Cinta Di Balik Awan - Bab 157 Bertemu Leheon

Sekali lagi bertemu dengan Leheon, Kelly sudah tidak mengingatnya, tetapi Leheon mengingatnya.

Di jalan besar Universitas Zurich, ketika Giselle dengan senangnya bergosip, dari belakang tiba – tiba datang : “nona Kelly. “

Keduanya berbalik bersamaan, Giselle dengan heran bertanya : “ Siapa kamu ? “

Kelly berpikir sesaat dan langsung teringat : “ ….. Leheon ? “

“Terima kasih masih mengingatku. “

Leheon berjalan kearah depan, tersenyum lebar, memunculkan lesung pipi yang dalam.

“Kebetulan sekali, bagaimana kamu bisa disini. “

“Jangan lupa, aku ini seniormu. “

“Iya, benar. “ Kelly dengan malu mengangkat bahunya : “Jadi kamu datang ke sekolah ada urusan ? atau datang sendiri untuk nostalgia ? “

“Pastinya karena ada urusan. “ Leheon berbicara dengan mereka sambil berjalan : “Aku bukan orang yang suka mengingat masa lalu. “

“Ohiya, Aku perkenalkan padamu, ini teman baikku Giselle, kalian itu sekampung. “

Giselle membuka matanya besar : “Kampung apa ? “

“Dia juga orang Beijing. “ Kelly menunjuk – nunjuk Leheon.

“Wahh, benarkah ? “ Dia terlihat sangat senang, langsung memegang tangan Leheon : “orang sekampung bertemu, sangat mengharukan ! “

Kelly tertawa kecil, menepuk – nepuk bahu Giselle : “nona, kamu mengejutkannya. “

Leheon juga sangat terkejut : “Tidak sangka di sekolah bisa bertemu dengan orang sekampung, sangat berjodoh. “

“Karena kita sangat berjodoh, ayo pergi makan bersama ? “

“Baik, aku traktir, “ Leheon mengajukan diri.

Mereka bertiga mencari restoran China, mereka berbicara dengan semangat.

“Senior, kamu dari Beijing mana ? “

“Aku dari daerah Xicheng, kamu ? “

“Aku dari Fengtai, harusnya jauh dari sana. “

“Nona Kelly ? “ Leheon beralih pandang ke kiri.

“Oh, aku dari Shanghai, lebih jauh lagi dari kalian. “

“Jadi kalian berdua belum lulus ? “

Giselle bergegas menjawab : “Sarjana sudah lulus, sekarang dalam tingkat master. “

Leheon tersenyum : “ Tidak buruk, cukup berambisi. “

“Ambisi apa, kalau bukan karena…“ berpikir sesaat, kata yang sudah ingin diucapkan disimpan kembali.

“Karena apa ? “

“Tidak apa – apa. “

Leheon juga tidak banyak tanya, menunjuk ke arah meja konter di depan : “Mau minum lagi ? “

“Selain akohol, minum apapun boleh. “ Kelly duluan memberitahu.

“Nona Giselle ? “

“Aduhh, jangan nona Giselle, nona Kelly begitu, terdengar sangat canggung, bertemu berarti berjodoh, panggil nama saja. “

Kelakuan Giselle sangat terus terang, dia tidak suka memanggil orang dengan sebutan tuan dan nona.

“Baik. “

Para pelayan mulai menyajikan makanan, Leheon berkata : “Beri kami beberapa alkohol dan minuman lagi. “

“Aku pasti minum bir, jaman seperti ini wanita yang tidak bisa minum alkohol tidak bisa menikah.“

Kelly menatap Giselle : “Omong kosong, saat ini wanita yang suka minum alkohol yang tidak bisa menikah, siapa yang mau menikahi seorang pemabuk. “

“Minum alkohol tidak harus mabuk, minum alkohol itu untuk efeknya, benarkan ? Leheon ? “

Giselle mengangkat alisnya bertanya, Leheon hanya tersenyum dan tidak berkata apa – apa.

“Aku ingin bersamamu sampai tua, menghargai setiap menit dan detik, sampai akhirnya kita tua, bintang – bintang yang bersinar tetap akan menemani rambut putih…”

Ponsel Kelly berdering, dia langsung berdiri, dengan suara rendah berkata : “Aku mengangkat telepon sebentar. “

Menatap punggungnya, Giselle tersenyum : “Melihat sikap malunya, pria itu menelepon. “

“Pria apa ? “

“Yah pacarnya. “

Leheon dengan nada terkejut dan diam bertanya : “Dia punya pacar ? “

“Iya, kenapa ? Kamu suka padanya ? “ Giselle tersenyum nakal, mencondongkan tubuhnya ke arah telinga Leheon : “Jangan bilang aku tidak memperingatimu, pacarnya sangat sempurna. “

“Tidak, aku bertanya saja. “

Ekspresi Leheon dalam sekejap berubah tenang, tetapi matanya terus berkedip.

Mencari tempat yang sepi, Kelly mengangkat telepon : “Halo ? “

“Kelly, nanti aku jemput kamu dan makan bersama. “

“Makan siang ? “ Dia sedikit berat hati : “Tapi aku sekarang lagi makan. “

“Secepat itu ? “

“Iya, Giselle dan aku bertemu seorang senior, dia traktir makan, tidak enak kalau tidak pergi. “

“Senior apa ? “

Kelly juga tidak menyembunyikannya : “yang waktu itu kenal pada saat kencan buta. “

Tiba – tiba tidak bersuara, sesaat kemudian, Dion dengan serius berkata : “Kamu sudah lupa dengan perkataan yang kubilang ? “

“Perkataan apa ? “

……Benar – benar sudah lupa.

“Waktu itu kakakku memaksamu untuk kencan buta, setelah masalah itu aku bilang apa padamu ?“

Kelly berpikir keras, berpikir keras, akhirnya : “Aku ingat. “

“Coba bilang. “

“Jangan berhubungan dengan orang asing, terutama dengan alumni dan teman sekampung. “

“Dan lagi ? “

“Di muka orang jahat tidak tertulis orang jahat. “

“Dan lagi ? “

“Harus menjaga diri sendiri, jangan berpikir terlalu baik terhadap orang lain. “

“Sangat baik. “

Dion dengan sangat puas : “Ingat dengan baik kata – kata itu, aku tidak melarang kamu berteman dengan pria wanita manapun, tapi kamu harus melihat sikap mereka yang sebenarnya. “

“Baik, aku mengerti. “

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu