Cinta Di Balik Awan - Bab 197 Punya Anak

Kelly mengikuti Dion masuk ke kamar kelas atas yang mewah, belum sempat Kelly membuka mulut menanyakan masalah barusan, Kelly sepenuhnya digendong Dion, dilempar ke ranjang.

Ranjang besar yang halus seperti kapas mementalkan Kelly, Kelly menelan ludahnya dengan kaget: “kamu…… “

“Kalau kapal ini segera mau tenggelam, yang aku paling ingin lakukan, adalah ini”

Tiba-tiba Dion bilang: “kita punya anak yuk…… “

Kelly sepenuhnya jadi kaku, mengira dirinya sendiri salah dengar, setelah cukup lama baru bertanya: “Dion sayang, kamu bilang apa…… “

“Aku bilang, kita punya anak yuk?”

“Kenapa?”

Kelly duduk tegang saking terkejut, berpikir sebanyak apapun tidak menemukan penjelasannya.

“Ya tidak kenapa-napa, mau seorang anak saja, anak kita berdua, di tubuhnya mengalir darahmu dan darahku.”

“Tapi kita belum menikah ?”

“Belum menikah juga bisa punya anak, pernikahan hanya sebuah simbol, hanya bukti di selembar kertas, ia tidak mempengaruhi perasaan diantara kita benar kan?”

Dion saat bicara semua hal ini, matanya berkilau senang.

“Kamu aneh sekali ? tidak ada angin tidak ada hujan mau punya anak? Meskipun pernikahan hanya sebuah simbol, tapi aku tidak suka hamil duluan sebelum menikah.”

Dion hening sejenak, mengangguk: “baiklah kalau begitu, kalau tidak mau ya sementara tidak usah.”

Melihat ekspresi gundah Dion, Kelly bersandar pada dada Dion, bicara dengan serius: “Dion sayang, kalau kamu benar mau punya anak, kalau begitu kita menikah saja, teman sekelas juga sudah banyak yang menikah. “

Kelly kira Dion akan segera menyetujui, akhirnya, Dion malah bilang: “kalau gitu tunggu, jangan terburu-buru juga.”

“Tapi barusan…… “

“Barusan aku hanya sembarang bicara, jangan dimasukkan ke hati.”

Dion menepuk-nepuk pundak Kelly: “tidurlah, aku membawamu keluar untuk relaks, jangan kepikiran masalah lagi.”

Kelly menghela nafas: “baiklah.”

Kelly menutup matanya, benar tidak berpikir apapun lagi, bantalnya itu lengan Dion, dengan sangat cepat Kelly tertidur lelap

Melihat wajah terlelap Kelly yang tenang, ujung bibir Dion samar-samar seperti tersenyum, hati Dion agak sakit, kalau bisa, Dion sangat berharap tidak melukai Kelly, dan sangat takut kehilangan Kelly, Dion rela memakai seorang anak untuk mengikat Kelly, tinggal di sisi Dion, tapi tidak berani berkata jujur pada Kelly.

Bangkit berdiri, Dion memakai baju, keluar kamar sendirian, pergi ke dek kapal tempat Kelly berdiri sore tadi, menyalakan sebatang rokok, laut di malam hari begitu tenang, sampai hanya bisa mendengar suara angin, jemari yang lentik bergerak ke antara bibir, asap rokok yang mengebul menutupi sepasang mata Dion yang muram dan sedih.

Di dunia ini, tidak ada orang yang bisa segalanya, semakin tinggi posisinya, semakin banyak ketidakberdayaan yang tidak mampu dibayangkan orang biasa.

Dion terus berdiri sampai hari terang, melihat matahari terbit dari laut di bagian timur, dalam hati ada kepercayaan yang tegas, bagaimanapun tidak boleh kehilangan Kelly, hanya dengan bersama Kelly, matahari yang terbit, baru tidak akan kehilangan sinarnya yang silau.

Berbalik badan kembali ke kamar, Kellynya belum bangun, Dion diam-diam memperhatikan Kelly, menatapnya terus sampai Kelly terbangun.

“Dion sayang…… “

Kelly memanggil dengan suara seperti mengigau, mengulurkan tangan dan merangkul leher Dion: “kenapa kamu bangunnya sepagi ini?”

“Bukannya pagi, kamu yang bangunnya siang.”

Dengan penuh kasih sayang Dion mencubit hidung Kelly, Dion membantu mengeluarkan baju dari koper Kelly:” cepat pakai baju, kita sarapan. “

“Oke.”

Hari-hari jauh dari Jesan sungguh baik, bisa bangun dan langsung sarapan dengan pria yang dicintai, Kelly sudah lupa sudah berapa lama, di Taman Bunga Wisteria, Kelly tidak sarapan bersama Dion lagi.

Dion tidak ingin duduk dengan Kelly dan jesan di saat bersamaan, Kelly bisa apa? Lagipula 3 orang duduk bersama, sebuah hal yang sangat mengesalkan.

Setelah memakai baju, selesai merapihkan diri, mereka berdua bergandengan tangan berjalam masuk ke restoran, di kapal ini ada band profesional, mereka sangat menghargai profesinya, sedari pagi sudah mulai bermain musik yang paling mengharukan untuk penumpang kapal.

Kelly sambil minum susu, sambil menikmati permainan band, suasana hatinya sangat amat bagus.

“Kira-kira 2 jam lagi kapal akan menepi.” Dion melihat jam rolex di pergelangan tangannya.

“Oh, cepat sekali ya. “

“Kenapa, belum naik sepuas hati ya?”

“Benar, kapal ini tidak ada pembunuh, makanannya enak, juga ada pria tampan, ditambah lagi lagu yang enak didengar, tentu saja aku tidak rela segera menepi.”

Paling bagus kalau di depan tidak ada tujuan akhir, biar waktu berhenti di sini, kapal terus berlayar, berlayar sampai dunia kiamat, sampai dia dan Dion sudah berambut putih semua.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu