Cinta Di Balik Awan - Bab 140 Menunggu

Karena dalam waktu singkat Kelly memutuskan untuk kembali ke Zurich, Maxim tidak langsung memberitahukan Dion.

Setelah turun dari persawat, dia bercanda: “Nona kelly, bagaimana kalau kita berikan suprise pada tuan Dion? “

“Aah? “ Kelly mengerutkan kening, tidak mengerti apa maksudnya.

“Begini..... “

Maxim membisikkan beberapa kata ditelinganya, Kelly yang mendengar dia berbisik, wajahnya tampak canggung: “aku pikir ini tidak mungkin bisa, pengurus rumah melihatku seperti bertemu musuh. “

“Bibi Min biar aku yang urus. “ Dia menepuk dadanya sebagai jaminan.

Sedikit ragu, tapi dia tetap menganggukkan kepala: “baiklah. “

Siapa suruh Dion sebelumnya membuatmu menderita dalam ketidakberdayaan dan keraguan, kali ini, biarkan dia merasakan rasanya kehilangan.

Mereka berdua naik mobil menuju kediaman Dion, setelah turun dari mobil, dia bersembunyi di bawah pohon sycamore.

“Aku masuk kedalam cari alasan untuk membohongi Bibi Min untuk keluar, kamu cari kesempatan untuk menyelinap masuk mengerti? “

Tidak tahu cara apa yang digunakan Maxim, tak lama, dia benar berhasil membohongi pengurus rumah keluar.

Tangannya yang dibelakang memberi kode, menginstruksikan Kelly, untuk menyelinap masuk dari pintu merah yang tidak tertutup rapat.

Ketika memasuki kamar Dion, dia bersandar di pintu, dan menutup matanya, menarik nafas dalam-dalam, tidak salah lagi, dalam ingatannya, dia seperti dihantui.

Maxim menyetir mobil membawa Bibi Min keliling satu putaran, lalu mencari alasan mengantarnya kembali.

Lalu dia bergegas ke perusahaan, langsung pergi ke kantor Presiden, Dion yang melihatnya, berdiri dan berkata dengan suara nyaring: “kamu sudah kembali. “

“Ehn. “

“Dimana dia? “

Maxim tentu saja tahu siapa yang dia maksud, dia menundukkan kepalanya dengan sedih: “Maaf Presiden Dion, aku tidak bisa menyelesaikan tugas yang kamu berikan kepadaku...... “

Hati Dion berdegup poong poong, dan suhu di wajahnya tiba-tiba turun ke titik beku: “Kenapa? “

“Seperti yang disampaikan dipesan terakhir kali, dia sudah memutuskan untuk menikah dengan Samuel. “

“Mustahil. “

“Kalau tidak mendengar langsung darinya, aku juga mengira itu mustahil...... “

Piaang, Dion menjatuhkan gelas kopi yang baru saja dituangkan sekretaris.

Ketika malam tiba, cahaya bulan yang dingin menyinari bumi, itu tampak sangat sepi.

Kelly sembunyi dalam kegelapan, pusing kelaparan, dia tidak berani menyalakan lampu, takut pengurus rumah menemukannya, HP-nya terus dalam mode mati, seperti terisolasi dari dunia, dia bahkan tidak tahu jam berapa.

Dia menunggu dengan sabar, menunggu hampir ketiduran, saat mendengar langkah kaki yang familiar mendekat kemari.

Hatinya kegirangan, dia berlari ke kamar mandi.

Dion mendorong pintu kamar, melepaskan dasi, melepaskan jasnya, dan berbaring lelah disofa.

Melihatnya dari kejauhan, alis yang familiar, kontur yang familiar, hatinya menjadi lembut, dia menggertakan gigi, lalu berjalan kesana.

Mungkin karena kecewa, atau mungkin karena rindu, Dion memejamkan kedua matanya, fitur wajah cantiknya terlihat sangat kuyu.

Kelly jongkok di depannya, menahan nafas dan berkata dengan perlahan, “Apa kamu sedang badmood? Perlu tidak kuceritakan lelucon untukmu? “

Seperti suara dari langit, Dion membuka matanya dan memandang orang di depannya, tepat selama setengah menit, dia terkejut dan tidak bisa berkata-kata.

“Ini tidak mimpikan. “

Kelly mendekat, dan mengatakan kepadanya dengan napas hangat di sampingnya, “ini nyata. “

“Kelly! “

Akhirnya Dion sadar, memeluknya dalam dekapannya, tidak ada yang lebih mengejutkan dari ini.

Detik berikutnya, Kelly masih belum merespon, Dion sudah meraih pundaknya, menundukkan kepala, dan mencium bibirnya tanpa ragu.

“Aaah——“