Cinta Di Balik Awan - Bab 410 Rencana

Jam 9 malam, akhirnya handphone Kelly berbunyi, dengan tidak tenang menekan tombol menjawab: "Halo, dengan siapa?"

"Apakah ini adalah nyonya Kelly? Sebuah suara orang tua, masih sangat energik.

"Benar, anda siapa?"

"Aku adalah orang yang ingin kamu temui, teman dari mertuamu, Shinto."

Hati Kelly berguncang, dengan senang berkata: "Akhirnya mendapatkan telepon anda, tidak tau apakah Tuan Gu bisa mengatur jadwal, aku ingin bertemu anda secepatnya."

"Boleh, kalian jam 10 datang ke klub bisnis di jalan Macau, aku menunggu kalian disini."

"Baik, terimakasih, terimakasih sekali."

Kelly memutuskan panggilan, lalu langsung berlari ke sebelah menghubungi Maxim, Maxim mendengar kabar ini juga senang sekali, mereka berdua bersiap sebentar, langsung pergi ke lokasi yang sudah dijanjikan di telepon tadi."

Sesampainya klub bisnis di jalan Macau, di depan pintu sudah ada orang yang menjemput mereka, mendengar kalau tamu yang berjanji dengan Tuan Gu, pelayan yang menjemput langsung membawa mereka berdua sampai ke suatu ruangan."

Setelah pintu dibuka, Kelly dan Maxim melihat seorang kakek tua yang wajah bercahaya duduk di atas sofa, berpakaian rapi, mempunyai tatapan cerdas yang dimiliki pengusaha, melihat mereka berjalan masuk, dia berdiri dengan tersenyum: "Sore tadi aku sedang tidak di kantor, jadi tidak tau kalian berdua datang ke perusahaan mencariku, kalau ada keterlambatan mohon dimaklumi."

"Tuan Gu terlalu segan, kamu bersedia menjumpai kami di saat seperti ini, kami sudah sangat berterimakasih."

Kelly dengan sopan membungkuk, Tuan Gu menunjuk sofa: "Cepat duduk."

Mereka bertiga duduk, Kelly langsung berterus terang: "Karena ada keterbatasan waktu, aku tidak akan bertele-tele, sekarang muncul beberapa masalah di perusahaan Stenheim, membutuhkan pengusaha yang berkemampuan untuk investasi, dengar-dengar Tuan Gu dulu berteman baik dengan mertuaku, jadi aku datang kemari mencarimu, berharap kamu bisa melihat atas dasar pertemanan ini, mengulurkan bantuan tangan untukku, tunggu masa krisis sudah terlewati, hari-hari selanjutnya kami pasti akan membalas budi kebaikan Tuan Gu."

"Oh begitu." Shinto mengangguk: "Derick sudah meninggal 10 tahun lebih, sejak dia meninggal, 10 tahun ini aku pun tidak pernah pergi ke Zurich, jadi sedikitpun juga tidak mengerti kondisi keluarga Stenheim, dibilang-bilang sangat memalukan, aku merasa bersalah kepada Derick."

"Jadi apakah anda bersedia membantu kami?" Tanya Kelly.

Dia menggangguk: "Bantu, tentu saja harus membantu, keluarga Stenheim ada kesulitan, kalau aku tidak bantu lalu bagaimana aku bisa bertanggung jawab kepada temanku yang sudah meninggal itu, hanya saja......"

"Hanya saja apa?"

"Hanya saja masalah ini aku harus berdiskusi dengan anggota dewan lainnya dulu, bagaimana juga berinvestasi ke luar negri bukan hal kecil, dan juga resikonya juga sangat besar, kalau aku sendirian memutuskan, ini akan memunculkan ketidakpuasan semua orang, berharap kalian bisa mengerti."

"Kami bisa mengerti ini." Maxim mengangguk: "Tapi tidak perlu jaminan apapun dari kami?"

"Kalau itu harus menunggu seusai membahas pertemuan besok, meskipun aku adalah presdir, tapi juga tidak boleh bertindak sewenang-wenang, harus mendapatkan persetujuan para dewan baru bisa memberi kalian berdua jawaban."

"Baiklah kalau begitu, kami akan menunggu jawabanmu."

Kelly menunduk dengan berterimakasih, berharap sangat besar kepadanya, setelah saling bersalaman kurang lebih setengah jam, mereka berdua baru pamit.

Sebelum mereka pergi, Tuan Gu berjanji bahwa akan mengusahakan yang terbaik, membantu mereka mendapatkan proyek investasi, melihat sikapnya yang begitu tulus, Kelly menghela dengan lega merasa tidak sia-sia datang kesini.

Keesokan harinya jam 12 siang, dia mendapatkan telepon dari Shinto lagi, hanya saja hasilnya membuat orang sedikit terkejut, Shinto bilang setelah melewati pembahasan pertemuan sepanjang hari, para dewan bersikeras meminta mereka menandatangani sebuah perjanjian.

"Perjanjian apa?" Tanya Kellu dengan panik.

"Yaitu menjamin dengan saham individu sebesar 10%, dengan begitu investasi kami tidak akan mengalami kerugian, aku tau permintaan ini sedikit kejam, tapi aku sungguh sudah berusaha semampuku, karena ini benar-benar investasi yang beresiko, beberapa pemegang saham juga sedikit mendengat keributan perusahaan Stenheim di Zurich, jadi......."

Kelly menarik nafas dalam: "Aku tau, kalau begitu aku rundingkan dulu dengan asistenku, nanti aku akan meneleponmu balik."

"Baik, sungguh maaf......"

"Tidak apa-apa, harusnya kami yang meminta maaf, membuatmu diapit ditengah."

Kelly memutuskan panggilan, langsung memanggil Maxim, memberitahu Maxim balasan Tuan Gu, lalu bertanya: "Menurutmu apakah kita mau menyetujui permintaan ini?"

"Aku sudah tau kalau semuanya tidak akan semudah itu, sebenarnya sebelum datang aku juga tidak begitu berharap dengan Tuan Gu ini, seorang teman lama, dan juga sudah tidak berhubungan selama puluhan tahun, mana mungkin mau membantu kita dengan tulus."

"Sebenarnya aku juga tidak berharap banyak, keuntungan awal tahun ini didepan, paman sendiri juga begitu kejam, apalagi seorang orang luar."

"Tapi kita sudah datang, tidak mungkin pulang dengan tangan kosong bukan?"

"Tentu saja tidak akan pulang dengan kosong, menurutku lebih baik tandatangani saja, sebenarnya juga bukan permintaan yang keterlaluan, hanya saja di dalam hati tidak begitu nyaman saja, merasa seperti tidak percaya dengan kita."

"Benar, menyuruh mereka berinvestasi sama seperti memberi jaminan untuk pinjaman bank, tidak ada jaminan siapa yang berani meminjamkan uang kepada kita, kalau manajemen perusahaan lancar masih bagus, kalau tidak lancar orang akan takut kamu tiba-tiba bankrut, nantinya terjatuh sampai tidak ada apa-apa, bukankah itu tidak sebanding?"

Kelly menghela nafas berat, lalu memutuskan: "Kalau begitu setuju saja, jika ingin mendapatkan sesuatu harus mengorbankan sesuatu juga, waktu sebulan cepat sekali akan berlalu."

Setelah mereka berdua selesai berunding, langsung menelepon Tuan Gu memberi jawaban, setuju dengan permintaan yang diminta para dewan mereka.

Oleh karena itu kedua belah pihak berjanji besok jam 10 pagi bertemu di club bisnis tempat mereka bertemu semalam untuk menandatangai kontrak perjanjian.

Setelah Kelly meninggalkan kamar Maxim, kembali ke kamarnya sendiri, baru saja bersiap untuk mandi, kamarnya diketuk, dia mengira kalau itu adalah Maxim, saat dia membuka pintu baru tau ternyata itu adalah pelayan hotel.

"Ada apa?" Tanya Kelly.

"Disini ada sebuah surat untukmu."

"Surat?" Kelly menaikkan alisnya: "Siapa yang memberiku surat?"

"Seorang nenek yang mengantarkannya, bilang kalau membantu orang lain, menyuruh kami memberikan surat ini untuk tamu kamar nomor 307."

Kelly dengan kebingungan menerima surat dari tangan pelayan, lalu menutup pintu dan langsung membuka, diatas selembar kertas putih, hanya ada huruf ketikan komputer: Shinto yang kalian jumpai semalam adalah identitas palsu, ingat jangan bertemu.

Memalsukan identitas.......Otaknya terkejut, tangannya bergetar, kertas putih itu perlahan jatuh ke atas lantai, dalam hitungan menit, dia masih belum bisa tersadar dari keterkejutan itu.

Tidak tau sudah lewat berapa lama, akhirnya dia tersadar, langsung menelepon Maxim: "Cepat kemari."

Maxim yang menerima teleponnya langsung bergegas ke kamarnya, bertanya: "Ada apa?"

"Kamu lihat."

Kelly memberikan surat ditangannya kepada Maxim, Maxim yang selesai membaca pun sama terkejutnya dengan Kelly, "Ini......Ada apa semua ini sebenarnya?"

"Aku juga sangat ragu, seorang pelayan yang mengantarkannya, katanya seorang nenek yang diminta bantu oleh orang lain, tampaknya orang ini tidak ingin kita tau dia siapa, tapi siapa dia? Kenapa dia bisa tau siapa yang ingin kita jumpai? Lalu bagaimana bisa tau kalau orang yang kita temui itu adalah palsu?"

"Apakah Tuan Gu yang kita temui semalam adalah palsu?"

"Kita tidak pernah berjumpa dengannya, juga tidak ada foto, siapa yang tau asli atau palsu, aku juga sampai kebingungan."

Maxim mengerutkan keningnya, tiba-tiba sebuah tinjuan melayang ke pintu: "Pasti yang palsu, tau aku dan tuan muda Dion datang ke Macau, musuh menyerang kami di tengah malam, kali ini semuanya berjalan begitu lancar, memang ada sedikit keanehan, tampaknya kita sudah terjebak, untungnya orang misterius ini mengingatkan kita tepat waktu, kalau tidak besok begitu menandatangani perjanjian, maka saham 10% itu akan akan hilang!"

Kelly tenggelam dalam pikirannya, hatinya mempunyai sebuah perasaan yang aneh, orang misterius itu, jangan-jangan adalah......

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu