Cinta Di Balik Awan - Bab 178 Liburan

Pagi, saat dia bangun, bibi Yu sudah tidak di sampingnya, pandangan ke luar jendela, langit yang cerah, menghembuskan nafas lega, malam yang menakutkan akhirnya terlewatkan.

Dengan cepat bangun, menyimpan baju, beralari ke bawah mengangkat koper.

“Nona, kamu pergi liburan lagi ?”

Bibi Yu dengan terkejut menahannya

“Tidak, aku pindah kembali ke sekolah, kamu jaga baik-baik dirimu, ada waktu aku akan kembali melihatmu !”

Dia memberikan pelukan besar kepada bibi Yu, tanpa berbalik sama sekali berjalan ke gerbang utama.

“Nona, jangan pergi, kalau kamu pergi aku bagaimana menjelaskannya ke tuan muda...”

“Tidak usah menjelaskan pada dia, tidak peduli aku pergi atau tidak, dia sama sekali tidak peduli denganku !”

Kelly lanjut berjalan keluar, sudah menahan beberapa hari, dia sama sekali tidak bisa menahannya lagi.

“Nona...”

Bibi masih ingin mengatakan sesuatu, tapi dia sudah berjalan jauh.

Dengan buru - buru kembali ke ruang tamu, dengan cepat menghubungi Dion, sesaat kemudian, telepon tersambung :” Halo ?”

“Tuan muda, nona Kelly pergi.”

“Pergi kemana ?”

Suara Dion tenang, tidak terdengar kegelisahan.

“Dia bilang dia pindah kembali ke asrama sekolah.”

Hening sesaat, dia berkata :” Aku mengerti.”

“Jadi... “ bibi Yu dengan ragu - ragu berkata :” Kamu tidak datang kesini untuk menghentikannya ? Dia baru saja pergi.”

“Tidak usah, dia ingin pindah biarkan dia pindah saja.”

.......

Kelly berjalan satu jam baru keluar dari gunung, ketika dia mengangkat koper membuka pintu asrama, Giselle sangat terkejut.

“Ada masalah apa ini ?”

“Tidak ada masalah, aku pindah kembali.”

“Kenapa pindah kembali ?”

“Aku merindukanmu.”

“Rindu aku ?” Mukanya menakutkan : “Bagaimana mungkin !! Bicara yang jujur, bertengkar dengan Dion kan ?”

Dia diam tidak bersuara, beberapa saat kemudian baru berkata : “Iya.”

“Haiya, ramalanku, mulutku, Apakah sudah terjadi ?”

Giselle teringat hari dimana Kelly pergi, dia dengan baik berkata, suatu saat kalau bertengkar, ingat pulang tinggal ke asrama dan dia akan menerimanya, saat itu dia memarahinya mulut gagak, tidak terpikir dalam waktu singkat, mulut gagak itu menjadi kenyataan.

“Aku tidak menyalahkanmu.”

“Tapi aku tetap merasa sangat bersalah, atau bagaimana kalau aku bicara dengan Dion ? Sekalian kamu juga bisa melihat kesayanganmu. “

“Tidak usah, kamu tolong jangan pergi cari dia, kalau tidak aku tidak akan berteman denganmu.“

“Separah itu ? Apa yang sebenarnya terjadi ?”

Kelly dengan kesal mengerang :” Yah karena Leheon, dia bilang aku terlalyudekat dengan Leheon.”

“Leheon ?” Giselle terkejut, dan selanjutnya tertawa keras :” Dia itu cemburu. “

“Aku juga cemburu ! Kamu tahu tidak ? Dia beberapa hari yang lalu terus bersama Jesan, dan berjanji akan membawaku ke Provence, hasilnya saat terima satu telepon Jesan, liburan dibatalkan, aku bilang akan menunggunya pulang, dia malah bilang aku tidak usah menunggunya, kalau aku menunggunya akan membuatnya merasa ada tekanan. “

Kelly teringat masalah ini menjadi sangat marah, dia ingin perang dingin dengannya, perang dingin, siapa takut !

Kehidupannya berjalan dengan normal, setiap hari Kelly selain masuk kelas, sisa waktunya dia dan Giselle pergi ke kelas tambahan, dia berusaha untuk tidak mengingat Dion, berusaha untuk kembali ke kebebasannya dulu.

Suatu ketika di malam hari, kedua orang setelah menghadiri kelas, pulang dari sekolah, ketika melewati pintu gerbang sekolah, Giselle melengkungkan tangannya, dengan suara yang rendah dan senang berkata :” Lihat siapa yang datang. “

Kelly mengangkat kepalanya, dengan malas dia mengikuti arah pandangannya, tubuhhnya seketika menjadi kaku, langkahnya berhenti.

“Cepat pergi kesana.”

Giselle mengingatkan.

Dia menggerakkan kakinya yang berat, dengan perlahan berjalan, tapi saat melewati Dion, dia tidak berhenti.

“Kelly. “

Suara berat Dion memanggilnya.

Giselle yang mengerti kondisi ini, mengatakan :” Aku kembali duluan.” Lalu mengibaskan kakinya.

Dion berjalan kehadapannya :” Kamu mengabaikanku ?”

“Tidak berani.”

“Jadi benar - benar tidak melihatku ?”

“Lihat.”

“Kalau sudah lihat kenapa terus berjalan ?”

“Kalau tidak terus jalan mau ngapain ?”

Dion dengan tenang berkata :” Kamu sudah tenang ?”

“Aku sudah tenang. “ Dengan keras kepala mengangkat dagunya :” Yang harusnya tenang itu bukannya kamu ?”

“Kita berdua harus tenang.”

Dion menunjuk mobil di belakangnya :” Masuk dulu ke mobil. “

“Tidak perlu.””

“Mau aku gendong ke mobil ?

“Kamu itu orang yang tinggi, jangan membuat orang melihat lelucon. “

Kelly meninggalkannya, baru beberapa langkah, malah ditarik lagi olehnya :” Aku belum memperbolehkanmu pergi. “

“Jadi apa yang kamu inginkan ?”

“Ikut aku pulang ke taman Wisteria.”

“Tidak mungkin !”

Dia dengan marah mengibaskan tangannya :” Aku bukan mainan yang bisa kamu panggil datang dan pergi, saat senang kamu menemaniku, dan mengabaikan saat kamu tidak senang !”

“Kapan aku mengabaikanmu ?”

“Kamu meninggalkanku di taman Wisteria selama sepuluh hari itu bukan mengabaikanku ?Angin kuat dan hujan deras malam itu, kamu tahu dengan jelas aku takut dengan gelap, bahkan satu telepon pun tidak ada, itu bukannya mengabaikanku ? Aku pindah kembali ke asrama sudah hampir seminggu, bibi Yu pasti sudah memberitahumu, tapi kamu sekarang baru muncul, itu bukannya mengabaikanku?”

Kelly mempertanyakan setiap kalimat, keluhan yang dia tahan dalam banyak hari ini melonjak dari hatinya, menahannya dan menangis.

“Jangan menangis.”

Dia menghampirinya dan memeluknya, dengan lembut menggantikannya menghapus air mata, perasaan di matanya selalu sama.

“Ikut aku pulang dulu, pulang baru bicara.”

“Aku sudah bilang aku tidak akan pulang !”