Cinta Di Balik Awan - Bab 174 Aku Mau Balas Dendam

Lalu, babak baru pencarian kembali dimulai.

Kelly sudah berusaha menahannya berulang kali, terkait tindakannya yang menaruh seluruh perhatian melakukan pencarian, hingga suatu hari dia tidak bisa menahannya lagi.

“Dion, kamu harus ya mencari orang yang bernama Melvi Rotlen untuk menjadi saksi?”

Dia tertegun, dan mengangguk: ”Iya. ”

”Terus setelah menemukannya? ”

”Aku ingin tahu apa saja yang dia lihat waktu itu? Kenapa harus mengganti nama? Apa benar ada orang yang mengontrolnya? ”

”Terus setelah mengetahuinya? ”

”Aku mau balas dendam. ”

Empat kata sederhana ini, begitu Kelly mendengarnya hatinya berat bagai ditenggelamkan batu ribuan kilo.

”Bisa tidak lepaskan balas dendam ini?Aku tidak berharap setiap hari kamu hidup dalam bayangan balas dendam. ”

Dia menatapnya, menghela nafas tanpa daya: ”Kelly, tidak semua balas dendam bisa dilepaskan, pembunuhan orang tua bukan kesalahan biasa, ini dari zaman kuno hingga sekarang tidak pernah berubah, dalam hal ini, aku harap kamu mendukungku. ”

”Tapi saling balas dendam kapan akan berakhir? Kalau seumur hidup kamu tidak bisa menemukan pembunuhnya, bukankah seumur hidup juga kamu akan terus mencarinya bersama Jesan? ”

Dion akhirnya mengerti, sebenarnya bukan dia yang tidak setuju dia balas dendam, melainkan dia tidak setuju dia bersama dengan Jesan.

”Sekarang kami sudah menemukan nama lain dari Melvi Rotlen yaitu Melisa Rotlen, dan juga sudah menyelidiki alamat rumah tinggal Melisa Rotlen, besok adalah hari terakhir aku mencarinya bersama Jesan, seandainya kalau masih tidak membuahkan hasil, aku tidak akan mencarinya lagi. ”

“Benarkah? “

Kelly sedikit tidak percaya: “Barusan saja mengatakan tidak akan menyerah untuk balas dendam. “

“Yang kumaksud tidak mencari itu, tidak mencari lagi bersamanya, kaki Maxim sudah sembuh, masalah ini kuserahkan padanya. “

“Benar jangan bohongi aku? “

“Iya. “

Dia mencubit hidungnya: “Beberapa hari ini meninggalkanmu sendirian, bagaimana kalau, lusa kubawa kamu pergi ke Provence melihat lavender, kebetulan lagi bermekaran di musim ini. “

“Ok. “

Dia melompat kegirangan, akhir-akhir ini Dion pulang malam terus, membuatnya selalu membayangkan gambaran saling membunuh, sudah beberapa hari ini Kelly kekurangan tidur, sudah saatnya untuk merilekskan diri.

Keesokan harinya dia pergi ke sekolah meminta izin selama satu minggu, Giselle yang melihatnya kegirangan, seolah suasana hatinya sangat baik dan bertanya: “Ada apa senang sekali? “

“Dion mau bawa aku pergi liburan. “

“Kemana? “

“Provence. “

“Benarkah. “ Wajahnya iri: “Ingat petikkan beberapa tangkai Lavender untukku. “

“Tidak masalah. “

Dia berjanji.

Sore hari sepulang ke taman Wisteria, dia langsung mengemas koper, lalu makan malam, seperti biasanya, duduk diam diayunan menunggu kepulangan Dion.

Cahaya bulan sangat indah, ditambah dengan tiupan angin yang lembut, dia sudah melihat bintang di Zurich ratusan kali, tapi hanya malam ini yang paling terang.

Teleponnya berdering, dan itu panggilan dari Dion, dia langsung mengangkat: “Halo? “

“Kelly. “

Suaranya terdengar sedikit bersalah, hatinya tiba-tiba menjadi tidak tenang.

“Kenapa? “

Dia tiba-tiba tertegun, dia menunggunya, baginya ini sebuah tekanan?

Atau mungkin dia baru menyadari kata yang dia katakan sedikit berlebihan, Dion berusaha mengontrol nada bicaranya: “Aku ini seorang pebisnis, punya begitu banyak bisnis, harus sibuk bekerja, dan aku masih memikul beban balas dendam, jadi, aku tidak bisa mengontrol waktuku sendiri. Waktu bagiku sangat berharga, kamu beri sedikit pengertian bisa kan? “

“Aku kira dihatimu, aku paling penting. Kelihatannya itu salah, dibandingkan dengan menemani customer, bekerja, dan balas dendam, aku sama sekali tidak penting. “

“Bukan begitu! “

Suara Dion sedikit serak: “Di hatiku tentu saja kamu paling berharga, hanya saja, kelangsungan hidup seorang pria juga harus dilihat dari sisi yang lain, ayahku menyerahkan perusahaan keluarga kepadaku, dan berharap agar aku bisa mengembangkannya dan membuatnya semakin berjaya, aku bukan pria biasa, sewaktu kamu memilih aku bukankah kamu sudah mengetahuinya? “

“Baiklah, aku mengerti, kedepannya, aku tidak akan menunggumu lagi. “

Dia menutup telepon, melompat kesal dari ayunan, tanpa menoleh langsung masuk kedalam.

Dia tidak menyangka, dirinya akan menjadi beban Dion.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu