Cinta Di Balik Awan - Bab 241 Pembohong

Bab 241 Pembohong

---------

Di dalam Gereja Fraumünster, seorang pendeta sedang membacakan sumpah pernikahan, tetapi di tengah-tengahnya, dia terganggu……

“Berhenti membaca!”

Wahhhhh, mata yang tak terhitung jumlahnya seiring dengan suara terkejut melihat ke arah sumber suara, tentu saja, termasuk Dion dan Jesan.

“Wanita ini pembohong. Dia menipu pernikahan ini!”

Wajah Jesan yang awalnya kemerahan karena bahagia menjadi pucat saat melihat kearah sumber suara. Dia langsung menjadi ketakutan dan hampir pingsan ditempat.

“Kamu siapa?!”

Rime yang pertama berdiri dan bergegas maju dengan marah lalu meraih kerahnya:” Kamu keluar!”

“Siapa aku, tidak masalah. Yang penting adalah aku bisa membuka kedok wanita ini!”

“Orang sinting darimana ini? Keluar, keluar!”

Mulan juga awalnya sempat terkejut. Ketika tersadar, dia segera memanggil pengawal untuk mengusir orang itu.

“Tuan Stenheim, tolong percayalah padaku. Wanita ini pembohong. Anda jangan sampai ditipu olehnya !!!”

“Biarkan dia berbicara!”

Dion berteriak keras dan membuat beberapa pengawal ketakutan dan langsung melepaskan tangan mereka.

“Kecelakaan mobil tiga bulan lalu direncanakan oleh dirinya sendiri. Akulah orang yang mengemudi dan menabrak orang. Dia ingin membuat heboh berakting seperti mau menyelamatkanmu dan membuatmu merasa bersalah untuknya, itu semua itu untuk mencapai tujuannya. Rencananya sangat komprehensif. Satu-satunya kesalahan perhitungannya adalah bahwa aku tidak menguasai kecepatan dengan baik dan melukai kakinya!”

Seluruh pengunjung terdiam, dan kemudian ada keributan. Jesan bangun dari kepanikan dan meraung histeris: “Omong kosong! Apa yang dia bilang semuanya omong kosong !! Jangan percaya padanya, aku tidak mengenalnya, aku tidak mengenalnya sama sekali !!”

Tubuhnya bergetar hebat, wajahnya berubah dari abu-abu menjadi ungu. Dia tidak berani menatap mata Dion. Dia hanya menarik pakaiannya dan menjelaskan dengan lemah: “Dion, kamu harus percaya padaku, aku tidak menyakitimu, aku benar-benar tidak menyakitimu.”

Ekspresi Dion menjadi dingin, dan matanya menyapu ke seluruh pengunjung, lalu memandang ke arah pengunjung tadi: “Kamu ada bukti apa untuk membuktikan bahwa apa yang kamu katakan itu benar.”

“Aku ada rekaman suara untuk buktinya.”

Dia mengeluarkan rekaman dari sakunya, dan kerumunan yang bising segera menjadi sunyi lagi. Semua orang menahan napas dan menantikan kebenaran yang akan terungkap sebentar lagi.

“Nona Jesan, apakah kamu ingat aku?”

“Dasar brengsek, kamu masih berani muncul di hadapanku, kamu ingin mati ya !!!”

“Jangan marah dulu. Aku tidak ingin menabrak kamu sampai menjadi seperti ini. Tetapi sebelum kamu datang kepada kami, bos kami sudah memberi tahu kamu dengan jelas bahwa ada risiko dalam hal semacam ini. Kamu juga sudah setuju dengan itu. Jadi kamu tidak bisa menyalahkanku juga.”

“Bagaimana dengan uang ekstra yang aku berikan kepadamu? Aku sudah memberi kamu uang agar kamu bisa mengendalikan kecepatan mobil dengan baik. Kamu juga sudah berjanji dan bilang pasti bisa kan? Kamu binatang, kamu mati saja!”

“Aku minta maaf untuk itu. Karena aku sempat minum malam itu, tetapi aku juga sudah menanggung akibatnya juga. Bos mengusir aku. Sekarang aku tidak punya tempat untuk pergi lagi. Aku bahkan tidak punya uang untuk makan.”

“Hum, jadi kami mau minta uang?”

“Ya, Kamu bisa kasih sedikit uang? “

“Kamu mimpi! Kamu melukai aku sampai begini, masih ada muka untuk minta uang sama aku? Jika aku bisa pergi ke neraka sekarang, aku akan mengulitimu, menarik ototmu, minum darahmu !!”

“Mengapa kamu begitu kejam? Aku hanya bertanya apakah kamu bisa memberi aku sedikit uang?”

“Tidak!!”

“Jika tidak kasih, jangan salahkan aku kalau aku bocorkan rencana jahatmu kepada Dion. Jika aku pergi ke Dion, Aku pikir dia akan bersedia memberiku uang.”

“Beraninya kamu!!!”

“Kenapa tidak berani? Daripada aku mati kelaparan di jalan? Aku beri kamu waktu tiga menit untuk memikirkannya. Kamu harus memikirkannya baik-baik.”

“Berapa banyak yang kamu mau?”

“Sebanyak ini.”

“OK, aku akan memberikannya kepada kamu, tetapi kamu harus bersumpah, mengambil uang ini dan pergi dari sini, dan tidak pernah muncul di depan aku lagi!”

“Sepakat.”

Setelah rekaman berakhir, Jesan terjatuh ke lantai dari kursi roda. Rime cepat melangkah maju dan mengangkatnya. Dia tersedak dan berkata, "Jesan, buat apa kamu lakukan ini..."

Mulan tidak percaya apa yang didengarnya. Dia menunjuk ke pengunjung itu dan berkata, "siapa yang mengirimmu kesini untuk membuat masalah?"

“Aku tidak dikirim oleh siapa pun. Aku kesini karena hati nurani!”

“Apakah kamu tahu konsekuensi dari kata-kata kamu ?!”

Aku tahu aku akan membayar tindakanku ketika aku memutuskan untuk mengungkapkan semuanya ini. Karena aku sudah berani datang, aku siap membayar konsekuensinya.

Tiba-tiba, kilatan lampu blitz terus berkedip. Segera, kota Zurich tersebar sebuah berita menghebohkan.

Dion menatap wanita di lantai dengan dingin, wajah Dion berubah menjadi hitam, berjongkok perlahan, mengangkat dagunya Jesan dengan satu tangannya, dan berkata dengan jijik dan tajam: “Jesan, kamu benar-benar membuatku terkesan. Aku tidak pernah menyangka kamu memiliki rencana seperti itu. Kamu bahkan lebih menjijikkan dari ibumu. Ibumu dipaksa menjadi istri ayahku masih layak mendapat simpati, tapi kamu sama sekali tidak layak!”

Setelah itu, dia bangkit dan pergi, tetapi Jesan memeluk kakinya:” semua yang aku lakukan ini, semuanya karena aku mencintaimu. Jika kamu tidak berubah hati, aku juga tidak akan melakukan ini. Kamu yang memaksaku melakukan ini dan aku tidak punya pilihan lain.”

Jesan menangis dengan sedih, tetapi dia tidak bisa mendapatkan simpati dan rasa kasihan lagi.

“Cinta?” Senyum ironis Dion:” Apa kamu masih pantas mengatakan cinta? Jangan menodai kata itu!”

Dion mengibaskan tangannya dan meninggalkan satu kalimat: “mulai sekarang, aku tidak ingin melihatmu lagi! Bawa cintamu yang kotor itu, jauh-jauh dari aku!”

“Ikat dia dan bawa dia!”

Dion menunjuk ke pengunjung itu, wajahnya dingin, tanpa memandang

belakang lagi, Dion langsung berjalan pergi begitu saja, pernikahan yang awalnya diadakan untuk penebusan dosa, tetapi berakhir dengan insiden seperti itu.

Ketika Dion meninggalkan gereja, sinar matahari masih menyilaukan. Meskipun dia marah dan kecewa di hatinya, dia lega. Di masa depan, Dion tidak memiliki tanggung jawab dan kewajiban apapun, dan tidak ada batu yang berat dalam hatinya lagi.

“Adik keempat, sesuatu terjadi, adik keempat……”

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu