Cinta Di Balik Awan - Bab 33 Penyimpangan Perilaku

Bab 33: Penyimpangan Perilaku

Kelly benar-benar ingin tahu tentang apa yang akan dikatakan Dion selanjutnya.

"Aku ingat kamu punya cheongsam yang dibuatkan oleh ibumu , bukan?"

"Iya". Kelly bertanya dengan cemas: "Apakah kamu menginginkannya?"

"Aku tidak menginginkannya. Aku ingin kamu berjanji memakainya ke pesta ulang tahunku."

Kelly menelan air liurnya, tetapi tidak pernah menyangka Dion membuat permintaan seperti itu. "Ya", dia berjanji untuk memakainya, tetapi bagaimanapun juga, itu hanya ucapan biasa saja. Bagaimana itu bisa dianggap benaran?

Tapi sekarang, Dion mau memastikan: "Bolehkah? "

Kelly mengangguk dengan senyum menyeringai: "Ya, tapi hadiah tetap harus diberikan ............ "

"Tidak, jika kamu berjanji, itu adalah hadiah terbaik. "

Ekspresinya tulus, dengan sedikit senyum iseng. Untuk sesaat, Kelly ingin memberitahunya apa yang pernah dikatakan ibunya, jadi apa ekspresinya nanti ?

Baiklah.

Pada titik ini, tampaknya tidak punya pilihan selain setuju. Jadi orang harus bertanggung jawab atas apa yang dikatakan ketika masih hidup di dunia.

Di malam hari, Kelly kembali ke asrama setelah habis kerja shift malam dan dengan diam-diam mengeluarkan koper dari bagian bawah tempat tidur. Di bawah koper ada sebuah cheongsam dengan lukisan tinta. Bunga biru dan putih menggabungkan temperamen artistik dan elemen kehidupan, yang elegan dan bermartabat.

Apakah kamu benar-benar ingin memakainya ke pesta ulang tahun Dion?

Dia membawa pakaiannya ke balkon dan menatap ke luar jendela ke arah bintang-bintang yang luas, merasa bahwa perilakunya tampaknya agak keluar jalur.

Setelah periode refleksi yang panjang, dia memutuskan bahwa ini akan menjadi yang terakhir kalinya dia dekat dengan Dion. Setelah itu, dia akan kembali ke kehidupannya sendiri.

Waktu berlalu dengan kesusahan dan kegelisahan, berita tentang pesta ulang tahun Tuan Muda sekaligus Presdir Dion, liputan media ramai memberitakannya, terutama beberapa rekan perempuan di kafe, selama mereka bersantai, mereka berkumpul untuk mengobrol tanpa henti.

Bahkan Giselle sedang galau apakah akan membeli hadiah sebagai imbalan atas jasanya yang telah menyelamatkan nyawanya.

Sosok yang hampir tak bisa terhapuskan, ke mana pun Kelly pergi, namanya selalu terdengar di telinganya, dan dunianya telah dikuasai olehnya, hanya menyisakan sangat sedikit tempat ….....

Malam sebelum pesta ulang tahun, dia menerima telepon dari Dion.

“Baru saja pulang kerja? “ Dion bertanya.

“Ya, bagaimana kamu bisa tahu? “ Melihat ke belakang dengan ragu, dia baru saja selesai bekerja dan sedang dalam perjalanan kembali ke sekolah.

“Aku memiliki seribu mata untuk melihat, tidak hanya tahu di mana kamu berada, tetapi juga tahu apa yang kamu pikirkan dalam hati. “

“Oh, apa yang aku pikirkan? “

Kelly tertawa tanpa sadar dan suka mendengar suara hangat Dion.

“Kamu bertanya-tanya apakah akan ada orang yang menertawakan kamu kalau kamu memakai cheongsam besok. “

Sebuah lampu besar menyilaukan muncul di depan, dan tangannya yang naluriah mengulurkan tangan untuk menutup wajah dan pandangannya: “Bagaimana jika aku bilang bukan? “

“Kalau begitu aku salah menebak. “

Bibir Dion terangkat: “Sudah lihat aku belum sekarang. “

“Sudah. “

Kelly menutup telepon dan langsung pergi. Dion keluar dari mobil dan berdiri di pintu, mengenakan kemeja putih dengan kerah sedikit terbuka,

memperlihatkan kulit berwarna kuning gandum di dalamnya.

“Kamu kenapa …………. “

“Ada yang harus kulakukan tadi. Pas lewat sini. “

“Oh ... “

Dion menarik pintu mobil : “Masuk, aku akan memberimu tumpangan. “