Cinta Di Balik Awan - Bab 411 Pria Nenek

"Menurutmu orang yang diam-diam mengingatkan kita ini siapa?"

Kelly bertanya dengan hati-hati kepada Maxim.

"Aku tidak bisa memikirkan siapapun, kecuali Limo?"

Kelly menggeleng: "Tidak mungkin, dulu dia mengikutimu dengan Dion, karena dia menyukai Dion, sekarang Dion tidak bersama kita, dia tidak ada alasan untuk membantu kita."

"Benar juga, kita saja tidak pernah bertemu Tuan Gu, mana mungkin dia sudah bertemu."

"Aku memikirkan seseorang."

"Siapa?"

Kelly menggigit bibirnya: "Sudahlah, tidak mungkin tidak mungkin dia."

"Tapi apakah surat ini jangan-jangan juga palsu? Aku takut sekarang kita dijebak."

Maxim dengan kesal menggaruk kepalanya.

"Tunggu besok kita bertemu Tuan Gu yang sebenarnya, akan tau apakah kertas ini benar atau palsu adanya."

"Tapi apakah kita bisa bertemu dia?"

"Besok pergi sekali lagi ke perusahaannya, kita tunggu disana, aku tidak percaya tidak bisa menjumpainya."

"Baik."

"Keesokan harinya jam 10 pagi, Shinto yang palsu menelepon bertanya kenapa mereka tidak pergi kesana untuk menandatangani kontrak, Kelly tidak langsung membongkar identitas palsunya, hanya berkata dengan maaf, "Tidak berencana untuk tandatangan lagi, besok lusa sudah langsung pulang ke Zurich."

Terhadap perubahan mereka yang mendadak, tampaknya Shinto sangat heran dan panik, memaksa mereka pergi kesana untuk berbicara tatap muka, berkata kalau ada masalah bisa dibicarakan dengan baik, Kelly menolak dengan halus lagi, langsung memutuskan panggilan itu.

Dia dan Maxim duduk di dalam mobil, mobilnya berhenti di depan properti Red Sun, jam 11 lewat 45 menit, dari pintu belokan terdapat segerombol orang berjalan keluar, dipimpin oleh pria tua setengah baya, hanya tatapan pertama, Kelly langsung mempunyai perasaan akrab dengan orang itu, dia dengan panik mendorong pintu mobil, Maxim menahannya: "Jangan gegabah, mungkin itu bukan orang yang kita tunggu."

"Instingku memberitahuku pasti dia, biasanya instingku selalu benar."

Kelly bersikeras turun dari mobil, dengan cepat mengejar segerombolan orang itu, dengan buru-buru berteriak: "Tunggu sebentar."

Pria tua setengah baya yang baru saja mau masuk kedalam mobil itu mendengar teriakan dan memutar kepalanya, dengan heran melihat Kelly dari atas sampai bawah, bertanya: "Ada apa?"

"Permisi, apakah kamu adalah tuan Shinto?"

Dia mengangguk: "Benar, kamu siapa?"

Kellu menghela nafas penjang, akhirnya menemukan orang yang dia cari sebenarnya, setelah penipuan sebelumnya itu, hatinya sudah tidak bisa gembira lagi, malah sedikit sedih.

"Aku adalah menantu Derick, namaku Kelly."

"Derick?" Orang tua itu membelalakkan matanya, dengan tidak percaya bertanya: "Kenapa menantu Derick bisa datang kemari?"

"Ceritanya sedikit panjang, bisakah anda meluangkan waktu, kita cari tempat untuk berbicara?"

Pria tua itu berpikir sebentar: "Baik, kalau begitu kita pergi makan bersama dulu, sambil makan sambil bercerita."

Kelly dan Maxim naik ke mobilnya, mobil berhenti di sebuah restoran Hongkong, setelah masuk kedalam memesan ruangan VIP dulu, Tuan Gu bertanya: "Kenapa kalian bisa datang ke Macau? Ada apa mencariku?"

Kelly menceritakan semuanya dari awal sampai akhir, termasuk penipuan yang dia lalui juga diberitahu kepada Tuan Gu, setelah Tuan Gu yang sebenarnya selesai mendengar, bisa-bisanya marah sekali, dia hanya bertanya: "Anak Derick, Dion kenapa tidak datang?"

"Dia......"

Kelly menggigit bibirnya: "Dia mempunyai sedikit masalah."

"Masalah apa?"

Awalnya tidak ingin mengatakannya, tapi melihat Tuan Gu bersikeras ingin tau, terpaksa dengan jujur berkata: "Dia hilang ingatan."

"Hilang ingatan? Bagaimana bisa hilang ingatan?"

Membicarakan hilang ingatan, sakit hati Kelly susah ditahan, dia menunduk, berusaha kuat menahan keinginan untuk menangis.

Maxim tau Kelly tidak bisa menceritakan apa yang terjadi, jadi dengan pelan menceritakan semua kejadian di keluarga Stenheim, setelah Tuan Gu selesai mendengarnya, dengan menyayangkan membuang nafas: "Maaf, aku tidak bisa membantu kalian."

Kelly langsung mengangkat kepalanya, air matanya masih mengalir dan bertanya: "Kenapa?"

Dia dan Maxim sangat bingung, tidak menyangka si identitas palsu menyetujui begitu cepat, yang sebenarnya malah menolak dengan tidak ragu.

"Meskipun aku dengan Derick berteman begitu lama, seharusnya membantunya, tapi sekarang aku tidak bisa percaya dengan kalian, Dion sudah hilang ingatan, hanya mengandalkan kalian berdua untuk menahan situasi sebesar itu sedikit sulit."

"Karena sulit makanya datang kemari mencari bantuan kepada anda, asalkan anda bersedia mengulurkan tangan untuk membantu, kami tidak akan mengecewakanmu!"

"Bahkan orang saja bisa salah, bagaimana aku bisa mempercayai kalian?"

"Kami pernah ke kantormu mencarimu, hanya saja tidak ada perjanjian jadi tidak bisa bertemu, saat itu aku meninggalkan sebuah catatan kertas kepada resepsionis, mungkin dia lupa jadi tidak mengantarkan catatan itu untuk anda, makanya bisa memberikan musuh kesempatan untuk menjebak."

Shinto menggeleng: "Tidak peduli alasan apapun, aku tidak mungkin menyetujuinya, kecuali Dion sendiri yang langsung datang mencariku, aku harus melihat harapan, baru bisa membuat keputusan."

"Tapi sekarang dia tidak bisa datang, ingatannya masih belum pulih......"

"Kalau begitu tunggu nanti sudah pulih baru datang cari aku saja, aku sungguh tidak bisa percaya kepada kalian berdua."

Kelly sedih sekali, dia melihat sikap Tuan Gu yang sangat kukuh, harapan terakhirnya pun sirna.

"Tuan Gu, alasan tuan muda Dion bisa hilang ingatan, karena saat aku dan dia perjalan kemari lalu diserang orang, beberapa waktu ini banyak sekali hal yang terjadi di keluarga Stenheim, kami lebih lelah, jadi sesaat kehilangan kemampuan untuk menilai juga hal yang bisa dimaafkan, hanya berharap anda bisa mengerti, sekarang kami hanya mempunyai waktu sebulan, kalau kamu tidak ingin membantu kami, maka kami hanya bisa melihat perusahaan keluarga Stenheim diambil orang lain, aku percaya kalau tuan Derick yang di alam baka tau tentang ini, hatinya juga tidak akan tenang."

"Meskipun aku sekarang bisa membantu kalian sementara, cepat lambat perusahaan juga akan terjatuh di tangan orang lain, kalian berdua sama sekali bukan lawan Stanlye."

"Ingatan tuan muda Dion pasti akan kembali, tolong percaya dengan kami, sementara asalkan bisa membantu kami mempertahankan hak eksekusi perusahaan saja sudah bisa."

"Maaf, aku sungguh tidak bisa menyetujuinya."

Hati Shinto bagaikan terbuat dari baja, tidak peduli bagaimana Kelly dan Maxim berusaha, juga tidak ingin menyetujuinya sedikitpun.

Kelly sedih sekali sampai menarik nafas dalam, akhirnya menyerah, dia berdiri: "Karena Tuan Gu bersikeras tidak mau membantu kami, maka kami pun tidak memaksa lagi, maaf sudah mengganggu, selamat tinggal."

Dia dengan Maxim membungkuk, dengan sedih keluar dari ruangan VIP.

Setelah keluar dari restoran, Maxim menggertakkan giginya berkata: "Tidak disangka teman dari tuan Derick begitu kejam."

"Sudahlah." Kelly menghadap ke cahaya matahari, tersenyum dingin: "Jangan berharap kepada siapapun lagi, pesan tiket pesawat, besok pulang ke Zurich."

Tengah malam, Kelly tidak bisa tidur, ditutupi dengan sebuah baju luar berdiri di depan jendela hotel, melihat kota yang malam hari lebih indah dari siang hari dibawah, hatinya sedih sekali, di dalam kota yang keras tidak ada kelembutan, kehidupan bukanlah wanita lemah, tidak akan menggunakan perasaan karena kesedihan.

Tidak bisa membantu pria yang dia cintai memenuhi keinginannya, itu adalah rasa gagal yang tidak bisa dijelaskan, dia merasa sangat lelah, tapi malah tidak boleh berhenti, merasa dibelakangnya seperti ada yang mendorongnya, saat dia ingin tumbang, langsung dengan kaku terdorong maju ke depan.

Sendirian diam di dalam kamarnya, dengan diam menikmati kesepian yang tidak diketahui orang lain. Ketakutan malam hari, ada semacam sakit yang tidak bisa dia katakan, terakhir dengan tak berdaya, hanya bisa meninggalkan ini semua di langit yang tenang, dirinya yang sepi di bawah langit malam.

Semalaman tidak tidur, saat subuh Maxim datang mengetuk: "Nyonya, apa sudah selesai menyusun barang? "

Kelly mengangkat kopernya membuka pintu, dengan lemas berkata: "Ayo."

Mereka berdua satu depan satu belakang keluar dari pintu hotel, menghentikan sebuah taxi berjalan menuju bandara, mobil sampai di tengah jalan, handphone Kelly berbunyi, nomor tak dikenal, dia menerima panggilan itu, tiba-tiba mendengar suara yang tidak termasuk terlalu asing, hatinya heran juga gugup: "Tuan Gu, kami sedang perjalanan menuju bandara, tidak tau ada apa meneleponku?"

"Mengenai investasi, kalian datang ke kantorku untuk membicarakannya saja."

Kelly mengira salah mendengar, dengan tidak yakin bertanya: "Apakah kamu sedang mempertimbangkan mau membantu kami atau tidak?"

"Benar."

Kelly menutup mulutnya dengan senang, langsung mengangguk: "Baik, baik, kami langsung kesana!"

Setelah memutuskan panggilan itu, langsung berkata kepada supir: "Tidak jadi pergi ke bandara, ganti pergi ke perusahaan Red Sun."

Maxim bertanya dengan heran: "Apakah dia berubah pikiran? Sungguh memutuskan mau membantu kita?"

"Benar, dia berkata seperti itu."

Kelly menahan kesenangan di hatinya, tidak disangka setelah semalam, awalnya situasi yang sudah tidak terharapkan cepat sekali berubah, semua kesulitan, Tuhan pasti akan memberikan jalan keluarnya.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu