Cinta Di Balik Awan - Bab 300 Minum Alkohol

Kelly menepuk pintu dengan kuat. Dia mungkin saja berpikir bahwa Dion akan mengabaikannya, tetapi dia tidak pernah berpikir bahwa Dion bahkan tidak ingin bertemu dengannya.

Tepukan itu membuat tangan Kelly mati rasa dan suaranya menjadi serak, tetapi orang yang di dalamnya tidak merespon sama sekali. Kelly berjongkok dengan sedih. Karena Dion tidak ingin melihatnya, maka Kelly akan tetap berada di sana sampai Dion ingin melihatnya lagi.

Sepanjang malam, pintu di belakang Kelly tidak terbuka. Dionysius bukan orang yang tidak berperasaan. Hanya saja saat ini hati Dion sudah mati rasa, makanya tidak ada reaksi.

Matahari terbit perlahan-lahan dari arah timur, lalu perlahan-lahan terbenam ke arah barat. Satu hari satu malam, Kelly masih tetap begitu keras kepala menjaganya, menunggunya dan menantikannya.

Sebelum langit menjadi gelap, pintu akhirnya terbuka, tetapi hanya terdengar sebuah kalimat yang dingin: "Kembalilah, aku tidak ingin melihatmu saat ini."

Kelly mengerahkan semua kekuatannya menerobos masuk ke dalam villa. Apakah ini tempat Dion menggurungkan diri selama beberapa hari? Apakah botol anggur yang berserakan di lantai adalah cara Dion melampiaskan kemarahannya?

"Apakah kamu ingin minum sampai lambungmu robek?"

Kelly berbalik, kemudian bertanya sambil menangis.

"Keluarlah, aku tidak ingin bicara saat ini."

Pipi Dionysius terlihat kurus dan juga terlihat jenggot berwarna gelap di dagunya. Setelah sekian lama mengenalinya, ini adalah pertama kalinya Kelly melihat penampilan Dion yang begitu kacau.

Dion memegang sebotol anggur yang baru dibuka di tangannya, berbaring di sofa dengan lelah, dan meletakkan satu kaki di atas meja kopi, kemudian Dion mengangkat lehernya dan meminum anggur yang ada di tangannya seperti sedang minum air mineral. Kellly benar-benar tidak tahan melihat Dion seperti itu, Kelly berjalan mendekatinya dan mengambil botol anggur yang ada di tangan Dion: "Jangan menyiksa diri sendiri lagi, jika ada yang membuatmu tidak senang, lampiaskanlah pada diriku!"

"Aku ingin kamu keluar!"

"Aku tidak akan keluar!"

Dionysius membanting sebotol anggur di atas meja ke lantai, suara keras itu membuat Kelly terkejut, di lantai penuh dengan pecahan kaca dan udara di dalam ruangan seketika berbau alkohol.

"Apakah kamu sudah gila?"

"Iya, aku sudah gila, kamu yang telah membuatku menjadi gila ..."

Dionysius membungkuk dan mengambil pecahan botol kemudian meletakkannya di depan mata Kelly: "Apakah kamu melihat ini, semua ini adalah benda-benda yang kamu usapkan ke dalam hatiku. Dion mengepalkan telapak tangannya secara perlahan dan pecahan kaca itu dengan cepat menusuk ke dalam dagingnya, darahnya mengalir, setetes demi setetes, menetes ke bawah lantai, dan masuk ke dalam hati Kelly.

"Lepaskan itu dari tanganmu!"

Kelly menangis dan mencoba membuka kepalan tangan Dion, tetapi kekuatan Dion terlalu besar. Semakin Kelly ingin membukanya, semakin erat genggaman tangan Dion, semakin kuat Dion menekan, semakin banyak darah mengalir ...

Pada akhirnya, agar darah Dion tidak mengalir lebih banyak lagi, Kelly menyetujuinya: "Baiklah, aku pergi."

Kelly berlari keluar dan berjongkok di tempat dia berjongkok semalam, dengan putus asa dia menutupi mulutnya agar suara tangisannya tidak terdengar, tetapi air matanya mengalir lebih cepat dari air sungai.

Pintu itu tertutup lagi. Jika situasi saat ini terjadi di masa lalu, Kelly mungkin tidak akan bertahan, tetapi sekarang, Kelly tidak ingin menyerah, bukan tidak ingin menyerah, namun tidak bisa menyerah. Jika Kellly menyerah berarti kesalahpahaman ini akan menjadi kebenaran.

Sudah larut malam, Kelly masih melihat ke arah pintu di depannya, dia menahan diri dari keinginannya untuk membunyikan bel pintu. Dia tahu meskipun dia menekan bel pintu hingga jarinya patah, Dion juga tidak akan membuka pintu untuknya, tetapi dia benar-benar khawatir tentang tangan Dion. Pecahan kaca itu masuk ke dalam dagingnya, rasanya sama seperti menusuk ke dalam hati Kelly, rasa sakit itu membuat dirinya kesulitan untuk bernapas.

Kelly memutar gagang pintu dengan tangannya, tiba-tiba dia menyadari bahwa pintu itu tidak dikunci. Kelly menyeka air matanya karena terkejut dan masuk ke dalam. Ruang tamu yang besar itu sangat gelap, dia bahkan tidak melihat cahaya bulan di malam yang berawan. Aroma alkohol yang begitu kental masih memenuhi ruangan itu. Kelly berjalan sambil meraba-raba dinding. Setelah berkeliling satu putaran, barulah Kelly menemukan tombol saklar.

Setelah menghidupkan lampu, ruangan itu seketika menjadi terang. Mata Kelly terfokus pada orang yang sudah tidak sadar di atas sofa. Dia bergegas mendekatinya dan memeluknya ke dalam pangkuannya.

Dionysius terlihat jelas sedang mabuk, dia tidak sadar sama sekali. Kelly memeluknya sambil menangis membuat kemeja Dion basah kuyup di bagian dada.

Setelah Kelly menangis sebentar, tiba-tiba dia teringat sesuatu, dan dengan cepat dia memegang tangan Dion, dan air mata yang baru saja berhenti mengalir, sekarang mengalir lagi keluar, sakit itu benar-benar tidak bisa diungkapkan dan darah di tangan Dion masih terus mengalir. Luka pecahan kaca di telapak tangannya tertutup oleh darah, bahkan di lantai, di pakaiannya, dan di sofa terlihat bercak-bercak darah, ada tumpukan pecahan kaca di dalam daging, tetapi Dion sama sekali tidak merasakan sakit.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu