Cinta Di Balik Awan - Bab 258 Lamaran

“Tunggu dulu.”

Dion berteriak pada Kelly, “Aku tidak lagi memecatmu, apa yang akan kamu lakukan?”

“Apa yang kamu inginkan?”

“Sangat mudah, kamu bisa tetap melanjutkan bekerja disini, aku tidak lagi menentangnya, kemudian aku tidak akan sering kesini, aku memberimu kebebasan, tapi, kamu harus setuju dengan lamaranku.”

“Lamaran? Huh, kamu melamar? Apakah kamu memaksakan pernikahan?”

“Lamaran pernikahan, atau pernikahan paksa, aku hanya mempunyai satu tujuan, adalah kamu dan aku menikah.”

“Aku bilang aku akan memikirkannya, kamu juga mengatakan akan memberiku waku untuk memikirkannya!”

“Aku sudah memberimu waktu, tapi sudah berapa lama? Sudah setengah bulan, Aku Dionysius Stenheim dalam hidup ini punya banyak sekali setengah bulan.”

Kelly menatap ekspresi wajah keluh kesah Dion, benar-benar tidak tahu harus menangis atau tertawa.

“Kamu beri aku waktu tujuh hari lagi, setelah tujuh hari itu aku akan memberimu jawaban.”

“Baiklah...”

Kabar bahwa Maxim akan menikah akhirnya diketahui oleh Giselle, tapi bukan Maxim yang memberitahukannya langsung padanya, tapi Kelly yang memberitahu padanya. Jika bukan karena menemani Romanov untuk membeli beberapa perlengkapan pernikahan, walau Giselle bisa bertahan seperti sapi, dia punya dua hari lagi.

Giselle tidak percaya lalu menelepon Maxim, tapi ponselnya dimatikan, dengan keadaan marah, Giselle naik taksi pergi kerumah Maxim.

Mengetuk pintu, ayah Maxim bertanya dengan heran : “Nona, kamu sedang mencari siapa?”

“Halo paman, aku sedang mencari Maxim.”

Ayah Maxim memandangnya dengan curiga, menolehkan kepalanya dan berteriak : “Maxim, ada orang yang mencarimu.”

Maxim pergi mendekati pintu dan melihatnya, matanya melebar terkejut : “Giselle?”

“Aku dengar kamu akan menikah, benarkah?”

Giselle bertanya dengan suara yang tercekat, Maxim tertegun, dengan segera memegang tangannya dan berkata : “Ayo pergi, cari tempat untuk kita berbicara.”

Maxim membawa Giselle ke taman terdekat, melihat tepat ke matanya, berkata dengan rasa bersalah : “Maafkan aku....”

“Minta maaf, apa maksudmu ? Apakah kamu benar-benar akan menikah?”

Maxim mengangguk : “Ya.”

“Lalu bagaimana denganku?”

“Aku dari awal sudah memberitahumu, aku bukan pria yang bisa kamu andalkan.”

“Kenapa kamu bukan pria yang bisa aku andalakan?”

“Karena aku memiliki sebuah misi kesetiaan, aku tidak bisa menyingkirkan misi ini.”

“Apakah kamu sudah mencoba dengan keras? Apakah kamu sudah berusaha keras untukku?”

Giselle bertanya sambil menangis.

“Aku tidak mencoba, karena sekeras apapun aku mencobanya, aku tetap tidak akan bisa mengubah hasilnya.”

“Tidak berusaha dengan keras bagaimana kamu bisa tahu hasilnya tidak akan berubah? Pernikahan yang seperti apa yang tidak bisa kamu singkirkan?”

“Ini adalah pernikahan yang sudah direncanakan sejak kecil.”

Maxim membalikkan tubuhnya dengan sedih : “Dari yang aku bisa ingat, ayahku memberitahuku, bahwa orang-orang dari keluarga Muero (nama keluarga Maxim) hidup untuk melayani keluarga Stenheim, selama itu sesuatu yang dijelaskan oleh keluarga Stenheim, bahkan jika itu menyangkut kehidupan mereka sendiri, mereka tidak boleh tidak taat, pernikahanku sudah diatur oleh ayah dan ibu keluarga Stenheim, jadi dari kecil aku sudah mengerti, aku bisa menikah, tapi pengantinnya hanya boleh anak dari Stanley Stenheim.

“Kebaikan seperti apa yang diberikan oleh keluarga Stenheim kepada kalian, menginginkan kalian menyakiti diri kalian sendiri?”

“Aku tidak tahu, itu sudah diturunkan dari beberapa generasi, aku juga bertanya pada ayahku, dia berkata, tidak perlu untuk tahu alasannya, hanya perlu patuhi saja, jadi, aku sudah terbiasa dengan itu.”

“Jadi kamu memang dari awal tidak ingin aku bersamamu? Karena tidak ingin bertarung untuk melawan takdir, jadi, ini hanya main-main,benar kan ?”

Maxim menggelengkan kepala dan menyangkal : “Bukan, perasaanku padamu adalah nyata, juga benar-benar menyukaimu.”

“Jadi, apa yang palsu?”

“Tidak ada yang palsu, hanya, tidak bisa memberikan apa yang kamu inginkan.”

“Apakah kamu tahu apa yang aku inginkan?”

“Menikah.”

“Kamu salah, dari awal aku tidak mengharapkan sebuah pernikahan, hanya ingin kamu mencintaiku sama seperti aku yang mencintaimu, aku pikir selama kamu punya cintamu itu cukup, pernikahan bukanlah masalah, tapi sepertinya sekarang, kamu tidak mencintaiku, kamu tidak pernah berpikir untuk mengubah apapun untukku, beranikah kamu bilang cinta padaku?”

“Aku mencintaimu.”

“Cinta juga perlu untuk direfleksikan, ini bukan hanya tentang mengatakan, Kelly pernah mengatakan sesuatu padaku, jika kamu benar-benar mencintai seseorang, kamu akan berharap bahwa apa yang dia miliki adalah milikmu, aku tidak mengerti saat itu, aku mengerti sekarang, kata-katanya benar, aku juga mulai berharap, Maxim adalah milikku.”

“Tidak perlu seperti ini, aku akan sedih jika kamu seperti ini, kamu sudah tahu dari awal jika aku memiliki tunangan, waktu itu di asramamu, kamu bilang kamu bersedia menjadi wanita simpananku, itu karena, aku hanya menuruti perasaanku, jika....”

“Jika tahu lebih awal bahwa aku menginginkan yang lebih, akan menyembunyikan lebih jauh,kan?”

Giselle tertawa mengejek dirinya sendiri : “Yang kamu katakan benar, di asramaku aku bersedia menjadi wanitamu, tapi saat itu aku terlalu percaya diri, aku pikir Dion bisa memutuskan pertunangan dengan Jesan untuk Kelly, jadi mengapa kamu tidak bisa? Dia tidak kalah tertekan dan memprihatinkan dengan kamu, aku hanya berpikir selama kamu cukup mencintaiku, suatu hari, itu bisa seperti dia, putus asa untukku, tapi kenapa? Kenapa kamu tidak bisa?”

“Karena aku sudah terbiasa untuk menurut.”

“Kamu orang loyal yang bodoh!”

Air mata Giselle hampir jatuh beberapa kali, dia menahannya kembali, dia mendengus : “Terakhir kali aku memberimu dua pilihan, kali ini aku berikan lagi dua pilihan, pertama, batalkan pertunanganmu dan kembali bersamaku, kedua, tidak membatalkan pertunangan dan kita tidak akan bersama.”

Maxim tidak mengatakan apapun, Maxim tidak memilih satu ataupun dua, hanya meminta maaf lagi : “Maafkan aku.”

“Kalau begitu hanya perlu untuk putus kan?”

Ingin sekali menangis, tapi Maxim tidak bisa menangis, kehidupan keras Giselle, air mata bukanlah senjata untuk melindungi cinta.

Giselle menunggu selama sepuluh menit, Maxim juga tidak mengeluarkan suara, akhirnya Giselle mengerti, hal tersulit adalah tidak bisa memilih, tapi mengatakan pilihan itu.

“Baiklah, ayo putus, setelah ini aku tidak akan lagi mengganggumu.”

Melangkah maju, Giselle memberikan pelukan hangat pada Maxim, terpaksa menanggung kesedihan di hati : “Aku berharap kamu bahagia.”

Berbalik, tidak bisa lagi menahan air mata, yang mengalir turun dengan deras, Giselle dengan erat menggertakkan gigi, tidak membiarkan dirinya sendiri mengeluarkan suara tangisan, tidak membiarkan Maxim, melihat bahwa Giselle tidak cukup kuat.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu