Cinta Di Balik Awan - Bab 192 Sedih (2)

“Apakah sudah selesai memasak?”

Begitu dia mendengar suara itu, hatinya kedinginan, dan ini merupakan suara monster tua itu.

“Hai, Nona Kelly, aku sudah lama tidak bertemu denganmu.”

Kelly memandang wajahnya yang licik, dan secara alami mengaitkannya dengan drama hantu balas dendam.

Bibi Min seperti orang yang pada kehidupan masa lalu tidak puas dengan menyiksa korbannya, setelah reinkarnasi, dia ingin menyiksa Kelly lagi, dia benar-benar hantu yang tidak akan menghilang!

“Ya, Bibi Min, sudah lama tidak bertemu denganmu.”

“Rumah ini sangat bagus, tetapi aku agak asing jika dibandingkan dengan rumah keluarga Stenheim, dan aku juga tidak tahu apa-apa, Adik Yu, kedepannya aku perlu merepotkanmu untuk bekerja lebih keras.”

Kata-kata ini dinyatakan dengan jelas, dia ingin membiarkan Bibi Yu yang melayaninya.

Kelly sangat emosi, tetapi dia tidak bisa melampiaskannya, dia tersenyum dan berkata: “Bibi Yu menjaga aku dan Tuan Muda dengan sangat baik selama waktu ini, bahkan jika ditambah Nona Jesan, aku percaya dia bisa mengatasinya. Bibi Min, sepertinya kamu tidak perlu datang?”

“Aku yang memintanya datang.”

Jesan dengan muka tidak berekspresi mendorong kursi roda ke depan mereka: “Nona Kelly, apakah kamu punya komentar?”

Lihatlah, pada sore hari, dia masih bersikap seperti ingin bersahabat dengannya. Di malam hari, dia sudah langsung mengubah wajahnya, Kelly tahu bahwa Jesan hanya memiliki satu tujuan untuk pindah ke sini, yaitu untuk menyiksanya.

“Tidak ada komentar, selama kamu bahagia, semuanya ok.”

Dia tersenyum dan mendorong kursi rodanya ke depan: “Ayo, kita pergi makan.”

Dion tidak langsung turun ke bawah setelah selesai mandi. Dia menelepon Maxim di ruang belajar dan berkata dengan ekspresi serius: “Kita harus mempercepat langkahnya dan kita tidak boleh kalah.”

“Aku tahu, Tuan Dion, tetapi aku masih sedikit khawatir Nona Kelly ...”

Dia menghela nafas: “Kamu tidak perlu khawatir ini, kamu hanya perlu melakukan apa yang aku perintahkan.”

Tok tok, suara ketukan pintu, dia berkata dengan suara berat: “Silahkan masuk.”

“Dion sayang, ayo makan.”

Kelly berjalan masuk dan bersandar di punggungnya.

“Aku sini masih punya banyak kerjaan yang harus dilakukan, kamu makan saja dulu.”

“Tidak bisakah kamu kerjakan setelah makan? Mana boleh tidak makan?”

“Tidak masalah, aku tidak lapar.”

Dia menggigit bibirnya: “Baiklah.”

Dia berbalik dengan sedih dan dengan pelan menutup pintu ruang belajar, dia tahu bahwa Dion tidak ingin melihat Jesan.

Kelly turun ke bawah dan berjalan memasuki ruang makan. Dia duduk di seberang Jesan, Bibi Yu telah memberinya nasi putih.

“Adik Yu, masih ada Nona Jesan.” Bibi Min mengingatkannya dengan nada suara ironis.

“Bukankah Nona Jesan masih ada kamu? Bukankah kamu datang untuk menjaga Nona Jesan?”

“Aku tadi sudah berkata, aku baru saja datang ke sini dan aku agak asing dengan suasana sini.”

“Betapa asingnya kamu dengan sini, kamu hanya perlu mengambil nasi dari tempat pemasak nasi, apakah itu perlu kamu kenali terlebih dahulu?”

“Kamu ...”

Kelly sedikit sakit kepala, baru saja hari pertama dan sudah mulai bertengkar, bisa dibayangkan seberapa sedihnya kehidupan kedepannya .

“Aku yang ambilkan saja.”

Dia berdiri dan mengambil mangkuk ke dapur, Bibi Yu mengikutinya: “Nona, mengapa kamu mau mengambilkannya, aku tidak suka melihat Bibi Min itu begitu sombong dan arogan!”

“Jangan peduli padanya, kita itu melihat pada muka Tuan Muda.” (menghormati Dion)

Setelah mengambilkan nasi, Kelly kembali ke posisinya, tetapi dia mendengar Jesan berkata: “Bibi Yu, tuangkan aku segelas air.”

Dia secara pribadi memintanya, dan Bibi Yu juga tidak enak membantahnya, jadi dia mengangguk: “Baik.”

Air itu dituangkan dan diletakkan di depannya. Dia mengambilnya dan minum, kemudian gelas itu dengan kuat diletakkan ke meja: “Mengapa airnya begitu dingin? Aku ingin minum air hangat!”

“Nona Jesan, ini air putih dingin, sekarang musim panas, Tuan Muda dan Nona Kelly biasanya minum ini.”

“Mereka adalah mereka, aku adalah aku, aku berkata aku ingin minum air hangat, apakah kamu tidak mengerti?”

“Wajah Bibi Yu telah berubah dan dia menahan ketidakbahagiaannya: “Baik, tunggu sebentar.”

Dia sekali lagi mengganti gelasnya dengan air hangat, siapa tahu dia langsung memuntahkannya ketika dia minum: “Aduh, panas sekali, apakah kamu ingin membakar aku!”

Melihat Bibi Yu begitu dipermainkan, Bibi Min berdiri di samping dan tertawa dengan sangat bahagia.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu