Cinta Di Balik Awan - Bab 277 Bunuh Diri

Hati Kelly mulai tidak tenang ketika mengetahui hal tersebut, Kelly berdiri diam tidak bergerak sampai Dion keluar dari ruang kerjanya, melihat Kelly berdiri di luar pintu membuat Dion agak terkejut, Kelly bertanya dengan nada gemetar : “Tan sudah ditemukan?”

Dion menatap Kelly, agak tidak bisa membuka mulut, tapi kemudian dia berkata pelan : “Aku pergi dulu, nanti kalau kembali akan kuberitahu.”

“Mengapa harus menunggu kamu kembali? Kamu sendiri yang bilang jika ada kabar soal Tan, aku yang pertama kali kamu beritahu? Sebenarnya Tan kenapa? Apa yang terjadi padanya?”

Kelly merasa perutnya mulas karena panik, kelopak matanya mulai naik-turun, perasaan panik membuatnya jadi tak terkendali, ia hanya berharap Dion memberikan jawaban yang positif.

“Benar, Tan sudah ditemukan.”

Dion bingung untuk beberapa saat, kemudian ia menjawab dengan jujur.

“Dimana?”

“Aku akan pergi melihatnya dulu, kemudian…”

“Ajak aku ke sana.”

Ekspresi Kelly menunjukkan ketegasan yang tidak bisa ditolak orang lain, Dion menghela napas tak berdaya : “Ikutlah.”

Lagipula, jika seseorang ditakdirkan untuk mengetahui sesuatu, maka cepat atau lambat orang tersebut akan tahu.

Kelly berganti baju dan mengikuti Dion turun gunung, di dalam mobil Kelly tidak berani bicara, Kelly juga tidak berani menanyakan keadaan Tan, setelah mendengar nada bicara Dion saat di dalam ruang kerja dan melihat ekspresi seriusnya ketika keluar dari ruang kerja, Kelly langsung tahu bahwa terjadi sesuatu pada Tan, dan situasinya pasti tidak begitu baik.

Mobil berhenti di gerbang rumah sakit, Dion turun dari mobil, namun Kelly masih duduk di dalam dan tidak bergerak.

Kelly merasa terlalu familiar dengan rumah sakit ini, pertama kali datang kemari saat kecelakaan mobil Jesan, kakinya harus diamputasi. Kali kedua ia datang kemari adalah saat pernikahan Dion dengan Jesan, hatinya sakit dan tidak tahan untuk tidak memotong nadinya dan bunuh diri. Sekarang adalah ketiga kalinya, ia tidak tahu mengapa ia kemari, dan tidak tahu juga apa yang sedang menunggu di dalam sana.

Tak peduli apapun itu, rumah sakit selalu memberi perasaan tidak baik, Kelly tidak suka datang ke sini. Tidak suka bau desinfektan yang keras, juga tidak suka jubah yang dipakai para dokter karena warnanya terlalu pucat.

“Keluarlah.”

Dion membukakan pintu untuk Kelly, mengulurkan tangan untuk menarik Kelly keluar dari mobil.

“Apakah Tan terluka?” Kelly bertanya dengan nada gemetar.

“Masuk dulu baru kita bisa tahu.”

Menarik napas panjang, Kelly turun dari mobil dan dituntun oleh Dion masuk ke dalam rumah sakit.

Sebenarnya jaraknya tidak jauh, namun membutuhkan waktu lama untuk berjalan. Jika tidak ada Dion yang menuntunnya, mungkin Kelly akan berjalan lebih lambat lagi, sebab ia berpikir jika ia berjalan lebih lambat, maka beban hatinya akan sedikit berkurang.

Sampai di lantai dua, tempat dimana Maxim sudah menunggu, wajahnya juga kelihatan serius, jenis keseriusan yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Kelly melepaskan diri dari tangan Dion, ia melesat maju dan bertanya : “Bagaimana Tan? Bagaimana keadaannya?”

Maxim mengangkat kepala dan menunjuk ke arah bangsal rumah sakit di sebelahnya : “Dia ada di dalam.”

Kelly akan membuka pintu bangsal ketika Dion tiba-tiba meraihnya : “Pelan-pelan, tenanglah sedikit.”

Suasana tiba-tiba menjadi dingin, Kelly bertanya dengan linglung : “Mengapa aku harus tenang sedikit? Apa terjadi sesuatu?”

Dibukanya pintu kamar dengan keras, pemandangan yang ada di depan Kelly adalah seseorang sedang berbaring di tempat tidur. Wajah Kelly berubah pucat, namun ia tidak melangkah sedikit pun.

“Nona Kelly…”

Maxim melihat wajah Kelly berubah drastis, Maxim khawatir dan maju selangkah untuk menenangkannya.

Dinding putih, tempat tidur putih, Kelly tidak bisa melihat orang yang terbaring di tempat tidur sebab orang tersebut telah ditutupi oleh kain putih, apapun yang bisa tersentuh di hadapan mereka semuanya berwarna putih, putih tanpa noda.

Kehilangan keseimbangan, Kelly hampir jatuh ke lantai, Dion memeluknya dari belakang, Kelly melepaskan diri dari pelukan Dion dan lanjut berjalan ke depan sampai ke samping tempat tidur, kakinya melemas di atas lantai, ia tidak punya tenaga untuk berdiri.

“Bisa bantu aku menanggalkan kainnya?”

Suara Kelly terdengar serak dan wajahnya kuyu.

Dion membuka kain putih perlahan-lahan, secercah harapan terakhir sirna sudah ketika melihat wajah dari seseorang yang familiar, Kelly berpikir dia pergi ke kamar yang salah atau Maxim telah menunjukkan orang yang salah, bukankah seperti itu yang selalu ditunjukkan di drama televisi? Mengapa pada kehidupan nyata sangatlah kejam? Tidak bisakah ada sebuah kesalahan yang dramatis?

Kelly berusaha sekuat tenaga untuk berdiri dan menghambur ke arah Tan, kemudian ia menangis, menangis sampai serak, menangis sampai hatinya hancur berkeping-keping.

Mungkin di mata orang lain, Tan hanyalah seorang anak kecil yang dia temui dan dia selamatkan, namun di hati Kelly, pada momen Tan memanggil Kelly ‘kakak’, Tan sudah menjadi keluarga Kelly, di samping orang tua dan orang-orang tercinta Kelly tentunya. Satu-satunya orang yang tidak ada hubungan darah namun dianggap sebagai orang yang lebih dekat dari kerabatnya. Tapi sekarang, Tan sudah meninggal, ia meninggal begitu tragis, saking tragisnya Kelly sampai tidak berani melihat. Sekalinya Kelly melihat, ia merasa hatinya sekarat.

“MENGAPA BISA SEPERTI INI? MENGAPA??!!”

Kelly menangis dan menoleh kepada Dion : “Beritahu aku, mengapa bisa seperti ini?!”

“Ketika Maxim menemukannya, Tan sudah seperti ini, alasan spesifiknya masih perlu dicari tahu.”

“Jadi, apakah alasan kematian Tan belum jelas?”

Air mata jatuh terus menerus, hati Kelly sakit sampai tidak bisa bernapas, jika Kelly tahu bahwa percakapan di hotel adalah momen terakhirnya dengan Tan, Kelly pasti tidak akan pergi dengan cara seperti itu, dia akan melakukan apapun yang ia bisa untuk memahami rasa sakit yang dialami Tan. Kelly pasti tidak akan membiarkan Tan masuk ke ruang dingin ini, dengan wajah terluka yang ditutupi kain putih.

“Jangan bersedih, aku akan menemukan penyebab kematiannya, selagi aku bisa, aku tidak akan membiarkannya mati begitu saja seperti ini.”

Dion mengerti betapa sedihnya Kelly, Kelly tidak memiliki saudara, dan orang tuanya tidak memaafkan dia, di dalam hatinya pasti merindukan kasih sayang. Menjadi orang yang paling Kelly cintai dan yang paling mencintai Kelly, Dion mengerti lebih dari siapapun....

“Tan, sadarlah, cepatlah sadar, cepat lihat ini kakakmu, kakak datang, kamu jangan takut, aku akan melindungimu, aku akan menyelamatkanmu...”

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu