Cinta Di Balik Awan - Bab 101 Dia Bukan Mangsanya

Menghela nafas yang panjang, menyimpan HP kembali ke saku, dan kembali lagi ke ruang makan keluarga Stenheim.

Dion yang melihat wajah dia yang banyak pikiran, sengaja bertanya: “siapa yang telepon? “

“Pacarku. “

Dia duduk terdiam, melihat makanan enak didepan mejanya, dan kehilangan nafsu makan.

“Bertengkar? “

“Tidak. “

“Terus kenapa kelihatannya tidak senang? “

“Bukannya tidak senang, hanya terlalu tiba-tiba. “

Kelly mencemberutkan bibirnya, tidak tahu harus bagaimana mengatakan masalah ini padanya.

“Kenapa? “

“Sebenarnya tidak apa-apa, pacarku, bilang dia mau menjemputku pulang. “

Satu kalimat yang sederhana, tapi dia malah mengatakannya dengan sangat sulit, pendengar yang berbeda, akan sama-sama sulit ketika mendengarnya.

Tatapan mata Dion berubah, menatap dia dengan tatapan mendalam, dan bertanya: “kamu setuju?“

“Tidak peduli aku setuju atau tidak, aku tetap harus kembali. “

“Kamu yakin pacarmu orang yang bisa kamu andalkan seumur hidupmu? “

Tentu saja dia tidak yakin, tapi, pria yang ada didepannya, dia sama juga tidak yakin.

Tidak ada yang bisa memprediksi ini, tapi beberapa tahun ini dia menerima pendidikan dari Barat, memandang cinta dan pernikahan sedikit acuh tak acuh, kalau cocok bersama, kalau tidak cocok pisah, boleh menderita sesaat, tapi tidak boleh menderita seumur hidup.

Jari ramping Dion mengutak-atik peralatan makan di depannya, setelah terdiam beberapa saat, dia tiba-tiba berkata: “ kamu benar tidak bersedia tinggal? “

“Ehn. “

Dia menganggukkan kepala.

“Kalau aku ingin kamu tetap tinggal, pasti ada cara. “

“Tapi kamu tidak akan memaksaku. “

Kelly sangat percaya diri, kalau dia bukan orang yang tidak mempedulikan perasaannya, kalau tidak dia tidak akan memicu gelombang di hatinya.

Senyum yang kesepian, Dion mengakui: “Kamu benar, aku tidak akan memaksamu. “

Setelah makan malam, Dion mengantarnya kembali, dalam perjalanan, mereka berdua diam, masih ada jarak menuju sekolah, dia menyarankan: “berhenti disini saja, malam ini aku makan sedikit banyak, ingin jalan-jalan memperlancar pencernaan. “

Dia tidak menolak, dan menghentikan mobil: “pacarmu kapan datang, beritahu aku, aku traktir dia makan. “

Dia berusaha tersenyum sumringah: “baiklah. “

Dua orang saling pamitan, melihat bayangan mobil Dion menghilang, dia baru balik badan, dan tersenyum kaku di bibirnya.

Setiap orang yang kehilangan cinta akan menyesalinya, ketidakberdayaan cinta adalah bertemu orang yang salah di waktu yang tepat, atau bertemu orang yang tepat di waktu yang salah, tapi, dalam pandangan Kelly, ketidakberdayaan cinta ada di tempat yang salah bertemu dengan orang yang salah, dan kamu mencintai orang itu.

Dion tidak pergi ke tempat lain, dia langsung pulang kerumah, mandi, dan melihat ada SMS.

“Aku menyembunyikan sesuatu di kasurmu. “

Kelly yang mengirimkan SMS itu, ternyata, dia tidak ingin memberitahunya, tapi setelah memikirkannya, orang kaya tidur tidak perlu merapikan tempat tidur sendiri, maka kalau ketahuan orang lain, ini akan sangat canggung.

Dion meletakkan HP-nya, menjulurkan tangan mengguncang selimut, mengangkat bantal, ada foto seorang wanita dan pria.

Meskipun ini bukan foto pertamanya, tapi ini pertama kalinya, dia foto bersama dengan seorang wanita.

Senyumnya di foto itu seperti angin musim semi di bulan Mei, begitu memabukkan, dia tidak pernah mengatakan padanya, dua tahun yang lalu untuk pertama kalinya, di tengah malam, ketika dia berkonsentrasi membalutkan lukanya, dia sudah suka padanya.

Mengingat ini, hatinya sakit, siapa dia, dia adalah Dionysius yang mahakuasa di keluarga Stenheim, di dunia ini tidak ada yang tidak bisa dia dapatkan, tapi wanita yang ada dalam foto ini, membuatnya dilema.

Karena dia adalah Kelly, jika dia adalah burung pemakan bangkai, dia tidak bisa memperlakukannya seperti mangsa.