Cinta Di Balik Awan - Bab 296 Jangan Lepaskan Aku

Lampu mobil yang menyilaukan mata datang ke arahnya, dia membuka matanya secara perlahan, setelah lampu mobil itu padam, dia melihat seseorang turun dari mobil dan berjalan ke arahnya.

Sebuah senyuman bahagia terlihat di bibir seksi Dion, dia berjalan ke arah Kelly dan berjongkok, kemudian menepuk kepalanya dengan pelan: "Sangat patuh, kamu benar-benar menungguku?"

Kelly menatapnya dengan bingung, dia mencoba membuka mulutnya, tetapi dia merasa kesulitan untuk berbicara. Senyum yang telah dia latih begitu lama di depan cermin terlihat aneh saat ini.

"Apa yang terjadi?"

Melihat ekspresinya yang aneh, ekspresi konyol di wajah Dion hilang dan digantikan dengan ekspresi keprihatinan yang mendalam.

Kelly merenung sejenak dan menggelengkan kepalanya: "Tidak apa-apa, karena berdiri terlalu lama, kakiku kesemutan."

Dia kemudian membungkuk dan menggosok lututnya untuk menutupi kepanikan dan kecemasan yang ada di dalam hatinya.

"Ini semua adalah salahku, karena telah membuatmu menunggu terlalu lama. Ayo, naik ke punggungku."

"Tidak perlu, aku jalan kaki saja."

Dia termenung dan berjalan ke arah pintu, karena hatinya baru saja mengalami syok berat, dia tesandung dan jatuh. Dion memegangnya dari belakang, kemudian berjalan kedepannya dan jongkok : "Naiklah." Nada keras yang tidak bisa ditolak.

Dia naik ke punggungnya dengan tidak berdaya dan membiarkan Dion membawanya kembali, selangkah demi selangkah berjalan naik ke kamar tidur lantai atas.

"Bagaimana perasaanmu?"

"Perasaan apa ..."

"Ini sepertinya baru pertama kali aku menggendongmu? Apakah kamu tidak merasakan apa-apa?"

Dia tertegun: "Rasanya sangat nyaman, aku sangat berharap jalan ini tidak berakhir."

"Ah, jangan serakah, aku akan mati kelelahan jika aku menggendongmu sepanjang hidupku."

Sesampai di kamar tidur, Dion membawanya ke atas sofa, lalu duduk di sebelahnya dan berseru: "Ini adalah pertama kalinya aku menggendong seorang wanita selama lebih dari dua puluh tahun."

"Haruskah aku merasa terhormat?"

"Itu sudah pasti."

Dia tersenyum dan mengecup keningnya: "Aku masih harus menyelesaikan sedikit pekerjaanku, tunggu aku, aku akan segera kembali dan menemanimu setelah aku selesai."

"Baik."

Dion berdiri dan berjalan keluar, setelah sampai di depan pintu, dia berbalik dan berkata, "Tidak akan lama, tunggu aku ya."

"Um." Dia mengangguk.

Kelly meringkuk di atas sofa, kedua matanya menatap pada pesan teks aneh yang ada di dalam ponselnya: "Pergi dan tinggalkan Dion, jika tidak, jangan salahkan aku karena bersikap kasar padamu."

Dia menelepon orang yang mengirim pesan teks itu dan tidak aktif. Ini jelas-jelas sedang mengancamnya. Jika dia pergi dan tinggalkan Dion, orang itu pasti akan mengirim ulang foto-foto yang sebelumnya dikirimkan ke perusahaan, hanya saja dari mana foto itu dikirim masih tidak jelas.

Tiba-tiba, ada pesan teks yang masuk lagi di ponselnya, dia terkejut dan ponselnya terjatuh ke lantai.

Melihat pemberitahuan baru yang dia terima, dia sama sekali tidak berani membukanya dan merasa bimbang untuk waktu yaang lama, kemudian dia menggulurkan tangan dan mengambil ponselnya. Sesuatu yang harus dihadapi memang tidak bisa dihindari.

"Apakah kamu sudah tidur?"

Dia merasa lega, ternyata Dion yang mengirim pesan teks itu.

Kemudia dia membalasnya dengan cepat: "Belum."

"Bagus sekali, sebelum aku menyelesaikan pekerjaanku, kamu tidak boleh tidur lebih dulu."

"Apakah ada sesuatu yang ingin dikatakan?"

Kelly bertanya dengan ketakutan di dalam hatinya, setelah mengirimnya, dia merasa dirinya terlalu banyak berpikir dan bersikap belebihan. Jika Dion ingin bertanya tentang masalah hotel, dia tidak mungkin berekspresi bahagia seperti tadi.

"Tidak ada yang perlu dikatakan, hanya saja ada sesuatu yang ingin aku lakukan."

Dia menghela nafas dan menghapus pesan teks aneh yang dia terima sebelumnya, kemudian mengabaikan pesan teks dari Dion.

Dia meletakkan kedua tangannya di kening dan terus berpikir, mungkin karena terlalu banyak berpikir, menyebabkan kepalanya menjadi pusing. Dalam penglihatannya yang samar-samar, dia melihat neneknya sedang berjalan kemari sambil tersenyum.

"Kelly, katakan pada nenek, masalah apa yang membuatmu terlihat tidak bahagia, jangan dipendam di dalam hati..."

"Nenek, ada sesuatu hal yang aku sembunyikan dari kekasihku. Aku tidak ingin membohonginya, tapi aku tidak bisa mengatakannya, jika aku mengatakannya, kemungkinan kami tidak akan bisa bersama lagi. Katakan padaku apa yang harus aku lakukan, aku benar-benar sudah mau gila ... ..."

"Bocah bodoh, jika kamu tidak ingin membohonginya, maka katakan saja padanya. Jika hati nuranimu tidak tenang, maka kamu tidak akan merasa bahagia meskipun bisa bersamanya."

"Apakah kamu menginginkan aku melepaskan hubungan ini?"

"Cinta itu ibaratnya seperti sebuah layang-layang yang melayang di udara dan benang itu ada di tanganmu sendiri, mau dilonggarkan atau dikencangkan, itu adalah keputusanmu ..."

Bayangan nenek berangsur-angsur menjauh dan semakin kabur, dia berteriak dengan sekuat tenaga: "Jangan pergi, nenek, jangan pergi ..."

"Kelly, kelly."

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu