Cinta Di Balik Awan - Bab 251 Permainan Kata-Kata Tulus

Didorongnya pintu masuk ke arah ruang tamu, Kelly masuk ke dalam ruang tamu selangkah demi selangkah dan terkejut dengan pemandangan di depan matanya.

Lampu di ruang tamu super besar itu dimatikan, sepanjang sisi koridor yang mengarah ke lantai dua terdapat jajaran bunga mawar merah, di antara jajaran mawar itu terdapat lilin yang berpendar seperti padang rumput yang penuh titik-titik api kecil.

Kelly naik ke lantai dua dengan tertegun dan mendapati Dion berdiri di depan pintu kamar sambil menggenggam sebuket besar mawar. Wajah Dion sangat tampan, kedua matanya menatap begitu dalam, bibir tipisnya yang seksi membingkai sebuah senyum penuh pesona.

“Selamat datang kembali.”

Dion melebarkan kedua lengannya, meski dia tahu Kelly tidak akan meloncat ke pelukannya, namun ia masih sedikit berharap Kelly akan melakukannya.

“Apa yang kamu lakukan?”

Kelly bertanya ringan, ia pelan-pelan memasukkan barang bawaannya ke dalam kamar, kamar tersebut dipenuhi aroma bunga mawar, di tempat tidur bahkan dipenuhi kelopak bunga mawar, jelas sekali bahwa Dion telah berusaha keras melakukan semua ini.

“Menurutmu?” Dion memeluk Kelly dari belakang: “Tentu saja untuk menyambut kembali kedatanganmu.”

“Kembalinya diriku bukanlah hal yang luar biasa, tidak perlu sampai seperti ini.”

Memang benar, kembalinya Kelly kali ini bukan murni keinginannya, dia kembali hanya untuk menyelamatkan Tan, kembali seperti ini sebenarnya lebih mirip sebuah transaksi.

“Maafkan aku ya? Mulai dari sekarang, aku akan mencintaimu dengan baik, aku tidak akan membiarkanmu menerima perlakuan tak adil.”

Sebuah janji lagi? Kelly hanya tersenyum, dia terlalu malas untuk menjawab.

Sebagai seseorang yang telah diberi janji dan dikecewakan berkali-kali, diberi janji seperti ini rasanya percuma saja, tidak ada gunanya.

“Apa kamu ingin pulang? Aku temani kamu pulang ya?”

Ini adalah kalimat andalan Dion, Dion berpikir bahwa sedingin apapun Kelly padanya, jika mendengar kalimat ini, Kelly akan melompat kegirangan.

Tetapi Dion salah, Kelly bukan hanya tidak melompat kegirangan, dia bahkan tidak berkedip sedikit pun.

“Tidak perlu.”

“Kenapa?” Dion tidak mengerti.

“Aku tidak ingin pulang ke rumah sekarang.”

“Bukankah dulu kamu selalu ingin kembali dan mendapatkan maaf dari ayahmu?”

Kelly menatap Dion dalam sunyi: “Dulu adalah dulu, sekarang adalah sekarang, suasana hatiku tidak sama, maka pemikiranku pun juga tidak akan sama.”

“Kalau begitu kita tunggu sampai suasana hatimu membaik dan kita akan bicarakan lagi.”

Dion menghela napas berat, ia mengulurkan buket mawar kepada Kelly: “Apa kamu suka?”

Wanita mana yang tidak suka mawar? Kelly mengambilnya: “Terima kasih.”

Kelly meraih piyama dan masuk ke kamar mandi, ia juga membawa serta buket bunga mawar tadi, Kelly mengunci pintu kamar mandi dan duduk di pinggiran bathub. Jika memikirkan hari itu, hati Kelly terasa mati, ia sangat putus asa sampai memotong pembuluh nadinya, darah yang mengalir di atas lantai sama seperti mawar yang kini ada di tangannya, merah menggoda, merah menyilaukan.

Ia mengambil setangkai mawar, mencabut kelopak bunganya satu per satu dan melemparkannya ke bathub, kemudian ia mengambil setangkai lagi, mencabut kelopaknya dan melemparkannya lagi, ia mencabuti kelopak semua mawar sampai habis, dibuangnya batang mawar yang sudah gundul ke atas lantai. Lapisan kelopak bunga mengambang di bathub, Kelly melepas pakaian dan berbaring, memejamkan mata, mengabaikan pikiran-pikiran yang menganggunya.

Di masa depan, aku akan hidup untuk diriku sendiri.

Tok tok tok….

Ketika pintu diketuk, Dion berkata dari luar : “Kelly, jangan tertidur, mengapa mandinya lama sekali?”

Kelly bangkit dengan malas, ia mengenakan kembali piyama-nya dan membuka pintu.

Dion masuk ke kamar mandi, ia melirik kilas kelopak bunga di dalam bathub, terkejut : “Apa kamu mencabuti bunganya?”

“Dengar-dengar mandi dengan kelopak bunga bagus untuk kecantikan.”

“Tapi aku baru saja memberikan ini padamu, belum juga satu jam kamu sudah merusaknya seperti ini?”

Kelly mengangkat bahu: “Apa hubungannya? Lagipula bunganya akan layu cepat atau lambat, bukankah lebih baik dipakai untuk hal yang lebih berguna?”

“ ……”

Melihat ekspresi sedih Dion, Kelly berpikir dalam hati, kali ini kamu menyuruhku tinggal, maka aku akan patuh dan tinggal, tapi setelah ini aku hanya akan melakukan hal yang tidak kamu sukai.

Ini adalah pilihan terbaik yang kuberikan padamu.

Saat masih belajar di Universitas Zurich, Giselle memotret menggunakan kameranya, pertama-tama lulus S2, sekarang lulus S3, mereka akan segera memulai babak baru dan pergi ke jalan masing-masing, kesedihan akan perpisahan memenuhi pikiran.

“Bagaimana jika besok malam kita adakan makan bersama untuk yang terakhir kali?” Ia mengusulkan

“Oke, oke.” Teman-teman sekelas setuju.

Kelly hanya diam, biasanya acara seperti ini memang diurus oleh Giselle, Kelly hanya tinggal datang saja.

“Kelly, enaknya kita pergi kemana?”

Giselle berteriak untuk menanyakan pendapat pada Kelly.

“Terserah sih.”

“Lagi-lagi terserah, mendengarnya bilang terserah kepalaku sampai mati rasa.”

Giselle memutar mata dan bertanya dengan jahil : “Kalau begitu pergi ke rumah pacarmu saja, bagaimana?”

Kelly mengangkat kepala dengan kaget : “Bukankah ini makan malam?”

“Memang makan malam, maksudku adalah kita akan pergi ke rumahmu untuk makan bersama, semua orang ingin melihat bagian dalam kediaman Stenheim.”

Giselle memprovokasi yang lain : “Setuju tidak, teman-teman?!”

“Ya.” Mereka menjawab secara kompak.

Hubungan percintaan Kelly dan Dion bukan lagi berita baru di Universitas Zurich. Teman-teman lebih tertarik dengan ‘Kisah Cinderella’ daripada memutuskan dimana mereka akan makan malam.

Melihat berpasang-pasang mata yang bersemangat dan penuh harap, Kelly tiba-tiba tersenyum dan menganggukkan kepala: “Baiklah.”

“Kamu setuju?”

Giselle agak terkejut, dia mengira bahwa sampai matipun Kelly tidak akan setuju, tapi tidak disangka-sangka Kelly akan setuju.

“Iya, setelah kembali aku akan langsung menyiapkannya hari ini, besok jam tiga sore, kalian harus datang tepat waktu.”

Terdengar suara sorakan di telinganya, Giselle menelan ludah, ia tidak tahu lagi harus bagaimana.

Dalam perjalanan kembali ke Taman Bunga Wisteria, Kelly tanpa diduga-duga menyunggingkan senyum di sudut bibir. Kelly setuju karena dia teringat perkataan Dion sebelumnya, Dion bilang tidak tidak suka keramaian dan suka ketenangan, dua kakak perempuannya diusir dari rumah karena sering mengadakan pesta, jika Kelly memprovokasi dengan melakukan hal yang tidak disukai Dion, maka apakah Dion akan marah dan mengusir Kelly juga?

Jika memang demikian, maka hal itu akan menjadi yang terbaik.

Novel Terkait

Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu