Cinta Di Balik Awan - Bab 27 Lesung Bunga Mekar

Bab 27 Lesung Bunga Mekar

Otak Kelly untuk sesaat jadi kacau, akhirnya semuanya kembali tenang.

“tadi kamu bilang apa? Perjalanan bisnis?” Kelly bertanya.

Dion mengangguk dan menjawab: “iya, aku pergi ke Perancis, baru saja pulang kemarin.

“......ohh.” tanpa sadar di dalam hati Kelly ada sedikit kesenangan, ternyata Dion itu bukannya memberi garis batas antara mereka, hanya pergi mengurus perjalanan bisnis saja......

Mobil Dion berhenti di depan hotel yang sangat mewah, Kelly mengiuti Dion dan berjalan masuk, kedua penjaga yang ada di sisi pintu membungkuk dengan sopan: “selamat datang.”

Manajer hotel ini orang inggris, ia mendekat ke Dion dan berbicara dalam bahasa inggris: “tuan muda Dion, teman anda sudah sampai semua.”

Dion mengangguk: “ya, aku tahu.”

Kelly agak kaget, ia segera menghentikan langkah kakinya dan bertanya: “bukan cuma kita berdua yang makan?”

“ada beberapa teman baikku juga.”

“kalau begitu aku tak usah makan saja......” Kelly merasa agak kesulitan, kalau hanya makan bersama Dion ya sudahlah, ikut makan bersama dengan teman Dion, kalau begitu, di mana posisi Kelly?

“tak usah khawatir, mereka semua keturunan Chinese, semuanya sangat ramah dan mudah diajak bicara.”

“tapi......”

“tapi kan sudah sampai sini, masa kamu mau sih meninggalkan aku begitu saja?” Dion merebut kesempatan bicara dan bercanda.

Bergumul untuk sesaat, Kelly menundukkan wajahnya tak berdaya dan berkata: “......kalau begitu baiklah.” ia mengambil nafas dalam-dalam, ikut Dion masuk ke ruang VIP.

“tuan muda Dion, setiap kali kamu selalu membuat kami menunggu, bagaimana kami harus menghukummu kali ini?” di dalam ruang VIP itu ada 3 orang pria muda yang sedang duduk, setiap dari pria itu tampak menawan, bisa terlihat kalau latar belakang keluarga mereka sangat bagus.

“eh, coba deh kenapa hari ini matahari terbitnya dari barat, seseorang tanpa disangka membawa pacarnya ke sini.”

“bukan kok, lagian nona ini cantik sekali.”

Mendengar kata-kata iseng mereka, telinga Kelly sampai memerah, ia malah tetap tersenyum demi menjaga kesopanan.

“tidak pernah bertemu dengan wanita sebelumnya ya?” Dion melotot, mereka langsung buru-buru menutup mulutnya, Dion mengenalkan: “ini nona Kelly, murid asing dari Universitas Zurich.”

Segera setelahnya, Dion mengenalkan ketiga temannya, memang sesuai dugaan mereka putra dari keluarga yang kaya.

Kelly berpikir dalam hati, kalau ia tidak mengenal Dion tanpa sengaja, mungkin saja seumur hidup ini, ia tak akan pernah bisa bertemu dengan orang-orang ini.

Takdir, mampu mengumpulkan beberapa orang yang tak ada kaitannya jadi satu, dan selalu di saat mereka tak sadar.

“nona Kelly, aku juga lulusan dari Universitas Zurich, kita teman satu sekolah deh, kamu ambil jurusan apa?” pria yang jaraknya paling dekat dengan Kelly bertanya sambil tersenyum, Kelly menjawab dengan suara pelan: “ekonomi.”

“ekonomi bagus loh, terutama lebih bagus lagi kalau wanita yang belajar ekonomi, di kemudian hari bisa mengurus uang suami dengan ketat.”

Kelly agak kehabisan kata-kata, ia belajar ekonomi ya bukan karena mau mengurus uang suami, orang-orang ini terlalu pintar bercanda ya.

“apakah sulit sekali bicara yang lebih benar sedikit?” Dion mengetuk-ngetuk meja, berbalik dan dengan suara rendah ia berkata: “mereka itu memang sifatnya begini, jangan dimasukkan ke hati.”

Kelly tersenyum, kedua lesung pipit yang seperti bunga mekar di pipinya, ketiga pria di seberang sepertinya tak pernah melihat senyuman secantik itu, seketika itu juga mereka berkedip seperti tersetrum listrik.

Dion melihat kejadian itu dengan diam saja, ia sangat mengerti kondisi lupa diri ketiga temannya itu, karena dia, juga pernah lupa diri.