Cinta Di Balik Awan - Bab 331 : Loyalitas Bodoh !

Pada malam hari, Dion menyandar pada sofa di dalam kamarnya, tangannya sedang memegang segelas anggur, dan perlahan-lahan menikmatinya.

Sebenarnya Dion telah lupa bagaimana rasanya kemabukan, namun dirinya tetap saja tidak dapat berpisah dengan anggur, Dion menatap cairan merah di dalam gelas dan terus mengingatkan pada diri sendiri bahwa Li Mei bukan Kelly, jangan menganggap semua wanita di dunia ini adalah bayangan Kelly hanya karena kerinduan dirinya terhadap Kelly.

Keesokan harinya Maxim dipanggil Dion untuk masuk ke ruangannya, Dion berdiri di hadapan jendela besar dan berkata :”Carilah.”

“Cari apa ?”

Maxim bertanya dengan kebingungan.

“Menurutmu ?” Dion berbalik badan dan berkata.

Setelah melihat tatapan Dion, Maxim mengerti seketika, “Nona Kelly ya ?”

“Iya.” Dion menjawab.

“Baik, aku langsung cari kabarnya !” Maxim menjawab.

Maxim tidak bisa menahan semangatnya lagi, dia sudah ingin mencari Kelly sejak dulunya tetapi namun Dion tidak mengizinkannya, sepertinya matahari hari ini memang terbit dari timur.

Setelah Maxim kembali ke ruangan sekretaris, dia lekas hubungi orang perusahaan penerbangan untuk mencari informasi pesawat yang dinaiki oleh Kelly pada satu tahun yang lalu. Maxim merasa waktu dekat ini sistem pekerjaannya sudah berubah, saat ini pekerjaan dirinya adalah mencari orang, apa daya juga kalau hanya mencari kekasih bos sendiri, namun dirinya masih perlu membantu orang lain mencari ayah, apalagi orang yang dicarinya tanpa informasi identitas apapun.

Maxim menelepon berkali-kali dalam waktu tiga hari ini, akhirnya dia menemukan keberadaan Kelly, akan tetapi hasilnya di luar dugaan, Maxim bekerja untuk Dion sudah belasan tahun, kinerja kerjanya selalu cepat dan jelas, namun ini pertama kalinya Maxim tidak berani melaporkan hasil kerjanya.

Maxim duduk di dalam ruangannya dengan sangat ragu, dia merenung setengah harinya namun tetap tidak bisa mengambil keputusan, akhirnya dia bermaksud untuk menanyakan pendapat Giselle terlebih dahulu.

Pada sisi telepon terdengar suara Giselle yang lembut :”Sayang, kenapa ?”

“Giselle , Kelly masih tidak pernah menghubungi kamu ya ?” Maxim bertanya.

“Iya, kenapa ?” Giselle menjawabnya.

“Aku barusan sudah tahu keberadaannya.”

“Di mana ?” Giselle bertanya dengan tanpa sabar.

“Beijing.”

“Dia pergi ke Beijing ya ? Jadi anaknya ? Anaknya sudah dilahirkan ?” Giselle bertanya lagi.

Maxim mengeluh nafas berat dan berkata :”Inilah masalah yang buat aku pusing, anaknya sudah lahir, aku telepon ke rumah sakit itu, kamu coba tebak siapa nama ayah anak ini di dalam dokumen rumah sakit ?”

Giselle tiba-tiba menjadi kaget, lalu tanya dengan suara gemetaran :”Sayang....Kamu jangan bilang sama aku, namanya Leheon ya…”

“Iya, tulisnya Leheon, bagaimana ya, aku mending mengundurkan diri saja !” Maxim mengeluh lagi.

Apabila Maxim melaporkan hasil dengan apa adanya, Dion pasti tidak sanggup menerimanya, namun apabila Maxim tidak berkata jujur, maka dia akan mengkhianati misi keluarganya sendiri, Maxim tidak pernah kesusahan seperti saat ini.

Giselle panik sejenak dan mulai menenangkan dirinya :”Sayang, kamu dengar kata-kataku, kamu jangan lapor apa adanya, bilang saja tidak dapat kabar keberadaan Kelly saja…”

“Aku tidak boleh membohongi tuan Dion.” Maxim langsung membantahnya.

“Kamu jujur saja sama dia kalau berharap keadaannya semakin parah dari sekarang ! Loyalitas bodoh !”

Giselle langsung memutuskan teleponnya dengan penuh amarah.

Maxim yang pusing menyeret rambut sendiri hanya bisa berjalan menuju ruangan CEO.

Setelah Maxim mendorong pintu dan masuk ke dalam, Dion sedang istirahat di kursinya, kesannya sangat kelelahan.

Ketika melihat keadaan Dion, Maxim sudah bisa mengambil keputusannya.

“Tuan Dion, sudah ada kabar nona Kelly.”

“Di mana?” Dion bertanya dengan tenang.

“Pulang ke rumahnya, juga sudah melahirkan anak perempuannya, sekarang keadaannya sangat baik, kamu tidak perlu khawatir lagi.” Maxim berkata.

Paaa…….

Sebuah dokumen melayang ke arah Maxim, kebetulan jatuh memukul pada kepalanya, Maxim terbengong karena pukulan secara tiba-tiba, lalu berkata dengan nada tegang :”Kenapa…kenapa pukul aku ?”

Dion berdiri dan menatapnya dengan tatapan kejam :”Sejak kapan kamu mengabaikan misi keluargamu ?”

Maxim sudah keringat dingin karena ketakutan, namun tetap pura-pura bodoh :”Aku tidak mengerti maksudmu…”

“Sudah menikah memang berbeda, kata-kata istri bagaikan perintah pasti, jadinya kamu hanya menuruti semua perintah istrimu saja.” Dion berkata.

Saat ini Maxim tidak bisa berlagak bodoh lagi, dia bertanya dengan nada kaget :”Jangan-jangan kamu sudah mendengar semuanya ya ?”

“Tiba-tiba kepikiran kalau computer kamu tidak ada data yang aku mau, makanya kebetulan sekali mendengar hal yang paling tidak ingin aku tahu.” Dion menjawabnya.

“Maaf, aku hanya khawatir…"

Dion melambaikan tangan dan berkata :”Sudahlah, seharusnya aku tidak menyuruhmu mencari kabarnya.”

Dion duduk ke kembali ke atas kursi, lalu memejamkan matanya dengan penuh kesengsaraan, dalam hatinya berpikir ini akan menjadi terakhir kalinya dirinya sedih demi wanita itu.

“Atau aku coba pergi ke Beijing saja, bisa jadi karena ada kesusahan tertentu.”

“Tidak perlu lagi.” Dion menunjuk ke arah pintu dan berkata :”Keluar saja, aku mau tenang sebentar.”

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu