Cinta Di Balik Awan - Bab 308 Cinta Hingga Akhir

Kelly bergegas pergi ke Perusahaan Delko, meskipun Dionysius sudah memaafkannya, bukan berarti dia boleh memaafkan Remi, di dalam hatinya lebih mengetahui dibandingkan siapapun, pada awalnya hubungan yang murni seperti bunga lily putih, meskipun bunga tetap mekar setelah badai, tetapi noda yang tersisa tidak akan hilang meskipun sudah dibersihkan.

Semalam Sekertaris Remi baru saja melihat ada yang datang membuat onar, dan hari ini datang satu lagi, sehingga dia berusaha keras untuk melarang Kelly masuk ke dalam, suara keributan tersebut mengagetkan orang-orang yang di dalam kantor, begitu Remi membuka pintu, melihat orang tersebut adalah Kelly, melambaikan tangan: “Biarkan dia masuk.”

Begitu Kelly masuk ke dalam ruangan kantor Remi, tidak mengatakan apapun, mengangkat tangan langsung menampar wajah Remi dengan kuat, Remi mengelus-ngelus wajahnya yang sakit, tersenyum sinis: “Sungguh benar, orang yang tidak memiliki kesamaan, tidak mungkin bisa hidup bersama, semalam begitu Dionysius langsung menumbukku, kamu juga tidak ketinggalan, begitu datang langsung menamparku, apa maksud kalian berdua? Kalian berdua benar-benar menganggap aku adalah samsak tinju?”

“Mengapa kamu melakukan hal itu?”

Kelly menatap kedua mata Remi, bertanya dengan penuh amarah.

“Itu bukan maksud aku, tetapi itu adalah maksud dari Kakak Dionysius, hampir semua orang mengetahui bahwa dia tidak menyukaimu, oh bukan, bukan hanya sekedar tidak menyukai, tetapi membenci, sehingga bagaimana mungkin dia membiarkan kamu menikah dengan adiknya sendiri? Hanya saja aku kurang beruntung, menjadi kambing hitam.”

“Benarkah?” Kelly mendengus hina: “Apakah itu adalah maksud Mulan? Takutnya ada yang memberikan ide berdasarkan keegoisan sendiri, iyakah? Jangan berpikir bahwa aku tidak tahu kamu Remi Rolex adalah orang yang seperti apa, dulu aku hanya membenci kamu saja, tetapi sekarang lebih dari perasaan membenci, bahkan aku merasa ilfeel terhadapmu, benci, ilfeel, memandang rendah, semua ini tidak cukup untuk menggambarkan betapa aku membencimu.”

Ekspresi wajah Remi berubah serius, dia langsung memegang pergelangan tangan: “Apakah Dionysius tidak ingin memaafkanmu, sehingga kamu meluapkan amarahmu padaku?”

“Kamu beneran berpikir seperti itu, dengan berat hati memberitahumu, Dionysius sudah memaafkan aku, jadi, keegoisanmu yang kotor hanya bisa membusuk di dalam perutmu!”

“Benarkah? Apakah kamu yakin kalau dia sudah memaafkanmu? Memaafkan tanpa dendam dalam hatinya?”

Kelly menghempaskan tangannya: “Apa yang ingin kamu katakan?”

“Tidak apa-apa, berdasarkan sifat Dionysius yang selalu mengejar kesempurnaan, tidak mungkin akan melepaskan begitu saja, meskipun dia sudah memaafkanmu, tetapi didalam hatinya tetap ada bekas luka, maka dari itu aku ingin menyarankan mu, berpisah dengan dia saja, setelah menikah dia akan menindasmu dengan hal tersebut, kamu selamanya tidak akan pernah bisa mengangkat kepala dihadapannya.

“Aku perlu berterima kasih padamu karena sudah memikirkanku?”

Remi tersenyum: “Tidak perlu, tetapi aku hanya ingin mengatakan kalimat itu saja, apabila kamu mengikutiku, aku tidak akan merugikanmu, aku lebih bertoleransi dan mengerti hati wanita dibandingkan pria itu.”

“Bermimpi sana!”

Kelly menatap Remi dengan penuh kebencian: “Apabila Dionysius tersinggung itu tandanya dia adalah seorang pria yang tulus dan setia, hanya orang-orang yang memainkan hati orang lain, merasa berselingkuh adalah hal yang normal, karena bagi mereka, semua itu adalah kesenangan duniawi, bahkan tidak memiliki waktu lebih untuk menikmati, tidak akan peduli… …”

“Kamu benar-benar mencintainya sampai tidak sadar diri, lupakan saja, awalnya aku berpikir bahwa kamu adalah seorang wanita yang cerdas, tetapi sekarang tampaknya, kamu sama sekali tidak cerdas, jelas-jelas ada jalan yang bagus, tetapi kamu tidak mau, sengaja memilih jalan yang sempit, terserah kamu, wanita yang tidak pintar melihat situasi, aku sudah tidak tertarik juga.”

Kelly merasa sangat konyol: “Apakah maksud kamu, kamu adalah jalan yang cerah itu? Seorang pria yang sudah berkeluarga mengatakan kata-kata seperti itu, apakah kamu tidak merasa malu?” Kelly berhenti sejenak: “Benar juga, orang yang tidak tahu malu seperti kamu, tidak akan peduli dengan rasa malu.”

“Apabila kamu memilihku, aku pasti akan bercerai dengan Mulan, seperti yang sudah pernah aku katakan, aku akan menjadikan kamu sebagai wanita terakhirku, bukan seorang pelakor.”

“Kamu berpikir kamu itu siapa? Kamu bisa menyembunyikan semua hal? Kamu bilang aku tidak cerdas, tampaknya kamu benar-benar bodoh sekali, apa yang bisa kamu lakukan untuk bertarung dengan Dionysius? Menghempaskan kakaknya, kemudian merampas wanitanya, kamu tidak akan sadar diri sebelum melihat sungai kuning, berdasarkan pikiran kotormu, tunggu saja, suatu hari nanti Dionysius akan mematikanmu!

Dan yang terakhir Kelly menatap hina Rami, kemudian langsung jalan keluar tanpa menoleh ke belakang sama sekali… …

Sebenarnya apa yang dikatakan Kelly memang benar, Remi membuat masalah yang seperti ini, Dionysius tidak akan mengampuninya, meskipun Remi adalah Kakak iparnya, dia mulai memerintah Maxim, sedikit demi sedikit mengikis Perusahaan Delko

Dua minggu kemudian, Remi baru menyadari bahwa perusahaan mengalami krisis, reaksi pertama Remi pada waktu itu, dia berpikir bahwa itu pasti karena ulah Dionysius, tetapi dia sama sekali tidak khawatir, karena dia memiliki ‘Mulan’ kartu as di tangannya.

Tetapi aneh sekali, dia sudah banyak tahun menikah dengan Mulan, rumor-rumor yang di luar sana tidak pernah habis, apabila ini adalah wanita lain pasti sudah ribut, tetapi Mulan ini sungguh bisa menahan dirinya, tidak menangis tidak ribut dan tidak bunuh diri, dia hanya menutup sebelah mata tetap mempertahankan pernikahan ini.

Terkadang Remi sendiri juga tidak bisa membedakan, Mulan karena mengkhawatirkan nama baik keluarga Gu, atau karena dia sungguh mencintai Remi, intinya, membuat orang merasa bingung.

Setelah dia memberitahu Mulan tentang masalah Dionysius menyerang Perusahaan Delko ekspresi wajah Mulan terlihat sedih, namun dia tetap berjanji, akan menghentikan tindakan adiknya sendiri.

Mulan bergegas datang ke Perusahaan Stenheim, berdiri di depan ruangan kantor presdir, tetapi dalam hatinya merasa bersalah, Mulan tidak bisa melupakan adegan pada hari itu, ketika adik menyuruh dia memilih pilihan, bagaimana cara dia melukai hati Dionysius.

Pada akhirnya Mulan mendorong pintu kemudian masuk ke dalam, Dionysius mendongakkan kepalanya saat mendengar suara langkah kaki, wajah Dionysius kecuali ekspresi wajah datar tidak ada ekspresi lain lagi, bertanya dengan nada datar: “Mengapa kamu datang kesini?”

“Aku mendapatkan kabar bahwa kamu membatalkan banyak proyek Perusahaan Delko .”

“Remi yang menyuruhmu datang?”

Tatapan mata Dionysius penuh dengan kekecewaan yang dalam

“Kami adalah pasangan suami istri, meskipun dia tidak menyuruhku datang, aku tetap akan datang kesini.”

“Apa yang kamu ingin aku lakukan?”

“Berharap kamu bisa membebaskan kami.”

Bediri: “Mengapa aku harus membebaskan kalian?”

“Aku adalah Kakak kandungmu, tidak peduli seberapa kejam kamu di lapangan kerja, tetapi kamu tidak boleh bersifat kejam kepadaku.”

“Apabila aku tidak salah ingat, semalam saat aku menyuruhmu untuk memilih pilihan, kamu sudah memilih meninggalkan keluargamu.”

“Karena masalah sepele ini, kamu melakukan hal tersebut? Kata-kata yang kamu ucapkan saat kamu marah, aku tidak akan menganggap serius.”

Mulan sangat percaya diri, percaya bahwa adiknya tidak mungkin akan memutuskan hubungan persaudaraan dengannya.

“Mungkin bagi kalian berdua ini adalah masalah sepele, tetapi bagi aku ini adalah sebuah hal yang paling penting dalam hidupku, apabila aku dan Kelly pada akhirnya tidak bisa bersama, kamu dan Remi, aku tidak akan membebaskan satupun diantara kalian berdua, berhenti berpikir bahwa hubungan persaudaraan tidak ada taranya, karena aku tidak akan menuruti kemauanmu lagi.”

Setelah Mulan keluar dari Gedung Perusahaan Stenheim, merasa bingung dan tidak nyata, Mulan sedikit tidak percaya bahwa, adiknya sendiri benar-benar tidak ada perasaan persaudaraan kepada dia lagi… …