Cinta Di Balik Awan - Bab 312 Sungguh Menderita

Tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur, Kelly baru saja bangun, hal pertama yang Kelly lihat adalah wajah Dion, ekspresi wajahnya terlihat datar.

“Mengapa kamu pulang?”

Kelly menegakkan badannya dan ingin duduk di atas kasur, Dion membantunya, dan menjawab dengan nada halus: “Bibi Yu meneleponku.”

Suara dan ekspresi Dion tidak ada yang berubah, akan tetapi mengapa, kelly memiliki sejenis ilusi, Kelly merasa tatapan mata Dion terdapat sebuah luka yang mendalam.

Tiba-tiba teringat dengan pesan tersebut, pesan yang dikirim dari Leheon, seketika wajah Kelly menjadi pucat, Kelly tidak mengetahui apakah Dion sudah melihat pesan tersebut, dia berusaha menenangkan dirinya sendiri, berkata dengan nada halus: “Belakangan ini sering anemia, jika duduk terlalu lama, jika berdiri mendadak kepala akan terasa berkunang dan pusing, bukan masalah besar.”

Dion menganggukan kepala: “Bersyukurlah jika kamu tidak apa-apa, perbanyak istirahat.”

Dion berdiri: “Aku harus pergi menghadiri sebuah rapat yang penting, pamit dulu, meneleponku saja jika kamu merasa tidak enak badan.”

“Baiklah.”

Kelly menjawab dengan halus, memandang bayangan Dion yang semakin menjauh, hatinya terasa sakit, sekarang bahkan Kelly sendiri juga tidak tahu, apakah Dion sudah melihat pesan tersebut, karena, Dion telah menjadi seseorang yang tidak menunjukkan perasaannya, pada malam itu, setelah Kelly mendapatkan kabar bahwa Dion sudah melihat foto tersebut, tetapi Dion masih bisa berbicara kepada Kelly dengan begitu tenang, maka dari itu Kelly mengetahui seberapa sabarnya Dion

Bibi Yu membawa semangkuk bubur kurma, berkata: “Cepat habiskan, wajahmu terlihat pucat bagaikan selembar kertas.”

“Laptopku? Dimana laptop?”

Kelly menarik lengan Bibi Yu, bertanya dengan cemas dan gelisah.

“Sepertinya masih ada di Taman, aku cari dulu.”

“Ketika kamu menemukan aku dalam keadaan pingsan, kamu tidak menyimpan laptopku?

Bibi Yu tertegun: “Ketika melihatmu pingsan, aku sudah takut setengah mati, tidak ingat lagi menyimpan laptopmu, reaksi pertama aku adalah menelepon Tuan Dion, tidak lama kemudian Tuan Dion membawa seorang dokter pulang ke rumah.”

“Apabila begitu anda pergi mencari laptopku, apakah masih ada disana.”

“Baiklah.”

Bibi Yu membalikkan badan dan bergegas lari ke kebun, beberapa saat kemudian, Bibi Yu kembali membawa laptop, berkata sambil tersenyum: “Masih ada, ini laptopnya.”

Kelly menghelakan nafas, dengan tangan yang bergetar Kelly mengambil laptop tersebut, seketika dia teringat: “Saat Bibi Yu turun ke bawah, apakah laptopnya dalam keadaan terbuka?”

“Laptopnya dalam posisi tertutup.”

“Tertutup?” Kelly merasa kaget: “Apakah kamu yakin dalam posisi tertutup? Bukan dalam keadaan terbuka?”

“Benar, saat aku tiba di taman, laptop dalam posisi tertutup, sehingga aku langsung membawa naik ke atas.”

Kelly memejamkan matanya dengan penuh kesedihan, pada ujungnya Dion telah melihat pesan tersebut juga, ternyata itu bukan sebuah ilusi, tetapi Dion benar-benar terluka, bahkan Kelly sendiri saja yang melihat pesan tersebut akan berpikir berlebihan, setelah Dion melihat pesan tersebut, bagaimana mungkin Dion tidak berpikir lebih lanjut lagi…

Melihat air mata Kelly mengalir terus-menerus, Bibi yu merasa panik: “Ada apa ini? Mengapa tiba-tiba kamu menangis?”

“Bibi Yu keluar saja, aku ingin sendiri dulu.”

Kelly benar-benar merasa sangat sedih dan menderita, dia menguburkan wajahnya di dalam selimut, dalam waktu sebentar saja air mata Kelly sudah membasahi selimut, selimut tersebut basah hingga bisa memeras keluar air mata.

Di dalam tekanan penderitaan, Kelly berpikir cukup lama, pada akhirnya Kelly memutuskan, malam ini dia akan menjelaskan kepada Dion, mengapa setelah Dion melihat foto-foto, dan membaca pesan email, tetapi seperti tidak terjadi apapun, sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan.

Malam hari, Kelly duduk di dalam kegelapan, dia sedang menunggu Dion pulang, mendengar suara langkah kaki yang tidak asing, Hati Kelly mulai terasa sakit, sebelumnya, Dion pernah mengatakan bahwa langkah kaki Kelly menginjak di atas hatinya, tetapi Dion tidak mengetahui, langkah kaki dia sendiri, menginjak di atas hati Kelly juga… …

Dion menyalakan lampu, melihat Kelly duduk meringkuk di atas sofa, bertanya dengan nada halus: “Mengapa kamu masih belum tidur?”

“Bisa kita bicara sebentar?”

Kelly menatap kosong ke arah Dion: “Apakah kamu sudah melihat pesan yang dikirim dari Leheon?”

Terdiam sesaat, Dion menganggukan kepala: “Benar.” Ekspresi wajahnya terlihat datar.

“Kamu sudah melihat foto-foto tersebut, benar?”

“Benar.”

Tiba-tiba Kelly berdiri, dia berdiri di hadapan Dion, bertanya: “Mengapa? Mengapa kamu berpura-pura seolah-olah tidak terjadi apapun? Sebenarnya di dalam hatimu tidak bisa menerima, mengapa kamu tidak mengungkapkan perasaanmu? Apabila kamu seperti itu, apakah kita masih bisa menikah? Meskipun betapa ingin aku bersamamu, aku tidak berharap kita berdua memasuki aula pernikahan dalam kondisi seperti ini, sebenarnya mengapa kamu harus berpura-pura seperti ini?!”

Kelly menangis sambil memukul Dion, awalnya Kelly berpikir bahwa hal-hal yang paling ditakuti dari Dion adalah sifatnya yang dingin dan cuek, setiap hari memabukkan diri dengan minuman keras, tampaknya sekarang, hal yang paling ditakuti dari Dion adalah kelakuannya yang menyembunyikan semua perasaan di dalam hati, Dion menyembunyikan hingga Kelly tidak melihat, ini adalah sebuah perasaan yang buruk, sama sekali tidak ada rasa nyaman, jika Dion ingin menikahi Kelly dengan perasaan tertekan yang seperti ini, maka Kelly memilih untuk tidak menikah, serius, tidak ingin menikah dan juga tidak bisa menikah, karena mereka berdua tidak akan merasa bahagia… …

Setelah Kelly selesai menangis, Dion menarik Kelly ke samping sofa, dan menyuruh dia duduk disana, Dion menatap kedua mata Kelly dan bertanya: “Setelah kejadian hari itu, apakah kamu ada melakukan kontrasepsi?”

Kelly tertegun, menggelengkan kepala: “Tidak ada.”

“Mengapa?”

“Karena di bawah alam sadar, aku merasa bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi pada hari itu.”

“Apakah sekarang kamu masih berpikir seperti itu? Setelah melihat pesan dari Leheon?”

“Kakak Dion, aku mengetahui bahwa kamu pasti sangat tersinggung dengan isi pesan tersebut, akan tetapi kamu tidak boleh sepenuhnya percaya dengan kata-kata Leheon, Leheon memiliki keegoisan dia sendiri, Leheon berkata seperti itu pasti memiliki tujuan lain.”

“Apabila begitu kamu memberitahukan aku, apa tujuan Leheon? ”

Kelly menundukkan kepalanya, sambil menggosok kedua tangannya, menjawab dengan nada halus: “Mungkin Leheon hanya ingin membuat aku selalu mengingat dia saja.”

“Apakah kamu mempunyai bukti?”

“Karena Leheon sengaja tidak memberitahukan kejadian sebenarnya, aku akan merasa penasaran, sehingga aku akan terus memikirkannya, apabila dia memberitahukan kejadian sebenarnya, mungkin aku tidak akan memikirkan Leheon lagi.”

Dion tersenyum sinis: “Itu hanya pemikiran dirimu sendiri saja, tidak ada sesuatu yang mutlak, meskipun peluang terjadi hal tersebut tidak tinggi, akan tetapi masih ada kemungkinan hal tersebut terjadi, kamu selalu memikirkan hal dengan cara yang begitu naif dan sederhana, sehingga menyebabkan masalah yang tidak bisa diselesaikan.”

“Pada hari itu, suasana hatiku sangat buruk, sehingga tidak terlalu memikirkan hal tersebut.”

“Akan tetapi saat kamu bersama ku? Kamu selalu melakukan kontrasepsi, benar?”

Kelly tertegun, dia tidak mengerti mengapa Dion tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang begitu aneh, disaat kelly ingin menjawab sejujurnya, Kelly menyadari Dion sedang menertawakan dirinya sendiri.

“Menurutmu permintaanku terhadap cinta hanya sedemikian rupa saja, harapanku padamu, apakah itu mungkin bagiku untuk menerima foto-foto dan juga pesan email tersebut?” Dion tertawa sini: “Sebenarnya kamu salah, karena merasa enggan untuk melepaskan, hal-hal yang dapat diriku maklumi bukan begini saja.”

“Apa lagi?” Kelly bertanya kaku.

“Kamu hamil.”

Ekspresi Dion ketika mengatakan kalimat tersebut, pada akhirnya tidak lagi terlihat tenang, rasa sakit yang tidak dapat dideskripsikan, seharian, hatinya terasa seperti dibakar di dalam api, digoreng di dalam minyak, ditembus oleh sejuta anak panah... …

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu