Cinta Di Balik Awan - Bab 208 Gaun Pengantin

Setelah telepon ditutup, dia pergi kekamar yang pernah ditempati Jesan sebelumnya, mencari barang yang diinginkannya, lalu menelepon supir, dan dua puluh menit kemudian sampai dirumah Dion.

Dia mengetuk pintu dan yang membukakan pintu adalah bibi Min, sikapnya kurang bersahabat, bahkan lebih parah dari sebelumnya.

Kelly juga tidak banyak bercakap dengannya, langsung jalan masuk ke arah ruang tamu.

“Ini barangmu.”

Dia menjulurkan tangan menyerahkannya pada Jesan:” Kalau tidak ada hal lain lagi, aku balik dulu.”

“Tunggu.”

Teriak Jesan menahannya: “Jarang-jarang bisa kemari, tidak bisa ya temani aku ngobrol?”

Dia tersenyum nyeleneh:” Nona Jesan, apa kita berdua memiliki kesamaan topik untuk dibicarakan? Mungkin kamu sudah lupa kejadian yang tidak menyenangkan sebelumnya tapi aku belum, aku juga tahu kamu benci samaku, jadi, kamu tidak perlu pura-pura sok tidak benci, karena itu terlihat sangat menyedihkan.”

“ckckckk, di matamu aku ini seperti orang yang bermuka dua ya, kuakui dulu aku benci denganmu, tapi itu dulu, tidak ada hal yang tidak bisa berubah, kupikir kedepannya, aku mungkin tidak akan membencimu.”

“Kenapa?”

Jesan tersenyum: “Kenapa?”dia mengalihkan pandangannya ke pengurus rumah: “Bibi Min, siap kan makan malam yang mewah, jarang-jarang nona Kelly kemari, kita harus memperlakukannya dengan baik.”

“Dia yang mengatakan ini seolah-olah dia benar-benar tuan rumah sini, sama sekali tidak merasa dirinya tidak pantas.”

“Oh ya ngomong-ngomong, bisa tidak bantu aku antarkan barang ini ke kamarku?”

“Jesan mengangkat tasnya.”

“Bisa.”

Kelly dengan santai mengambil tasnya sambil bertanya:” Kamu tinggal dikamar mana?”

“Nona Jesan tinggal dikamar tuan muda.”

Bibi Min sengaja menyerobot menjawabnya, melihat tatapan Kelly sedikit aneh, dia sengaja menambahkan satu kalimat lagi: “Sudah minta persetujuan dari tuan muda.”

Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya berbalik lalu naik tangga kekamar yang disebut, kakinya seberat timah, setiap langkahnya berat.

“Kenapa Dion setuju Jesan tinggal dikamarnya? Apa ini persyaratan agar dia pindah keluar dari taman Wisteria? Dia tak habis pikir, hatinya sedih ibarat ditusuk jarum.”

Saat mendorong pintu masuk, dia meletakkan tas yang ada digenggamannya di sofa dan siap-siap untuk keluar, tiba-tiba gaun pengantin yang diletakkan di tempat tidur menarik perhatiannya, dia mengangkatnya dengan ragu, dan sempat mengerutkan kening beberapa detik lalu meletakkan kembali gaun pengantin itu.

Ketika dia turun, dia langsung pergi mencari Jesan dan berkata dengan sarkastis: “Kamu sengaja memintaku mengantarkan barangmu, tujuannya untuk membuatku melihat gaun pengantin ditempat tidurmu kan?”

Jesan mengangkat bahu: “Bukan, kamu terlalu banyak berpikir?”

“Terus maksudmu apa?”

“Hhm?“ Dia pura-pura tidak mengerti.

“Di ranjangmu ada gaun pengantin, maksudnya apa?”

”Oh, itu.“ Jesan tersenyum: “Kalau kubilang itu baju pengantinku, kamu percaya?”

“Dengan siapa?”

“Heh, siapa lagi, aku ingin nikah sama siapa, kamu paling tahu.”

Kali ini Kelly tersenyum: “Jesan, aku benar-benar speechless, trik yang sama kamu gunakan dua kali kamu tidak merasa ini sangat membosankan? Tolong lain kali ganti trik baru.”

“Kamu tidak percaya ucapanku, karena kamu percaya dengan kecantikanmu sendiri, atau percaya Dion mencintaimu?”

“Terserah aku mau percaya yang mana, yang jelas aku tidak percaya ucapanmu.”

Matanya bergerak melihat kaki Jesan yang cacat: “Barusan aku hampir percaya kamu tinggal di kamar Dion, tapi setelah melihat gaun nikahmu aku jadi tidak percaya, dari keadaanmu sekarang mustahil kamu bisa naik ke tempat tidur, kecuali bibi Min setiap hari menggendongmu naik turun? Kamu tidak pernah dengar cerita rubah ya, kebohongan yang sama tidak mungkin bisa membuat orang sekali demi sekali percaya, aku tidak bodoh, lagian, aku tidak pernah mempercayaimu, tak peduli kali ini ataupun yang sebelumnya.”

Selesai mengatakannya, dia langsung jalan ke ruang tamu tanpa menoleh ke belakang, dan Jesan berkata: “Kelly, suatu hari nanti kamu akan tahu kamu bodoh atau tidak……" Kelly yang terus berjalan tanpa menoleh, tanpa menghentikan langkah kaki.

Didunia ini Dion hanya mempercayainya, dan sebaliknya didunia ini dia hanya mempercayai Dion.

Jam sepuluh malam, Dion kembali ke taman Wisteria, dan Kelly sedang duduk di ruang tamu menonton TV, dia berjalan menghampirinya dan perlahan memeluknya.

“Kenapa matikan HP?”

Tanya Kelly yang bersandar di dadanya.

“Habis baterai.”

Kelly percaya dengan alasan yang diberikannya.

“Sudah makan malam? Aku minta Bibi Yu sisakan makanan untukmu, nanti dipanaskan sebentar sudah bisa dimakan.”

“Tidak usah, aku sudah makan.”

“Baiklah, pergi mandi sana.”

Kelly mengangkat dagunya tersenyum hangat, pelukan yang hangat ini cukup untuk mematahkan puluh ribu kebohongan yang ada.

“Masih belum mau tidur?”

“Tunggu setelah aku selesai nonton ini baru tidur.”

“Ok.”

Dion mengangguk lalu mencium bibir merah nya dan berbisik: “I love you……”

“Love you too.”

Kelly yang selesai menonton naik keatas, melihat kamar tidurnya dalam keadaan gelap, dan cahaya diruang kerja menyala, kelihatannya Dion masih bekerja.

Dia berjalan lurus ke pintu dan mengetuk: “Bolehkah aku masuk?”

“Masuk.”

Dion menghentikan pekerjaannya, dan memutarkan kursi kerjanya lalu menjulurkan tangan menariknya duduk di pangkuannya.

“Hari ini kenapa sopan sekali?”

Tanya dia penuh kasih sayang melihat wanita yang sudah duduk dipangkuannya.

“Takut mengganggumu kerja.”

Jawab dia pelan: “Akhir-akhir ini, kelihatannya kamu sibuk sekali……”

“Lumayan, tidak sesibuk yang kamu bayangkan.”

“Terus kenapa kamu tidak isitrahat di kamar, dan masih kerja disini?”

“Tunggu kamu, kamu nonton TV dibawah, bagaimana bisa aku tidur sendirian.”

Kelly mengerutkan kening: “Kalau begitu kita tidur sekarang?”

“Ok.”

Dion menunjuk laptop: “Tapi kamu harus beri aku waktu sepuluh menit, biarkan aku lihat sekali lagi dokumen yang baru kuterima.”

“Ok, lihatlah.”

Dia turun dari pangkuannya pergi ke rak buku, ambil salah satu buku untuk dibaca.

Tak tahu berapa lama dia membacanya, pinggangnya yang ramping tiba-tiba dipeluk erat dari belakang diikuti nafas yang cukup familiar.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu