Cinta Di Balik Awan - Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (3)
Dion mendadak membelalakkan mata, "Apakah sangat panas?" Bergegas cicipi sedikit, tampaknya sadar memang terlalu panas, merasa bersalah berkata padaku: "Maaf, maaf, pertama kali bikin susu masih belum berpengalaman, aku pergi buat ulang lagi......"
Sebelum aku memarahi dia, pergi dengan cepat tanpa meninggalkan jejak.
Kedua kali lebih cepat kembali, hanya saja ketika aku menerima susu, hampir saja muntah darah karena kesal, "Sebenarnya kamu ayah kandung dari anak apa bukan? Susu ini kamu tambahkan berapa banyak air dingin? Apakah kamu ingin anak sakit perut?"
Dion merasa kesal, bergumam: "Ayah kandung atau bukan, seharusnya kamu paling jelas, kenapa bertanya padaku."
"Masih berani membantah?"
Aku langsung menendangnya, dia kesakitan mengambil kembali botol susu yang ada di tanganku: "Sekarang juga aku pergi buat lagi."
"Jika kali ini masih tidak sesuai kamu pasti akan habis! Kepala babi!”
Dion mendengarnya langsung membalikkan kepala, mengulurkan dua jari: “Sepuluh kali.”
Aku mengambil sebuah bantal lempar ke arahnya: “Kepala babi! Sebelas kali, ingat baik-baik!”
Ketika dia muncul di hadapanku untuk ke tiga kalinya sambil membawa botol susu, ekspresi di wajah seperti membeku, aku mencoba suhu susu, merasa puas dan diberikan ke dalam mulut putraku, melihat aku akhirnya tidak pilih-pilih lagi, ekspresinya yang kaku baru terlihat lega, bagai melepaskan beban berat berkata: “Dari awal jika tahu membuat susu formula begitu merepotkan, lebih baik minum ASI saja.”
“Apakah kamu ada ASI untuk diminum putra kita?” Aku bercanda tanya padanya.
Dion menggeleng: “Aku tidak ada, bukankah kamu ada?”
“Siapa bilang aku ada? Apakah kamu pikir setiap wanita setelah melahirkan pasti akan ada ASI?”
“Semalam saat kamu sudah tertidur aku diam-diam coba mengisapnya, jelas-jelas ada.”
Aku langsung menendangnya lagi, marah sekali berkata: “Cukup generasi tua berperilaku tidak baik, jangan sampai generasi muda juga ikut tidak benar.”
Setelah si kecil selesai minum susu, sangat cepat sudah tertidur nyenyak, aku menempatkan bayi dengan baik, Dion mendekat dan bertanya padaku: “Istriku, kapan baru satu bulan?”
“Mau apa?”
“Sudah lama tidak bermesra-mesraan, apakah kamu tidak mengerti……”
Dion menggunakan tatapan penuh gairah melihatku, aku mengangguk: “Tentu saja mengerti, jadi kemarin aku sudah memesan sebuah boneka seks di internet, lusa barangnya sudah bisa tiba.”
….…planggg satu suara, kepala Dion langsung jatuh ke atas tempat tidur.
Tengah malam, suara tangisan putra membangunkan kami berdua, aku membangunkan suami yang ada di sebelahku: “Pergi lihat apa yang terjadi?”
Dion bangun dalam keadaan linglung, berjalan ke samping box bayi sesuai perintahku, pertama memeriksa anak kencing apa tidak, kemudian memeriksa lagi apakah ada buang air besar, selesai periksa, Dion berjalan ke hadapanku mengatakan: “Istriku, anak kita buang air besar.”
“Buang air besar apakah kamu tidak bisa membersihkannya? Untuk apa mencariku?”
“Bukankah kita berdua sudah bagi tugas, aku bertanggung jawab saat dia kencing, kamu bertanggung jawab saat dia buang air besar?”
“Siapa yang katakan aku bertanggung jawab saat ini buang air besar?”
Aku sekuat tenaga bangun, membuka laci yang ada di samping tempat tidur, mengeluarkan perjanjian yang sudah Dion tanda tangani, berkata: “Sudah tertulis jelas hitam diatas putih, poin kedua di perjanjian tiga poin, kebutuhan sehari-hari dari makan minum buang air besar menjadi tanggung jawab penuh kamu? Apakah sudah lupa?”
“Tidak lupa, hanya saja beberapa hari ini selalu kamu yang mengurusnya, aku berpikir……”
“Aku hanya memberi contoh padamu, kamu sungguh menganggap tidak ada urusan denganmu?”
Dion mengangguk dengan kesal: “Baik, aku sudah mengerti, kamu tidur saja, aku yang lakukan.”
Mengambil popok lalu kembali lagi ke samping box bayi, Dion mengerutkan kening sambil melepaskan popok kotor, ganti dengan yang bersih, pantat bayi penuh dengan kotoran, dia hanya bisa menyekanya berulang kali menggunakan tisu basah, tidak mudah baru berhasil di bersihkan, akhirnya pufff sekali, bayi buang air besar lagi, ini membuat dia stres sekali, membalikan kepala melihat aku yang sedang melihatnya bagai menonton film, Dion penuh penderitaan berkata: “Apakah kamu tidak bisa datang membantu?”
Aku tersenyum: “Tentu saja tidak bisa, lalu ketika aku melahirkan Wanwan, siapa yang membantuku?”
Setiap kali ketika aku mengatakan ini, Dion akan seperti anak kecil yang melakukan kesalahan menundukkan kepala, ini adalah satu-satunya hal yang membuat dia merasa berhutang padaku seumur hidup ini, jika aku tidak baik-baik memanfaatkannya, maka sangat bersalah terhadap masa mudaku lima tahun itu.
Tidak mudah baru selesai mengurus anak, Dion kelelahan berbaring kembali ke ranjang, aku mendorong-dorong Dion, Dion melihat ke samping dan bertanya: “Kenapa lagi?”
“Pinggangku sakit, bantu aku pijit-pijit.”
“Tidak mungkin bukan……”
“Iya, kamu tidak bersedia?”
Aku mengangkat alis, Dion bergegas berdiri, “Bersedia, kenapa aku tidak bersedia, melayani ratuku adalah tugas yang tidak boleh aku tolak, ayo berbaringlah istriku……”
Dion berusaha membantu memijit pinggang, tenaganya sangat tepat, aku sangat menikmati sambil memejamkan mata, dengan malas mencari sebuah topik pembicaraan untuk ngobrol: “Suamiku, apakah setelah orang mati selain surga hanya ada neraka, apa tidak ada tempat lain?”
“Eng.”
“Kalau begitu jika kita mati, bagaimana kalau semua masuk neraka?”
Dion menepuk pundakku: “Tenang saja, aku akan berdoa pada tuhan agar membiarkanmu masuk ke surga, aku seorang diri berada di neraka saja!”
Aku mengangguk puas: “Untung kamu punya hati nurani.”
Tapi dipikir-pikir sepertinya tidak benar, membalikkan kepala bertanya padanya: “Kenapa membiarkanku naik ke surga, dan kamu tetap berada di neraka? Kenapa kita tidak sama-sama masuk ke surga atau sama-sama masuk ke neraka? Apakah kamu ingin berpisah denganku?”
Dion diam tak bersuara.
“Kenapa tidak jawab?”
Dion lebih bertenaga lagi memijit pinggangku.
“Bisu ya?”
Dion menggeleng, tetap tidak bersuara.
Aku merasa tertekan, membalikan badan menatap lurus matanya, berkata: “Cepat jawab, aku ingin tahu sebenarnya apa yang kamu pikirkan!”
Dion melihat aku tidak akan berhenti begitu saja, menghela nafas sambil berkata: “Karena kamu sangat ingin tahu, kalau begitu aku akan memberanikan diri berkata jujur.”
“Eng, katakan saja.” Aku menyemangatinya.
“Sebenarnya……aku takut kalau kita berdua sama-sama masuk neraka, lalu menikah jadi suami istri lagi, bagiku, itu baru benar-benar neraka.
……
Plaaanggg satu suara, aku langsung menendangnya jatuh ke lantai, lama sekali dia baru bangun dan bertanya padaku: “Kali ini siapa yang memberimu kekuatan?”
“Kali ini tuhan yang memberiku kekuatan, kamu pernah berjanji di depan tuhan jika ada kehidupan yang akan datang juga tetap akan menjadi suami istri denganku, bertemu, berkenalan dan saling menghargai satu sama lain, mengkhianati aku sama saja mengkhianati tuhan, jadi, tuhan menyarankanku, pasti harus baik-baik mengajarimu.”
“Apakah aku pernah berjanji seperti ini? Kenapa aku tidak ingat sedikit pun?”
“Bagus kamu Dion, semua orang mengatakan setelah menikah tujuh tahun baru akan ada perubahan, aku lihat sekarang kamu sudah mulai berubah, hari ini jika aku tidak mewakili tuhan baik-baik memberimu pelajaran, kamu tidak akan tahu kenapa langit itu begitu tinggi, kenapa laut itu begitu biru……”
Aku bergegas maju ke depan, Dion panik mengulurkan tangan untuk melindungi wajah tampannya itu, ketika mereka berdua saling tarik-tarikan, Dion tidak hati-hati memukulku sebentar, dalam sekejap aku langsung marah sekali, Dion terburu-buru menjelaskan: “Istriku, aku tidak sengaja, itu, itu, memukul dan memarahi juga untuk menyatakan cinta, jangan marah.”
Aku tersenyum licik mengatakan: “Suamiku, kamu benar-benar satu kata langsung menyadarkanku, dulu aku tidak tahu harus bagaimana menyatakan cintaku padamu, sekarang aku sudah tahu, kamu patuh ‘biarkan aku dalam sekali mencintaimu hingga cukup’.”
“Aoo-aoo-aoo……”
Dari dalam kamar langsung terdengar suara teriakan kesakitan dari Dion, saat ini tiba-tiba pintu kamar dibuka, Wanwan yang ada di kamar sebelah masuk ke sini dengan kaki telanjang, terburu-buru bertanya: “Kenapa? Kenapa?”
Begitu Dion melihat putrinya, seperti melihat penyelamat, langsung berlari ke depan putrinya, memegang tangan Wanwan sambil berkata: “Wanwan, kapan kamu akan pergi meninggalkan rumah, bawa papa sekalian ya.”
Wanwan memperhatikannya dari atas hingga bawah, perlahan-lahan bertanya: “Apakah kamu tidak marah mama memukulmu seperti ini?”
“Marah, bagaimana aku tidak marah!” Nada bicara yang sangat tegas.
“Kamu marah kenapa tidak berubah jadi harimau? Bukankah kamu mengatakan bahwa ketika kamu marah akan seperti kakek berubah menjadi harimau?”
Wanwan merasa simpatik dan menepuk pundaknya: “Aku lihat kamu juga hanya harimau kertas saja, jaga diri baik-baik saja.”
“….…harimau kertas?” Dion hampir muntah darah.
Sekejap mata, akhirnya putranya genap satu bulan, Dion mengadakan pesta satu bulan kelahiran putranya dengan sangat meriah di taman bunga wisteria, orang-orang yang datang menghadiri pesta adalah orang kaya dan berkedudukan, mereka semua memuji Dion memiliki nasib baik, ada seorang anak laki-laki yang tampan, seorang anak perempuan yang cantik, masih ada seorang istri yang cantik.
Aku menatap suamiku, melihat tampangnya yang tertekan, hampir saja tidak bisa menahan diri dan tertawa terbahak-bahak, dalam hati aku berpikir Dion pasti mengatakan, yang kalian lihat adalah penampilan luar yang terlihat bagus, di antara kalian siapa yang tahu dalam sebulan ini kehidupan tidak manusiawi apa yang sudah aku alami……
Dalam sebulan ini di bawah paksaanku, keterampilan Dion merawat anak sudah lebih unggul dibandingkan dengan bibi pengasuh setempat, tidak peduli apakah menyeduh susu, anak buang air besar atau kencing, semuanya adalah hal mudah, bahkan sarapan pagi, juga sudah semakin lezat rasanya, oleh karena itu aku mulai percaya, pria baik itu semuanya harus dilatih.
Malam hari, suamiku duduk bersandar malas di ranjang sambil membaca buku, aku berjalan ke sana dan meringkuk di sampingnya dengan wajah berseri-seri: “Benar-benar senang sekali, hari ini beberapa teman sekolahku yang menghadiri pesta mengatakan, aku yang sudah melahirkan dua anak bukan hanya tidak terlihat tua, sebaliknya malah semakin mirip bunga segar.”
Suaminya menjawab dengan tidak setuju: “Benarkah? Mungkin orang lain sedang bercanda denganmu? Kenapa aku tidak merasakan sedikit pun?”
Aku melihat Dion tidak ada reaksi apa-apa, merasa sedikit kecewa, lalu pura-pura bersikap misterius berkata padanya: “Mereka masih membicarakanmu.”
“Apa yang mereka katakan tentang aku?” Dion bertanya dengan tidak fokus.
“Mereka mengatakan aku adalah bunga segar, menurutmu apa yang bisa mereka katakan tentang kamu?” Aku mengerucutkan bibir padanya.
Dion terkejut dan mengangkat kepala, agak tidak bisa menahan diri bertanya: “Apakah mereka mengatakan aku adalah kotoran sapi?”
Aku cekikikan, tertawa sambil mengatakan: “Mereka tidak mengatakan kamu kotoran sapi. Mereka mengatakan kamu adalah pupuk majemuk.”
……
Dalam sekejap aku tertawa terbahak-bahak, Dion marah sekali, dia melempar buku yang ada di tangannya lalu mendekat padaku, sekuat tenaga menggelitik aku, “Tertawa, tertawa, suka tertawa, biarkan kamu tertawa hingga cukup!”
Aku ditekan olehnya di ranjang hingga tidak bisa bergerak, sambil tertawa sambil minta ampun: “Sudahlah, aku yang salah, suamiku aku yang salah.”
“Apakah satu kata aku yang salah sudah selesai?” Tatapan matanya tiba-tiba berubah bergairah.
“Lalu apa yang kamu ingin aku lakukan……” Aku sudah tahu tapi masih sengaja bertanya.
Dion mendekatkan tubuhnya, menempel di telingaku dan mengatakan: “Aku ingin bagaimana, kamu lebih jelas dari siapa pun.”
“Baiklah, malam ini aku akan membiarkanmu berbuat sesuka hatimu.”
“Ini kamu yang katakan ya.” Wajahnya dibenamkan di depan dadaku, mengambil nafas dalam-dalam, mabuk mengatakan: “Hanya mengendus sebentar, sudah merasa seluruh tubuh nyaman sekali, benar-benar sudah rindu hingga menggila.”
Faktor kebrutalan dalam tubuhnya tiba-tiba naik, menarikku bangun dari tempat tidur, digendong di atas tubuhnya: “Istriku, bisakah menunjukkan antusiasme dalam dirimu……” Ada kedipan cahaya sihir dalam mata Dion, “Eng, aku sangat menderita.”
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanAdore You
ElinaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaPergilah Suamiku
DanisUnperfect Wedding
Agnes YuPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Cold Wedding
MevitaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCinta Di Balik Awan×
- Bab 1 Pria Yang Dikejar Pembunuh
- Bab 2 Kesucian Atau Keadilan
- Bab 3 Sepertinya Kenal
- Bab 4 Jarak Antar Mereka
- Bab 5 Memilih Selir
- Bab 6 Kabur Sejauh Mungkin
- Bab 7 Berani Menentang
- Bab 8 Peraturan Keluarga Kaya
- Bab 9 Pesta Topeng
- Bab 10 Takdir Buruk
- Bab 11 Pria Ini Tak Mudah
- Bab 12 Niat Satu Pihak
- Bab 13 Apa Kita Kenal Dekat
- Bab 14 Perlu Mengubah Image
- Bab 15 Gerakan Kecil Romantis
- Bab 16 Tak Ada Yang Bisa Didapat
- Bab 17 Pura-Pura Tidak Kenal
- Bab 18 Daya Tarik
- Bab 19 Senyuman Spesial
- Bab 20 Jangan Jadi Wanita Yang Orang Harapkan
- Bab 21 Pemikiran Yang Melampaui Batas
- Bab 22 Cinta Sampai Tak Berdaya
- Bab 23 Gosip Yang Membuat Gusar
- Bab 24 Salah Kirim Pesan
- Bab 25 Sumpah Mati Pengabdian
- Bab 26 Mudah Dicintai
- Bab 27 Lesung Bunga Mekar
- Bab 28 Fragnant Night
- Bab 29 Perasaan Mistis Membuat Perasaan Kacau
- Bab 30 Antara Laki-Laki dan Perempuan
- Bab 31 Rahasia yang Harus Dijaga Baik
- Bab 32 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 33 Penyimpangan Perilaku
- Bab 34 Kemampuan Wanita Untuk Menjadi Pemenang
- Bab 35 Menjadi Yang Lain
- Bab 36 Pinggang Ramping Enak Di Peluk
- Bab 37 Orang Yang Berdansa Dengannya.
- Bab 38 Masalah Umum Pria
- Bab 39 Tidak Boleh Didekati
- Bab 40 Tidak Beda Dengan Binatang
- Bab 41 Hidup Dalam Kebahagiaan, Tidak Merasakan Bahagia
- Bab 42 Kita Jangan Kontak Lagi
- Bab 43 Ditakdirkan Hanya Sebagai Pengunjung
- Bab 44 Kebiasaan
- Bab 45 Dunia Kiamat
- Bab 46 Teman terbaik
- Bab 47 Ditakdirkan Bertemu Di Mana Saja
- Bab 48 Tatapan istimewa
- Bab 49 Tidak Ada Rahasia Yang Bisa Ditutupi Selamanya
- Bab 50 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 51 Memperlakukan Dengan Sopan
- Bab 52 Tak Bisa Dipisahkan Dan Dilupakan
- Bab 53 Jatuh Dalam Pelukan
- Bab 54 Napas Hangat
- Bab 55 Pria Tidak Berkomitmen
- Bab 56 Terluka
- Bab 57 Buka Bajunya
- Bab 58 Minta dia untuk melayani
- Bab 59 Menantang Batas Kesabaran
- Bab 60 Kamulah Protagonis
- Bab 61 Pilihan Terakhirnya
- Bab 62 : Jika Cinta Itu Bertahan Lama
- Bab 63: Sel-sel Yang Tidak Tenang
- Bab 64 Menggoda Hatinya
- Bab 65 Tanpa Sadar Perasaan Muncul
- Bab 66 Bertemu Di Jalan
- Bab 67 Apakah Kamu Menutupi Identitasku?
- Bab 68 Pernikahanku, Aku Yang Putuskan
- Bab 69 Tidak Jatuh Cinta
- Bab 70 Tidak Tega Melakukan Sesuatu Padamu
- Bab 71 Kekacauan Setelah Minum
- Bab 72 Tidak Menunggu Lama
- Bab 73 Kita Tidak Bisa
- Bab 74 Berjuang Meronta Akal Sehat
- Bab 75 Jatuh Ke Jurang
- Bab 76 Sementara Rahasia
- Bab 77 Cinta Yang Salah Seumur Hidup
- Bab 78 Ayam Goreng Kacang
- Bab 79 Rasa Buah Yang Segar
- Bab 80 Digosipkan Yang Tidak-Tidak
- Bab 81 Ketidaktahuan Juga Suatu Kebahagiaan
- Bab 82 Cinta Yang Unik
- Bab 83 Ciuman Berapi-Api
- Bab 84 Hati Akan Pergi Mengikuti Cinta
- Bab 85 Tinggallah Disisiku
- Bab 86 Sisi Gelap
- Bab 87 Tidak Masuk Kedalam hatinya
- Bab 88 Lempar Batu Sembunyi Tangan
- Bab 89 Makan Lalat
- Bab 90 Terbang Seperti Phoenix
- Bab 91 Pria Dia Pasti Kurebut
- Bab 92 Cari Pasangan Yang Cocok Untuknya
- Bab 93 Kamu Ganti Pacar Lagi?
- Bab 94 Tidak Pernah Menganggapmu Sebagai Orang Luar
- Bab 95 Pertengkaran yang Sengit
- Bab 96 Tunggu saja Hukumannya
- Bab 97 Lelucon Dingin
- Bab 98 Masuk Ketempat Yang Tidak Seharusnya
- Bab 99 Aturan Berbeda Karena Seseorang
- Bab 100 Panggilan Telepon Yang Tak Terduga
- Bab 101 Dia Bukan Mangsanya
- Bab 102 Tidak Bisa Dihentikan
- Bab 103 Sehari Tidak Bertemu Bagaikan Sembilan Bulan Tidak Bertemu
- Bab 104 Apa Yang Salah Dengan Sebuah Ciuman
- Bab 105 Kisah Coklat Dove
- Bab 106 Gengsi Membuatmu Menderita
- Bab 107 Penampilan Yang Kasar
- Bab 108 Godaan Selembar Cek
- Bab 109 Kita Putus Saja
- Bab 110 Mencintai Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Dia
- Bab 111 Bersedia mempertaruhkan semuanya untukmu
- Bab 112 Sepuluh Ribu Macam Jalan
- Bab 113 Menggunakan Kebaikan Untuk Mendapatkan Cinta
- Bab 114 Darimana
- Bab 115 Berciuman Dengan Lembut
- Bab 116 Garis Pertahanan Hati
- Bab 117 Menginjak Ketulusan Orang Lain
- Bab 118 Hambatan Hati
- Bab 119 Wanita Seharusnya Lebih Bisa Bawa Diri
- Bab 120 Haid Sialan
- Bab 121 Percuma Sudah Memperingatkan
- Bab 122 Mencintaimu Butuh Berapa Banyak Keberanian
- Bab 123 Jadi Penjahat
- Bab 124 Kabar Baik Kabar Buruk
- Bab 125 Perubahan
- Bab 126 Tidak Berjuang
- Bab 127 Dion Brengsek
- Bab 128 Dandelion Ungu
- Bab 129 Benar-Benar Ingin Memintamu
- Bab 130 Bersikeras Tidak Kembali Ke Rumah
- Bab 131 Pernikahan
- Bab 132 Menghilang
- Bab 133 Gaun Pengantin Dengan Berlian
- Bab 134 Kamu Tidak Ada Harapan
- Bab 135 Gen Keluarga
- Bab 136 Hidup Di Mata Orang Lain
- Bab 137 Kotak Pandora
- Bab 138 Jangan Mengecewakanku
- Bab 139 Bertaruh Kebahagiaan Seumur Hidup
- Bab 140 Menunggu
- Bab 141 Pertama Kali (1)
- Bab 141 Pertama Kali (2)
- Bab 142 Senasib (1)
- Bab 142 Senasib (2)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (1)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (2)
- Bab 144 Mengapa (1)
- Bab 144 Mengapa (2)
- Bab 145 Bandara (1)
- Bab 145 Bandara (2)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (1)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (2)
- Bab 147 Dalam Masalah
- Bab 148 Malam Yang Indah (1)
- Bab 148 Malam Yang Indah (2)
- Bab 149 Lemah (1)
- Bab 149 Lemah (2)
- Bab 150 Makan Bersama Setelah Pulang Kerja
- Bab 151 Konferensi Pers
- Bab 152 Pembubaran Kontrak Pernikahan
- Bab 153 Kakak Kedua
- Bab 154 Mabuk Berat
- Bab 155 Menikah
- Bab 156 Jelek
- Bab 157 Bertemu Leheon
- Bab 158 Pelayan Meminta Maaf
- Bab 159 Sembuh
- Bab 160 Kelupaan
- Bab 161 Makan Pangsit
- Bab 162 Sesuatu yang terjadi datang secara bersamaan
- Bab 163 Selamat Ulang Tahun
- Bab 164 Kesal Sekali 1
- Bab 164 Kebahagiaan 2
- Bab 165 Perkumpulan
- Bab 166 Makan
- Bab 167 Terus Terang
- Bab 168 Gaun Pesta
- Bab 169 Harapan Kedepan
- Bab 170 Diculik
- Bab 171 Berani
- Bab 172 Terkejut
- Bab 173 Besok Datang Lagi
- Bab 174 Aku Mau Balas Dendam
- Bab 175 Khawatir
- Bab 176 Tunggu aku
- Bab 177 Chatting
- Bab 178 Liburan
- Bab 179 Menangis
- Bab 180 Bercanda
- Bab 181 Rumah Sakit
- Bab 182 Operasi
- Bab 183 Sakit Hati (1)
- Bab 183 Sakit Hati (2)
- Bab 184 Sadar (1)
- Bab 184 Sadar (2)
- Bab 185 Melihat Sunrise (1)
- Bab 185 Melihat Sunrise (2)
- Bab 186 Bermuka Tebal (1)
- Bab 186 Bermuka Tebal (2)
- Bab 187 Aku Menikahimu (1)
- Bab 187 Aku Menikahimu (2)
- Bab 188 Serigala Datang (1)
- Bab 188 Serigala Datang (2)
- Bab 189 Ganti Rugi (1)
- Bab 189 Ganti Rugi (2)
- Bab 190 Tanpa Sadar mengetahui Rahasia (1)
- Bab 190 Tanpa sadar mengetahui Rahasia (2)
- Bab 191 Omong Kosong (1)
- Bab 191 Omong Kosong (2)
- Bab 192 Sedih (1)
- Bab 192 Sedih (2)
- Bab 193 Menumpang (1)
- Bab 193 Menumpang
- Bab 194 Tak Menyerah
- Bab 195 Dandelion Bertunas (1)
- Bab 195 Dandelion Bertunas (2)
- Bab 196 Membeli baju
- Bab 197 Punya Anak
- Bab 198 Dandelion Sepenuhnya Hancur
- Bab 199 Maaf (1)
- Bab 199 Maaf (2)
- Bab 200 Bercerita Lucu (1)
- Bab 200 Bercerita Lucu (2)
- Bab 201 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu (1)
- Bab 216 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu
- Bab 202 Pria Brengsek
- Bab 203 Diikuti Hantu
- Bab 204 Cara Terbaik Melarikan Diri.
- Bab 205 Perjamuan (1)
- Bab 205 Perjamuan (2)
- Bab 206 Dia Akan Menikah
- Bab 207 Jalang
- Bab 208 Gaun Pengantin
- Bab 209 Belum Tidur ? (1)
- Bab 209 Belum Tidur ? (2)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (1)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (2)
- Bab 211 Jangan Menangis (1)
- Bab 211 Jangan Menangis (2)
- Bab 212 Pembohong (1)
- Bab 212 Pembohong (2)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (1)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (2)
- Bab 214 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Kalah !
- Bab 215 Berbahaya
- Bab 216 Aku Berpikir Untukmu
- Bab 217 Nonton Film
- Bab 218 Tan
- Bab 219 Menyebalkan
- Bab 220 Pergi
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (1)
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (2)
- Bab 222 Istri Selingkuh Duluan
- Bab 223 Apa Kamu Mau Meninggalkan Dion
- Bab 224 Resah
- Bab 225 Menolak
- Bab 226 Malam Yang Sepi
- Bab 227 Tidak Ada Keberanian
- Bab 228 Antara Janji Dan Tanggung Jawab
- Bab 229 Cincin Nikah
- Bab 230 Cepat Pakai Baju
- Bab 231 Apa Cinta Itu Penting
- Bab 232 Karaoke
- Bab 233 Cinta Terakhir yang Berisi Air Mata
- Bab 234 Pembunuh (1)
- Bab 234 Pembunuh (2)
- Bab 235 Semalaman Tidak Pulang
- Bab 236 Selamat Jalan
- Bab 237 Berdoa
- Bab 238 Melihat Pernikahannya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 239 Aula Pernikahan
- Bab 240 Mimpi Yang Rusak
- Bab 241 Pembohong
- Bab 242 Terjadi Sesuatu
- Bab 243 Seumur Hidup
- Bab 244 Aku Tidak Meninggalkanmu
- Bab 245 Tetap Bersamaku
- Bab 246 Perpisahan
- Bab 247 Tan?
- Bab 248 Maafkan
- Bab 249 Bicarakan Soal Syarat
- Bab 250 Bertemu Lagi
- Bab 251 Permainan Kata-Kata Tulus
- Bab 252 Domino Idiom
- Bab 253 Kata-Kata Tulus
- Bab 254 Pameran Bursa Kerja
- Bab 255 Tidak Suka
- Bab 256 Wawancara
- Bab 257 Penghalang Cinta
- Bab 258 Lamaran
- Bab 259 Air Mata Dari Wanita
- Bab 260 Lembur
- Bab 261 Tamparan
- Bab 262 Memalukan
- Bab 263 Mau Tidak Coba Seberapa Keras
- Bab 264 Jangan Dikasih Hati Minta Jantung Ya
- Bab 265 Apa Ini Kejutan
- Bab 266 Bersekongkol
- Bab 267 Malam Natal
- Bab 268 Tan Hilang
- Bab 269 Tidak Tenang
- Bab 270 Tempat Judi
- Bab 271 Ambilah Hatiku
- Bab 272 Penundaan Pernikahan
- Bab 273 Kehidupan Sederhana
- Bab 274 Minum Anggur
- Bab 275 Marah
- Bab 276 Yang Paling Kejam Bukanlah Kegagalan
- Bab 277 Bunuh Diri
- Bab 278 Kematian Tan
- Bab 279 Kecelakaan Yang Tak Terduga
- Bab 280 Bertengkar
- Bab 281 Tidak Ada Akhir Ke Tiga
- Bab 282 Moodnya Sudah Bagus
- Bab 283 Fitting Gaun Pernikahan
- Bab 284 Berlama-Lama Sampai Mati
- Bab 285: Sindiran
- Bab 286 Kejadian di Hotel
- Bab 287 Berapa Lama?
- Bab 288 Mencium Kelly
- Bab 289 Aku Mencintaimu
- Bab 290 Lawan Kata Dari Aku Mencintaimu
- Bab 291 Menceritakan Kisah
- Bab 292 Aku Mencintaimu
- Bab 293 Jangan Katakan!
- Bab 294 Menggambar Lingkaran
- Bab 295 Rahasia
- Bab 296 Jangan Lepaskan Aku
- Bab 297 Mandi dan Tidurlah
- Bab 298 Kemarahan
- Bab 299 Lika-Liku Perjalanan
- Bab 300 Minum Alkohol
- Bab 301 Jebakan
- Bab 302 Kebenaran Selalu Pahit
- Bab 303 Cinta Yang Telah Mati
- Bab 304 Aku Membutuhkanmu!
- Bab 305 Mengambil Nyawanya!
- Bab 306 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 307 Mabuk
- Bab 308 Cinta Hingga Akhir
- Bab 309 Tidak Mengerti Arti Cinta
- Bab 310 Foto
- Bab 311 Perasaan Bersalah
- Bab 312 Sungguh Menderita
- Bab 313 Hamil
- Bab 314 Hidup Untuk Cinta
- Bab 315 Setia Pada Teman
- Bab 316 Hidup Dengan Baik
- Bab 317 Menggugurkan Anak
- Bab 318 Aku Tidak Mau Menggugurkan Anak
- Bab 319 Telah Pergi
- Bab 320 Identitas Asli Leheon Mozard
- Bab 321 Lupakan Saja
- Bab 322 Ada Pendukung
- Bab 323 Siapa Kamu Sebenarnya?
- Bab 324 Bersalah
- Bab 325 Hamil Diluar Nikah
- Bab 326 Mau Lahir (1)
- Bab 326 Mau Lahir (2)
- Bab 327 Aku Bersedia
- Bab 328 Keji
- Bab 329 : Langsung Berlari
- Bab 330 : Mencari Saudara
- Bab 331 : Loyalitas Bodoh !
- Bab 332 : Terlalu Kesepian
- Bab 333 : Perjanjian Lima Tahun
- Bab 334 : Pintar Sekali
- Bab 335 : Pulang
- Bab 336 Bertemu Samuel
- Bab 337 Ayahnya Adalah Dion ...
- Bab 338 Mengulangi Kesalahan
- Bab 339 Lima Tahun Yang Lalu
- Bab 340 Reuni Yang Tak Terduga
- Bab 341 Menangis
- Bab 342 Sakit Karena Cinta Yang Tidak Bisa Didapatkan
- Bab 343 Kedua Kali Bertemu
- Bab 344 Dia Tidak Ada Seharipun Yang Tidak Sakit
- Bab 345 Menginap Pada Malam Ini
- Bab 346 Mencium Sampai Berdarah
- Bab 347 Orang jahat
- Bab 348 Ayah dari Anak Itu
- Bab 349 Marah
- Bab 350 Jangan Bicara Dengan Paman
- Bab 351 Masih Belum Mati
- Bab 352 Tergila-Gila Padanya
- Bab 353 Merasa Bersalah
- Bab 354 Alergi
- Bab 355 Maaf
- Bab 356 Kalau Aku Perlu Kamu, Aku Harus Bagaimana?
- Bab 357 Kencan Buta
- Bab 358 Selamatkan Ibuku
- Bab 359 Kembali Ke Sisiku
- Bab 360 Harmonis
- Bab 361 Mengoles Obat
- Bab 362 Tidak Sempat Berpamitan
- Bab 363 Terakhir Kalinya
- Bab 364 Kamu Selalu Begitu Jahat.
- Bab 365 Hubungan Persaudaraan Yang Berharga
- Bab 366 Pengenalan Ayah Dan Anak
- Bab 367 Kenapa Bisa Namanya ?
- Bab 368 Mencari Wanwan
- Bab 369 Perbedaan Yang Drastis
- Bab 370 Menyalahkan
- Bab 371 Menangislah
- Bab 372 Bukan Tidak Cinta Melainkan Sangat Cinta
- Bab 373 Datanglah ke Kamarku
- Bab 374 Nenek Sudah Meninggal
- Bab 375 Kamu Tidur Saja
- Bab 376 Berjanji
- Bab 377 Bersedia Mati Di Sisimu
- Bab 378 Siapa Pelakunya?
- Bab 379 Keguguran
- Bab 380 Benarkah Itu Kamu?
- Bab 381 Apakah Tidak Senang Bertemu Denganku?
- Bab 382 Malam Pernikahan Yang Tragis
- Bab 383 Jesan Bishen
- Bab 384 Suami Istri Tua
- Bab 385 Pernikahan Akhirnya Berlangsung Sesuai Jadwal
- Bab 386: Malam Pertama
- Bab 387: Terima Kasih
- Bab 388: Mayat
- Bab 389: Kita Hadapi Bersama
- Bab 390: Kantor Polisi
- Bab 391 Investigasi
- Bab 392 Jesan Bunuh Diri
- Bab 393 Merebut Posisi
- Bab 394 Meninggal
- Bab 395 Curiga
- Bab 396 Kasusnya Sudah Ditutup
- Bab 397 Rubah Menunjukkan Ekornya
- Bab 398 Meninggalkan Zurich
- Bab 399 Hilang
- Bab 400 Masih Hidup?
- Bab 401 Runtuh
- Bab 402 Kebenaran Mengejutkan 20 Tahun Yang Lalu
- Bab 403 Membuat Orang Sangat Lelah
- Bab 404 Kebenaran
- Bab 405 Berhati Lembut Seperti Wanita
- Bab 406 Tidak Bisa Menahan
- Bab 407 Pengirim Surat Yang Misterius
- Bab 408 Siapa Kamu?
- Bab 409: Berdarah Dingin
- Bab 410 Rencana
- Bab 411 Pria Nenek
- Bab 412 Bertindak Gegabah
- Bab 413 Berpura-Pura?
- Bab 414 Menangis
- Bab 415 Ketidakadilan
- Bab 416 Amnesia
- Bab 417: Tidak Berani Menganggap Enteng
- Bab 418 Mencelakai Kamu
- Bab 419 Mencelakai
- Bab 420 Berkelahi Terus Terang
- Bab 421 Tidak Menyangka
- Bab 422 Terlalu Kelewatan
- Bab 423 Rindu
- Bab 424 Terjebak Bahaya
- Bab 425 Kehangatan
- Bab 426 Emosi Apa yang Menyelubunginya
- Bab 427 Bandit yang Bengis
- Bab 428 Jadi Hantu Pun Tidak Akan Membebaskanmu
- Bab 429 Segera Meninggal
- Bab 430 Kebencian di Dalam Hati
- Bab 431 Menyaksikan Pertunjukkan Asyik
- Bab 432 Mengatur Jadwal Operasi
- Bab 433 Terpisah Di Dua Alam Berbeda
- Bab 434 Jangan Khawatir
- Bab 435 Satu Tahun Kemudian (Tamat)
- Bab 436 Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (1)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (2)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (3)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (1)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (2)
- Bab 438 Kota Asing: Jika Cinta Adalah Kehendak Tuhan
- Bab 439: Negara Asing: Rencana Gila