Cinta Di Balik Awan - Bab 353 Merasa Bersalah

Dion tiba-tiba merasa sangat tidak nyaman setelah mendengar itu.

Setelah memesan satu meja penuh dengan makanan lezat, Dion menemani Wanwan makan bersama. Di tengah makan, Dion iseng bertanya: “Apakah kamu membenci paman?”

“Dulu aku benci.”

“Dan sekarang?”

“Tidak benci lagi.”

“Mengapa begitu?”

“Karena kamu selalu muncul saat aku lapar.”

“Hehe” Dion tidak bisa menahan tawa, Tidak dapat disangkal bahwa anak ini sangat polos dan lucu.

“Tapi aku merasa bersalah” Wanwan melanjutkan.

“Kenapa begitu?”

“Aku merasa sangat bersalah dengan ibuku, Ibuku sangat menyayangiku, tetapi aku malah menyukai orang-orang yang tidak disukai ibuku. Paman Leheon, dan kamu juga termasuk.”

Wanwan melengkungkan tangannya dan memegang pipinya: “sungguh menyebalkan……”

“Sebenarnya, ibumu tidak selalu membenciku, Dia dulu suka paman…..”

“Betulkah? Kalian sudah lama saling kenal?”

“Yah, sebelum kamu lahir, aku sudah mengenal ibumu.”

“Betulkah? Apakah kamu tahu siapa ayahku?”

Dion langsung tertegun, Dalam menghadapi tatapan mata Wanwan, Dion menggunakan banyak kekuatan untuk mengatakan sebuah kalimat yang sangat sulit: “tidak tahu……”

Wanwan terlihat sangat kecewa, Dia menunduk dan bergumam: “sepertinya hanya ibuku yang tahu, tetapi aku tidak berani bertanya.”

“Apakah kamu benar-benar ingin tahu siapa ayahmu?”

“Ya.”

“Mengapa kamu ingin tahu?”

“Kakek nenek sudah tidak menginginkan ibuku lagi, aku ingin menemukan ayah dan bertanya kepadanya, mengapa ayah juga tidak menginginkan ibu…..”

Mata Dion tiba-tiba memerah, dan hatinya terasa berat seperti ditekan satu ton batu, Dia tidak bisa bernapas.

“Terakhir kali ibuku membawaku ke rumah nenek, aku benar-benar bahagia, tetapi kemudian mereka bertengkar. Nenek mengusir ibuku, Hujan deras malam itu, dan ibuku berlutut di luar rumah sambil memelukku, Tetapi Nenek tetap menolak untuk membuka pintu. Kemudian, paman Leheon datang dan membawa kami pergi……”

Meskipun Wanwan tidak mengatakan secara spesifik alasannya, Dion tahu mengapa Kelly diusir, Matanya melayang ke luar jendela, jauh sekali.

Keluar dari restoran khas makanan barat, Dion meraih tangan kecilnya Wanwan dan berkata : “apa ada lagi yang kamu inginkan? Paman akan membelinya untukmu.”

“Sebenarnya, aku tadi ingin bilang kalau makanan khas Barat tadi benar-benar sangat enak, apa boleh bungkus satu untuk untuk ibuku…..”

Dion tersenyum pahit : “ibumu tidak akan makan, dia tidak akan makan makanan yang paman beli.”

Terpikir tentang betapa keras kepalanya Kelly, membuatnya merasa lebih tidak nyaman.

“Baiklah, mari kita pulang, Ibu akan sangat khawatir kalau pas pulang tidak menemukanku.”

“Apakah kamu tidak menginginkan hadiah?”

“Ya, tapi dibandingkan nanti dibuang ibu ke tong sampah, aku lebih suka meletakkannya di toko saja.”

Wanwan menghela napas, dan merasa sedikit tertekan, “jika ibuku melihat aku menerima hadiah dari paman yang jahat, nasibnya akan lebih buruk……”

Dion mengangguk dengan murung: “Kalau begitu, Ayo masuk ke mobil, aku akan membawamu pulang.”

Pada saat di mobil, Dion menemukan Wanwan menggeliat, kelihatannya sangat tidak nyaman.

“Ada apa?” Dion bertanya dengan penuh perhatian.

“Aku merasa gatal.”

“Kenapa bisa gatal?”

Dion menepikan mobilnya ke sisi jalan, membuka sabuk pengamannya, dan bertanya: “di mana gatalnya?”

“Leher paling gatal…..”

Dion memintanya Wanwan untuk mengangkat dagunya dan menarik kerah bajunya. Melihat lapisan bintik merah di lehernya, Dion bertanya: “apakah kamu ada alergi?”

“Aku tidak tahu…….”

Dion melihat dari dekat lagi, dan tanpa sengaja melihat ada kalung yang dikenalnya tergantung di leher Wanwan. Ketika dia menariknya keluar, tubuhnya langsung kaku, kalung ini adalah rantai hati yang dia dulu berikan pada Kelly.

Wanwan melihat Dion sedang menatap kalungnya sambil merenung, Wanwan berkata dengan tegas: “bukan karena kalung ini aku merasa gatal, aku sudah memakai kalung ini sejak aku lahir.”

Dion tersadar, memasukkan kalung itu kembali ke dalam saku Wanwan, menyalakan mesin dan mengendarai mobil ke rumah sakit terdekat.

Ketika anak itu melakukan pemeriksaan, Dion berdiri di depan jendela di koridor rumah sakit, menatap malam di luar jendela, Hatinya terasa sakit sepanjang waktu.

Beberapa hal, walaupun kamu tidak pergi mencari tahu, kadang-kadang kebenaran akan secara otomatis terbuka di depan kamu.

Dokter sudah keluar, Ketika akan berbicara, Dion langsung menyela: “apakah dia alergi terhadap saos salad?”

Dokter itu terlihat kaget dan mengangguk: “Ya, kamu sudah tahu kalau anak itu alergi terhadap itu, kenapa tidak berhati-hati.”

Dion terdiam cukup lama, seperti ada sesuatu di dadanya yang terjatuh dengan keras, seperti jatuh ke dalam jurang yang tidak ada dasarnya.

Sebelumnya, Dion mungkin masih ragu, Sekarang, dia benar-benar yakin, bahkan tidak perlu melakukan tes DNA.

Karena dia juga alergi terhadap saos salad.

“Anaknya sudah di infus, kamu sudah bisa jenguk.”

Dokter menggelengkan kepalanya, menghela nafas dan berjalan pergi. Dion berdiri terpaku di tempat yang sama, tidak bisa bergerak dalam waktu yang cukup lama, dia bukannya tidak ingin melihat anak itu, dia terlalu malu dan merasa bersalah padanya.

Lima tahun, apa yang telah dia lewatkan selama itu……

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu