Cinta Di Balik Awan - Bab 176 Tunggu aku

“Lihat kondisi.”

“Baiklah, kalau begitu aku tunggu kamu kembali baru pergi.”

“Tidak usah, kamu kalo mau pergi, sendiri saja.” Dia berusaha untuk tetap tenang dan mengatakan : “Tolong jangan tunggu aku, kalau kamu tunggu aku, akan berat untukmu.”

“Kamu...”

Dion dibuat kesal olehnya.

“Aku kenapa ?”

“Kenapa kamu sangat suka belajar berbicara ?”

“Salah, ini namanya bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang diterima.”

Setelah Kelly pergi, tidak ada kabar apapun dalam 3 hari, dia sengaja mematikan ponselnya, membuat Dion tidak bisa menghubunginya.

Ketika pulang di hari ke empat, langit sudah gelap, Leheon mengantar Giselle ke sekolah duluan, barusan lanjut mengatar dia ke gunung.

“Liburan kali ini sangat menyenangkan.“ ucapnya.

“Iya, banyak orang itu ramai.”

Hatinya bergetar, memegang erat koper.

Dion turun dari mobil, berjalan lurus ke mereka, mengambil koper Kelly, dengan tenang berkata : “Terima kasih tuan Leheon mengantar kekasihku pulang.”

Leheon tersenyum : “Sama - sama.”

“Maukah masuk ke dalam duduk ?”

“Tidak usah, lain hari saja.”

“Baik, lain kali.”

Setelah mengantar Leheon pulang, Kelly ditarik Dion masuk ke dalam halaman, tanpa berkata apa-apa langsung naik ke atas.

Setelah menutup pintu kamar, dengan suara yang berat berkata : “Bukankah pergi jalan - jalan.”

“Iya.”

“Jadi kenapa bisa bersamanya ?”

“Dia juga pergi.”

“Apa kamu bilang ?” Dion yang tidak bisa percaya membeku :”Kamu pergi jalan - jalan bersamanya ?”

“Dan juga Giselle.”

“Jadi kenapa kamu tidak bilang saat aku tanya ?”

“Kamu hanya tanya bersama Giselle, kamu tidak tanya Leheon.”

“Kamu...”

Dia membalikan badan, menahan kemarahan dalam hatinya, dan berbalik lagi : “Jadi kenapa mematikan telepon ?”

“Tidak ada batre lagi.”

“Bohong !”

Dion menekan bahunya :”Membuatku tidak bisa menghubungimu, khawatir padamu, peduli padamu, kamu sangat puas kan ?”

“Jadi kamu ? Begitu banyak hari bersama Jesan, meninggalkanku di gunung yang tidak berpenghuni ini, melihatku menderita menunggumu, kamu juga sangat puas kan ?”

“Mengatakan yang sebenarnya, ini karena Jesan, aku bersamanya, karena ada masalah, hubungan yang sangat jelas tidak ada apa-apa.”

“Itu hanya pemikiranmu sendiri, kamu yakin pikiran kamu sama dengannya ?”

“Apa yang dipikirkan dia urusan dia, aku tidak mungkin melakukan apa yang dia pikirkan”

“Jadi kamu ini sekarang lagi ngapain ? Sedang marah ? Atau sedang cemburu ?”

Kelly kembali bertanya, Dion dengan dingin membalas : “Orang yang cemburu itu harusnya kamu kan ?”

“Aku cemburu makanya seharusnya menginterogasi kamu, jadi kenapa kamu yang menginterogasi aku ?”

Kelly mendorongnya, mengambil baju tidur dan masuk ke kamar mandi, tidak ingin lanjut bertengkar dengannya lagi.

Setelah selesai mandi dan keluar, Dion berdiri di koridor jendela, ketampanannya dari belakang terlihat seperti pahatan, sangat dingin.

Kelly dengan yakin membuka pintu keluar, masuk ke ruang belajar dan membuka komputer, bersiap - siap untuk menulis skripsi.

Sayang otaknya kacau, skripsi sudah dibuka sangat lama, tapi tidak menulis satu huruf pun.

Dengan tertekan Kelly menarik rambutnya, membuka Whatsapp, tidak lama, keluar chat dengan profile picture yang asing.

“Belum istirahat ?”

Dia dengan bingung mengetik kata :” Siapa kamu ?”

“Leheon.”

“Hei, bagaimana kamu bisa punya nomor WA-ku ?”

“Giselle memberitahuku.”

Dia berhenti sesaat, menambahkan : “Punya dia aku juga menambahkan kontaknya.”

“Ya.”

Kelly berpikir :” Kamu sudah sampai rumah kan ?”

Leheon mengeluarkan ekspresi senyum besar : “Kalau belum sampai rumah, bagaimana bisa online ?”

“Iya, benar.”

“Apa yang sedang kamu lakukan ?”

“Tidak ngapa - ngapain, rencananya mau nulis makalah, tapi otakku kosong, alhasil tidak bisa menulis apa - apa.”

“Maukah aku bantu kamu tulis ?”

“Benarkah ? Kamu bisa ?” Kelly sedikit menginterogasi.

“Bodoh, jangan lupa, aku seniormu.”

Kelly menggigit bibirnya, mengiriminya pesan : “Baiklah, makasih kalau begitu. “

“Apa judulnya ? Ada syarat apa? Butuh perincian apa ?”