Cinta Di Balik Awan - Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (2)

Biasanya di rumah, Dion mau bermesraan denganku harus menunggu hingga tengah malam, setelah dua anak benar-benar tidur nyenyak baru bisa melakukannya, selain itu masih tidak bisa dilakukan dengan sepuasnya, karena takut terlalu berisik akan membangunkan anak, begitu anak menangis aku harus pergi membujuknya, akhirnya baru dilakukan setengah dan itu lebih membuat Dion merasa menderita dibandingkan tidak melakukannya, jadi memanfaatkan kesempatan ini, aku tahu dia ingin baik-baik melampiaskannya, tentu saja, aku juga sudah melakukan persiapan membiarkan dia melampiaskannya.

Dion didorong keluar kamar olehku, lalu menutup pintu, aku membuka koper, mengambil sebuah pakaian yang cantik dari dalam, semacam model baju yang sangat seksi, aku bukanlah wanita yang begitu memiliki daya tarik emosional, tapi dua hari lalu setelah mendengar sahabat baikku Giselle mengatakan, aku memutuskan untuk mengubah tradisi lama, membuat Dion seumur hidup mencintaiku hingga tiada habisnya.

Giselle mengatakan: seorang wanita, terutama wanita yang sudah menikah dan melahirkan anak, jika tidak mengerti daya tarik emosional, maka hanya bisa tunggu dicampakkan.

Aku berkata: Dionku tidak akan begitu, Dion bukanlah pria yang begitu buruk..

Giselle berkata lagi: tidak ada keluarga yang tidak bisa dihancurkan, yang ada hanya pihak ketiga yang tidak cukup berusaha, pokoknya, tidak ada suami yang tidak bisa dikendalikan, yang ada hanya istri yang tidak cukup berusaha.

Untuk itu, otakku berhasil dicuci oleh Giselle.

Bergegas ganti pakaian dalam yang indah dan seksi, kemudian mengenakan baju tidur setipis sutra, duduk di depan meja rias dan membiarkan rambutnya terurai, mengeluarkan parfum mahal yang dibeli oleh Dion di Perancis bulan lalu, menyemprot beberapa tetes di leher dan di bawah ketiak, setelah merasa sudah puas dengan diri sendiri, baru berdiri dan jalan ke depan pintu kamar, tidak terlalu yakin memanggil: “Suamiku, apakah kamu masih ada?”

“Ada.”

Aku tersenyum: “Kalau begitu masuklah.”

Mendapatkan izinku, Dion tidak sabar langsung membuka pintu kamar, saat pandangan saling bertemu, aku melihat kekaguman dalam matanya, benar-benar kekaguman yang belum pernah ada sebelumnya.

Memperhatikan aku dari kepala sampai ke ujung kaki, datang ke arahku dengan darah mendidih, “Istriku, apakah kamu istriku?”

“Jika aku bukan istrimu, lalu siapa istrimu?”

Dion seperti tersengat listrik, membungkuk lalu mencium bibirku, bagaikan hujan badai.

Dion memeluk pinggangku terus bergeser ke sofa, aku ditekannya ke sofa, Dion lanjut menciumku dengan sinar mata serigala, membuat aku tidak bisa mengucapkan kata-kata yang lengkap.

Sepanjang pagi, aku disiksanya hingga tulang-tulangku hampir remuk, siang hari, akhirnya Dion mengakhiri keinginannya, menyampingkan tubuh bertanya padaku: “Lapar tidak?”

Aku mengangguk: “Lapar.”

Dion tersenyum mesra: “Masih belum cukup kenyang makannya?”

Wajahku memerah: “Sebel, perutku lapar.”

Dion mendekat dan mencium pipiku, penuh kepuasan berkata: “Karena hari ini penampilanmu sangat bagus, ayo bangun, aku traktir kamu makan besar.”

Aku mengulurkan kaki, Dion segera melarikan diri, sambil mengenakan pakaian sambil mengejekku: “Baru saja memujimu, kamu sudah menunjukkan sifat asli.”

Setelah berpakaian rapi, aku menggandeng lengannya keluar dari kamar, berjalan menuju restoran kapal pesiar.

Makan siang sudah disiapkan, satu meja penuh makanan lezat, aku duduk langsung makan tanpa berperilaku seperti wanita bertata krama, Dion sangat memanjakan tersenyum padaku: “Apakah kamu tidak bisa lebih perhatikan sikap? Setidaknya sang suami masih duduk di sampingmu.”

“Di hadapanmu aku juga tidak perlu berpura-pura, apa lagi, sudah menghabiskan begitu banyak kekuatan fisik, apakah aku tidak perlu menambah tenaga?”

Dion melirik pengawal yang ada di kejauhan, menekan rendah suaranya: “Jika demi menambah kekuatan fisik, itu juga suamimu ini yang tambah, kamu sudah menghabiskan kekuatan fisik apa? Kamu hanya terus menikmati layananku yang penuh keringat……”

Wajahku terasa memanas, melototinya: “Apakah kamu tidak bisa lebih serius?”

“Untuk apa aku pura-pura serius di hadapanmu? Apa lagi, aku memang hanya bersikap tidak serius padamu saja. Dion meniru kata-kataku.

Aku sudah lapar sekali, tidak ingin banyak bicara, lalu mengabaikannya, makan sendiri dengan lahap.

“Kamu juga tidak bertanya kita akan pergi ke mana?”

Tiba-tiba aku mendongak: “Kita mau pergi ke mana?” Dion tidak mengingatkan, aku sungguh sudah melupakannya.

“Ranah……” Dion terdiam sejenak: “……..surga.”

Ciuhh, aku tidak bersikap baik mendesis sekali, begitu dengar, masih berpikir Dion yang mau pergi ke surga.

“Ranah surga ada di mana?”

Aku merasa tidak paham dan bertanya.

“Yah berada di surgalah.”

“Lebih serius bicaranya.”

“Aku sangat serius loh?”

“Dion!!”

Dion mengangkat alis: “Apakah kamu mau membunuh suami sendiri? Berteriak begitu keras.”

“Sebenarnya pergi ke mana?” Suaraku melembut, sama seperti burung kecil meringkuk ke sana.

Dion menepuk kepalaku: “Ini baru patuh.”

Aku tidak bisa berkata apa-apa.

“Dalam legenda ranah surga adalah tempat yang paling dekat dengan surga——Danau Garam Uyuni.”

“Danau Garam Uyuni?” Aku memikirkannya sejenak: “Sepertinya tidak pernah mendengar tempat ini.”

“Karena jarang orang yang mendengarnya maka membawamu ke sini, ingin membuktikan cintaku padamu berbeda dari yang lain, tentu saja tidak boleh pergi ke tempat yang sudah sering di datangi oleh orang lain.

Aku tersenyum: “Wah, ternyata rekan Dion juga bisa main romantis.”

Dion menepuk kepalaku lagi: “Sama-sama, bukankah hari ini rekan Kelly kita juga pintar memainkan trik bersenang-senang?”

……

Kapal pesiar berlayar selama satu hari satu malam, akhirnya tiba di tempat tujuan—— Danau Garam Uyuni.

Berdiri di tepi danau, yang terlihat di depan mata adalah keindahan yang menakjubkan sekali, langit biru jernih bertemu dengan butiran garam putih tak berujung, membuat orang merasakan murninya alam ini.

“Indah sekali.”

Aku memuji dengan tulus, Dion tersenyum: “Apakah ada sebuah perasaan mencapai ranah mimpi?”

“Iya.”

“Apakah tahu kenapa aku membawamu datang ke sini?”

Aku mengangguk: “Saat di atas kapal sudah memberi tahu aku, ingin membuktikan cintamu berbeda dari yang lain.”

“Sebenarnya tidak semuanya seperti itu.”

“Lalu ada apa lagi?”

Aku mengerling ke arahnya, penuh dengan kecurigaan.

“Legenda mengatakan sepasang kekasih hanya perlu menyusuri sepanjang jalan Danau Garam Uyuni, dalam tiga kehidupan tidak akan pernah melupakan satu sama lain.”

Tiba-tiba suasana berubah menjadi sangat baik, aku malah sangat tidak sesuai situasi mengejeknya: “Terakhir kali siapa yang mengatakan, di kehidupan selanjutnya akan berpisah denganku satu di surga dan satu di neraka?”

Dion tidak bersikap baik melototiku, “Jangan diberi sedikit sinar matahari sudah merasa luar biasa cerah, aku hanya mengatakan tiga kehidupan tidak akan melupakan satu sama lain, bukannya tiga kehidupan tidak akan berpisah selamanya……”

“Bagus ya kamu, karena tidak bersama, kenapa masih harus ingat satu sama lain? Aku tidak mau mengingatmu.”

“Walaupun tidak ingat denganku, aku juga tetap akan mengingatmu.”

Dalam sekejap hatiku berbunga-bunga, tapi penampilan luar masih bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi: “Aku sudah tidak ingat denganmu, untuk apa kamu masih mengingatku?”

“Bagaimana aku bisa melupakanmu, setiap saat aku harus mengingat perbuatan jahatmu, ingat bagaimana kamu menganiaya aku, aku baru bisa setiap saat mengingatkan diri sendiri, jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama lagi……”

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu