Cinta Di Balik Awan - Bab 275 Marah

Setelah selesai sarapan, Kelly naik ke atas untuk mengambil ponselnya, selagi jalan Kelly juga berpikir sambil menggertakkan gigi, jika tadi malam tidak di monopoli oleh Dion, Kelly akan menelpon tadi malam.

Masuk ke kamar lalu menutup pintunya, Kelly mengubungi nomornya, hatinya dalam keadaan kebingungan, juga tidak tahu bahwa setelah sekian lama, ayahnya sudah memaafkannya atau belum.

Seharusnya sudah dimaafkan, bagaimana mungkin seorang ayah tidak akan memaafkan anak perempuannya, Kelly menenangkan dirinya sendiri.

Ketika teleponnya tersambung, mendengar suara Yuni ibunya, Kelly merasa lega, lalu berteriak : “Ma, ini aku, Kelly.”

Ibunya membeku, dengan sengaja menurunkan suaranya : “ada apa kenapa baru menghubungi sekarang?”

“bukankah ini Tahun Baru, tadi malam aku sudah menelepon, kalian pasti pergi kerumah nenek kan?”

“ya.”

“apakah papa dan ibu sehat ? Dia ... ...apakah masih marah padaku?”

“papa dan ibu sehat.”

Mendengar Ibunya hanya menjawab pertanyaan sebelumnya, hati Kelly mulai pundung : “papa masih belum memaafkan aku?”

Dengan sedikit menghela napas, Ibunya(Qin Yulan) berkata : “itu hampir dimaafkan, hanya saja Samuel tidak bisa berhenti bicara, berbicara omong kosong kemana-mana, sekarang para tetangga tahu masalahmu, kamu juga bukannya tidak tahu papamu, jika kamu ingin hidup dengan rasa malu, dibuat menderita oleh bibi Lipin, berpikir kamu malu karenanya, jadi....”

Kelly menjawab dengan marah : “aku tidak melakukan hal yang memalukan, mengapa papa berpikir seperti itu? Dan apa yang akan dilakukan oleh Samuel? Apakah menarik untuk membuat sebuah keributan setelah sekian lama? Ma, bagaimana kamu membiarkan dia memfitnah putrimu?”

Tidak ada di telepon, tapi tidak ditutup, setelah beberapa saat, terdengar sebuah tangisan.

“bukannya papamu membuang waktu untuk meladeni masalah, juga bukan ibumu yang pengecut, tapi ada contoh nenekmu disini, apa yang bisa kita lakukan....”

Hati Kelly terasa sakit, bagaimana mungkin Kelly mengabaikan bahwa neneknya adalah duri dalam hati kedua orangtuanya yang tidak bisa dihilangkan.

“ma, aku minta maaf.....”

Kelly menyesal karena mengejar cintanya, harus meninggalkan kalian, Kelly menyesal karena marah, dan mengabaikan perasaan di hati kalian, Kelly menyesal karena kalian telah membesarkan aku hingga seperti ini, tapi aku tidak bisa membalasnya, tetapi aku menambahkan masalah kepada kalian...

Seribu kata dan sepuluh ribu kata maaf, sulit untuk melepaskan rasa bersalahnya yang mendalam kepada kedua orang tuanya.

“tapi ma, aku sangat bahagia, sungguh, dia benar-benar mencintaiku, dan juga kita akan melangsungkan sebuah pernikahan.”

Akhirnya berita tentang pernikahan itu tersampaikan, setelah beberapa hari sempat ragu-ragu karena Kelly tidak berani mengatakannya, pada momen ini diserukan, itu hanya karena Kelly ingin ibunya tahu bahwa Kelly memiliki hidup yang baik, sangat bahagia.

Ada keheningan yang panjang di telepon, hati Kelly tenggelam dalam kesunyian, apa arti dari pernikahan, itu berarti Kelly harus berada di negara asing itu selamanya, berarti, Kelly akan melepaskan kedua orangtuanya yang telah membesarkannya untu seorang pria.

“baiklah, selama kamu bahagia, mama berharap kamu baik-baik saja.”

Air mata Yuni turun dengan derasnya, Yuni menahannya dalam waktu yang lama untuk menyelesaikan kalimatnya untuk putrinya.

Bagaimana mungkin Kelly tidak mengerti betapa kesal ibunya sekarang, tetapi hatinya juga merasakan perasaan yang lebih baik, setiap kali Kelly berbicara dengan ibunya lewat telepon, semuanya ibunya selalu menangis di ujung sana, Kelly menangis di ujung sini, keluarganya tidak salah, Kelly pun juga tidak salah, satu-satunya hal yang salah, adalah karena Kelly jatuh cinta pada orang yang salah, Kelly tidak bisa bilang, bahwa jatuh cinta pada Dion adalah sebuah kesalahan, Kelly hanya bisa bilang, bahwa Kelly jatuh cinta pada orang yang tepat di tempat yang salah, jadi, cintanya selalu keindahan yang tidak lengkap.

Tidak bisa bilang ini bagus, tapi juga tidak bisa bilang ini tidak bagus.

“ma, akankah kamu dan papa akan datang di acara pernikahanku?” kelly berhenti sebentar, berbicara dengan sungguh-sungguh : “aku harap kalian bisa datang....”

Benar, jika ada anak perempuan yang akan menikah seorang diri, bagaimanapun caranya, membiarkan ayahku berjalan ke auditorium dengan bergandengan tangan, kemudian menyerahkannya pada mempelai pria.

“ini mungkin.....”

Yuni berkata : “itu mungkin agak sulit.”

“apakah khawatir papa tidak setuju kah? Jika papa tidak setuju, besok aku dan Dion akan pulang bersama untuk meminta maaf padanya,bagaimana?”

Sebelum ibunya menjawab, mendengar suara ayahnya meraung di telepon : “apakah kamu menjawab teleponnya di belakangku?!”

Kelly buru-buru berkata : “ma, berikan teleponnya pada papa, cepat berikan padanya!”

“dia tidak akan mengambilnya, begitu saja, aku akan menutup teleponnya dulu.”

“ma, jangan ditutup, jika kamu membiarkan papa untuk mengambilnya, aku akan berbicara padanya....”

“aku akan memberitahunya dulu, aku akan menelponmu nanti.”

“.......baiklah.”

Kelly menutup teleponya dengan perasaan tertekan, air matanya seperti banjir, tidak bisa dihentikan, tidak bisa mendapat persetujuan dari ayahnya, itu selalu menjadi penyesalan terbesar di hatinya.

Menangis dengan waktu yang lama, hingga berdering ponsel di tangannya, Kelly dengan cepat menghapus air matanya, menghirup napas, dengan cepat menekan tombol jawab.

“Kelly, papamu masih tidak mau menjawab teleponmu, mama sudah berusaha yang terbaik.”

Yuni menghela napas : “dia memintaku untuk mengirimmu sebuah pesan, tidak perlu pulang, jika kamu pulang maka tidak akan bisa membiarkan kamu pergi lagi....”

Harapan terakhir Kelly di hatinya hancur sebelum menjawab teleponnya, akhirnya Kelly tidak bisa untuk menahan tangisnya : “maksud papa berarti jika aku tidak pernah pulang dalam hidupku, berarti aku bukan lagi putrinya,kan ? apakah itu artinya?”

“bukan, dia bilang jika kamu berpikir untuk pulang, lima tahun kemudian kembali pulang, membawa suami dan anak-anakmu pulang.”

“kenapa harus seperti itu?”

“dia bilang dia tidak percaya bahwa kamu bisa merubah jarak antara si kaya dan si miskin, tidak percaya bahwa orang kaya memiliki ketulusan, tidak percaya bahwa kamu memiliki nasib yang berbeda dari nenekmu, dia bilang jika kamu dan laki-laki itu masih jatuh cinta dalam lima tahun ke depan, dan juga memiliki anak, kalau begitu kamu boleh pulang, dia juga bisa memaafkanmu, tapi sebelum itu, dia tidak ingin melihatmu, jika kamu menginginkan pengampunannnya, hanya ada satu jalan, hanya waktu yang akan membuktikan, membuktikan bahwa pilihanmu itu benar.......”

Yuni selesai berbicara, lalu menutup telepon secara langsung, mendengarkan bunyi bip yang kosong, Kelly menangis, menangis sambil berbicara di telepon : “papa, kenapa harus seperti ini, haruskan seperti ini? Lima tahun bukanlah waktu yang pendek, aku sangat berharap mendapatkan berkahmu ketika aku menikah, tapi mengapa papa membuat perjanjian lima tahun untukku....”

Kelly bertanya lagi dan lagi, tidak ragu, Kelly tahu jika ayahnya tidak akan bisa mendengarnya.

Teriakan itu menarik Dion, Dion mendorong untuk membuka pintu kamar, bertanya : “ada apa?”

Kelly hanya menangis tidak berbicara, sebenarnya Kelly tidak bisa bicara, Dion juga tahu alasannya, sedikit mengernyit : “jika kamu tidak mendapatkan pengampunan dari papamu lewat telepon, biarkan aku menemanimu kembali ke Shanghai, mungkin lebih baik untuk bertemu.”

Kelly menggelengkan kepalanya : “tidak, sekarang tidak bisa pulang, aku tahu sifat papaku, jika aku pulang, dia benar-benar tidak akan membiarkanku pergi.”

“kalau begitu seperti ini juga bukan cara yang baik, aku tidak mau kamu disini, tapi hatimu terikat disana.”

“aku juga tidak ingin seperti ini, tapi sebelum pernikahan, aku tidak ingin menyimpan uang lagi, meskipun aku harus kembali pulang, juga harus menunggu sampai pernikahan selesai, sampai waktu itu, meskipun jika papaku masih tidak memberiku ampunan, setidaknya dia tidak akan meninggalkanku di Shanghai.”

Dion menghela napas, mengangguk : “baiklah.”

“apakah kamu sudah mendengar dari Tan?”

Matanya bercahaya : “belum.....”