Cinta Di Balik Awan - Bab 24 Salah Kirim Pesan

Bab 24 Salah Kirim Pesan

Saat Kelly dan Giselle sedang berhadap-hadapan, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang dilebih-lebihkan: “Kelly, aku cinta kamu——”

“Ada apa ini?” Giselle kaget sampai melompat turun dari ranjang, berlari melihat ke luar jendela: “ya ampun, lagi-lagi anak gila itu......”

Tak perlu lihatpun Kelly sudah tahu itu siapa, Kelly berkata dengan kesal: “sudah tak usah dilihat lagi, tutup saja jendelanya.”

“ini si Dean pantang menyerah seperti rumput, seperti batu besar yang tak bisa dipindahkan, kamu bahkan sudah menolak berkali-kali, tanpa disangka Dean belum menyerah juga, mentalnya bagus juga ya bolehlah!” Giselle berkata seperti senang di atas penderitaan orang lain.

“jangan omongin soal anak gila itu di depanku.” mata Kelly terbelalak, mengambil baju tidur dan masuk ke kamar mandi, membuka keran air, semua suara ribut yang ada saat itu juga tertutupi.

Dean itu juga salah satu murid asing yang datang dari China, satu jurusan tapi beda kelas sama Kelly, ia juga tak tahu bagaimana bisa kenal dengan Dean, tapi pokoknya dari sejak hari kenalan itu, sudah seperti tangan yang terkenal tepung, mau diayunkan bagaimanapun tetap tak mau hilang tepungnya......

20 menit kemudian, Kelly keluar dari kamar mandi, tidak tetdengar lagi ada suara dari luar, Kelly menghela nafas dan berkata: “akhirnya tenang juga.“

“tenang dari mana? Lihat telepon genggammu coba.” Giselle mengingatkan dengan kesal.

Kelly mengambil dan melihat telepon genggamnya dengan gugup, ternyata ada dua puluhan telepon yang ia tak angkat, semuanya dari Dean seorang.

Cukup sudah benar-benar tak bisa ditoleransi lagi dengan amarah membara Kelly dengan cepat menulis sebuah pesan singkat: “mati saja kau!”

”mencari-cari nomor telepon, baru saja memasukkan huruf D, Giselle sudah ikut mendekat karena penasaran, tangannya tanpa sengaja menyenggol Kelly.

Tangan Kelly bergetar, kemudian tak sengaja menekan tombol “kirim”.

Sekalinya melihat penerima pesan singkat yang terpampang di layar telepon genggam tanpa disangka adalah “Dion”, Kelly sangat terkejut, dengan panik ia menekan tombol batalkan tapi sudah terlambat, tanpa perasaan layarnya menunjukkan “berhasil terkirim”.

“matilah sudah!!” terdengar suara BUK, Kelly menjatuhkan diri ke ranjang dengan emosi, menutupi kepalanya dengan selimut.

“kenapa?” Giselle sama sekali tak tahu kalau ia sudah berbuat salah, mendekat dan bertanya dengan penuh niat baik.

“tak apa.” Kelly melambaikan tangannya, kekesalan dalam hatinya tak bisa ia bicarakan, Dion sama Dean huruf awalannya semua D, kedua nomor itu kebetulan memang terletak dempet, dua hari yang lalu agak gila saat menyimpan nomor Dion, kalau tidak juga tak mungkin terjadi hal konyol seperti ini......

Telapak tangan yang memegang telepon genggam itu jadi berkeringat, otaknya kacau, tak tahu harus telepon Dion atau kirim ulang pesan singkat berisi penjelasan, tapi ia khawatir kalau Dion akan mengira Kelly sengaja mencari alasan untuk menghubungi, hatinya saat itu seperti berkonflik dan tak bisa mengambil keputusan, tiba-tiba terdengar suara deringan di telinganya.

Kelly duduk tegak saking kagetnya, melihat kalau Dion yang telepon, ia mengambil langkah besar dan keluar dari kamar, mencari tempat yang tertutup dan sunyi, menekan tombol terima telepon dengan sangat gugup——“halo……”

“apa aku mengganggumu kerja?” suara pria yang rendah namun enak didengar, seperti ada daya magnetik, membuat hati Kelly tanpa sadar berdetak lebih cepat.

“tidak, hari ini aku tidak kerja.”

Kelly menghirup nafas panjang, menjelaskan dengan malu: “itu, maaf ya buat yang barusan, aku......”

“tak apa, kamu salah kirim kan.”

Kelly terdiam, bertanya lagi: “kok kamu bisa tahu?”

Dion tertawa kecil: “karena, aku merasa aku tak melakukan hal apapun, yang bisa membuatmu benci sampai ke tahap di mana kamu menyuruhku mati.”