ingin membicarakan suatu masalah padamu. “

“Masalah apa? “

“Awal bulan depan, aku akan pergi ke China, kalau kamu ingin pulang ke rumah, kamu boleh ikut denganku. “

Tuhan tahu, dia betapa merindukan rumah, tapi sekarang dia tidak boleh memperlihatkan kerinduannya.

“Tidak perlu, lagipula aku sudah mau wisuda, tinggal beberapa bulan lagi. “

Dion tampaknya sudah menduga penolakannya, jadi dia tidak terlalu keberatan.

“Untuk apa kamu pergi ke China? “

“Inspeksi pasar. “

“Kamu ingin berinvestasi bisnis di China? “

“Ada rencana ini. “

Kelly terkesima dan membuka lebar mulut: “Kenapa? “

Dia tersenyum dan menatapnya dengan lembut: “Mengapa kamu begitu suka menanyakan kenapa? “

“Aku hanya merasa heran. “

Dengan malu menundukkan kepala, dia sama sekali tidak berani bertatapan dengan Dion, mata Dion, seperti rawa-rawa, kalau tejebak ke dalam, maka tidak akan bisa keluar lagi.

“China merupakan tempat yang bagus, aku sudah berniat berkembang di sana sejak awal, hanya saja, sekarang baru memutuskan untuk menerapkannya. “

“Kalau begitu kota mana yang akan kamu inspeksi? “

“Shanghai. “

Kelly terkejut lagi, dia ingin bertanya, kenapa mau memilih Shanghai, tapi takut Dion akan menertawakannya, kenapa ada begitu banyak kenapa……

“Ehm, Shanghai adalah pusat perdagangan internasional, pandangan kamu lumayan bagus. “

Dia lebih percaya bahwa Dion memilih Shanghai karena memiliki penglihatan yang bagus terhadap bisnis, tidak ingin menebak dengan asal-asalan bahwa Dion memiliki alasan lain.

“Penglihatanku selalu bagus, hanya saja, masalah sering bertentangan dengan keinginan. “

Dion mengeluarkan sekotak rokok dari sakunya dan mengeluarkan sebatang rokok, dengan keren menyalakan rokok, dalam kabut asap rokok, dia mengulurkan tangan, mengelus-elus rambut kelly: “kedepannya setelah keramas, ingat harus keringkan, hati-hati flu. “

Kelly mendesak dan malu, mereka ngobrol begitu lama, tapi masih belum sampai ke topik utama, sebaliknya sekarang dielus rambut olehnya dengan lembut, telinganya langsung memerah, canggung hingga tidak tahu harus bagaimana menjawab.

“Kenapa tidak mengenakan jaket saat keluar?“ Dia dengan tegas melepaskan jasnya, dan mengenakan di badannya.

Dia selalu bersikap mulia, selalu begitu perhatian, lembut hingga orang lain tidak bisa menolaknya, Kata Jesan benar, dia adalah orang yang berbahaya, sangat amat berbahaya…..

“Dion, aku ada sedikit kata-kata….ingin dibicarakan pada kamu. “

Dia memberanikan diri.

“Ehm, katakanlah. “

“Kedepannya, untuk menghindari kesalapahaman orang lain, aku harap kita tidak kontak lagi. “

“Siapa orang lain yang kamu katakan itu? “ Dia dengan tenang mengangkat kelopaknya.

“Siapa itu tidak penting, yang penting, aku rasa aku tidak boleh terlalu dekat dengan kamu, antar teman, seharusnya menjaga jarak pertemanan, kamu memiliki tunangan, walau tidak peduli dengan yang lain, kamu juga harus mempedulikan perasaannya, dan aku juga ingin menjalankan hidupku yang tenang dan beraturan seperti awalnya, dengan tenang menunggu wisuda. “

Kellly sekaligus mengatakan semua kata-kata ini, dengan kesal memejamkan matanya.

Waktu seolah-olah berhenti, Dion tidak mengatakan apa-apa dalam beberapa saat, raut mukanya juga tidak berekspresi apapun, sekian lama, dia berdiri: “Baiklah. “

Dia sudah setuju, tidak ada ketidaksenangan, tidak ada kekecewaan, satu-satunya ekspresi, adalah ketenangan seperti biasanya.

“Sudah malam, ayo pergi. “

Kelly menggelengkan kepala: “kamu duluan, aku masih ingin duduk sebentar. “

“Baik, jangan terlalu lama, angin malam dingin. “

“Jaketmu…. “

“Kamu pakai saja. “

Dia menahan kedua tangannya yang hendak melepaskan jaket, telapak tangannya sangat hangat, seperti kehangatan yang selalu dia berikan.

Dion sudah pergi, punggung belakangnya perlahan-lahan menghilang dari pandangannya, hati Kelly, tiba-tiba seperti terampas hingga kosong.

Angin berhembus, dia menutupi wajahnya, dan menyadari, sudut matanya terasa masam...

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu