Cinta Di Balik Awan - Bab 177 Chatting

Dia dengan cepat mengetik satu kalimat, barusan saja menekan kirim, sebuah tangan melewati kepalanya, mencabut kabel listrik.

Dengan kasar membalikkan kepalanya, dengan marah Kelly bertanya : “Apa yang sedang kamu lakukan ?”

“Siang sudah bersama seharian, malam juga harus chatting terus ?”

“Siapa yang chatting terus ? Aku ini tidak bisa menulis makalah, Leheon bilang dia bantu aku menulisnya !”

“Dia atas hak apa membantumu ? Kalau kamu tidak bisa menulisnya bisa mencariku, tidak usah dia dengan maksud tersembunyi mendekatimu.”

Kelly marah sampai wajahnya menjadi hijau : “Kamu pernah bilang kamu tidak melarangku berteman dengan teman lawan jenis !”

“Aku tidak melarang, tapi berteman juga harus ada batasnya. “

“Jadi kamu dengan Jesan ada batas ? “

“Aku dengannya kenapa tidak ada batas ?”

“Jadi aku dan Leheon kenapa tidak ada batas ?”

Sepatah saling balas, membuat kebingungan satu sama lain.

“Kedua hal ini dan itu memang hal yang sama, kamu bilang aku salah paham soal tujuan kamu dan Jesan, dan kamu bukannya juga salah paham dengan aku dan Leheon ? Kalau kamu merasa aku tidak bisa mengerti perasaanmu, maka aku akan dengan yakin mengatakan, kamu juga tidak bisa mengerti perasaanku. “

“Kamu ini sedang memaksa perkataanmu sendiri, sama sekali tidak masuk akal. “

“Hanya kamu yang masuk akal, aku tidak, kamu itu pria sovinisme ( pria yang menganggap wanita lebih inferior daripada pria ).”

“Kelly !”

Dion dengan ekspresi penuh marah menatapnya beberapa detik, membalikkan badan dan pergi tanpa berbalik.

Ruang buku kembali diam, beberapa saat kemudian, dia mendengar suara hidup mesin mobil, dia turun dari gunung.

Setelah dia pergi, sama sekali tidak pulang.

Tiga hari berturut - turut, tidak melihat Dion di taman Wisteria, bibi Yu sangat penuh pertanyaan, tapi melihat suasana hati nyonya tidak baik, juga tidak berani bertanya.

Di siang akhir pekan, Kelly duduk di halaman perkarangan, menatap ponselnya dengan kesal berkata : “Kalau hari ini masih tidak meneleponku, aku akan buang ponsel ini, membuatmu tidak bisa menghubungiku lagi. “

Bibi Yu membawa sup herbal datang : “Nona dua hari ini kamu makan sangat sedikit, cepat minum sup ini. “

Dia dengan perasaan yang sangat tidak baik mengambil sendok dan mengaduk - aduk : “Ini apa ?”

“Sarang burung walet. “

“Lain kali jangan masak ini untukku lagi, aku masih muda, tidak butuh obat ini. “

“Tapi tuan muda memesanku. “

Dia terkejut : “Jangan ungkit dia. “

Bibi Yu duduk, dengan tersenyum bertanya : “Kalian berdua bertengkar ? “

“Iya. “

“Karena apa ?”

“Aku bilang kamu juga tidak mengerti. “

“Hh, masalah orang muda seperti kalian aku memang tidak mengerti, tapi ada satu hal yang aku tahu, tuan muda itu mencintaimu. “

“ Aku tidak bilang dia tidak mencintaiku. “

“Bukannya sudah kelar, dua orang bersama tidak ribut, tidak bertengkar, yang paling penting itu setelah bertengkar dengan cepat baikan. “

“Dengan cepat baikan ? Kamu lihat dia sudah berapa hari tidak kembali ke taman Wisteria ? Juga tidak telepon aku. “

Bibi Yu menepuk - nepuk tangannya :” Dia tidak meneleponmu, kamu duluan meneleponnya. “

“Aku tidak mau, aku tidak melakukan hal yang salah, kenapa aku harus menunduk padanya ?”

Kelly membesarkan pipinya, sangat marah.

“Haiya, dua orang itu yang penting ada yang mengalah, tuan muda itu orangnya pemalu, dia paling mencintaimu, mungkin saja dari awal ingin meneleponmu, tapi karena malu dia tidak jadi, kamu duluan yang meneleponnya, dia tidak akan menghindarinya.”

“Aku pikir - pikir.”

“Baik, kalau begitu minum dulu sarang burung walet. “

Kelly pada akhirnya mendengar nasehat bibi Yu, duluan menelepon Dion, tapi tidak terpikir telepon baru saja berdering sekali langsung ditutup olehnya.

“Menutup teleponku ? Beraninya menutup teleponku ?!”

Dia marah dan melempar ponsel jauh, Kali ini cukup begini saja, tidak peduli dia yang meneleponnya, atau Dion yang menelepon balik.

Dia akan ngambek saat dia sendiri, berdiri dengan malas mengambil kembali ponselnya, dia menekan tombol, layar hitam tidak menampilkan apapun, dia menghembuskan nafas, bagus, benar - benar tidak mengharapkan dia juga.

Di kantor direktur perusahaan Steinheim, Maxim mendorong pintu masuk ke dalam, dia berdiri di hadapan Dion, melihatnya seperti melihat monster.

“Lihat apa ?”

“Beberapa hari ini kamu kenapa ? Kenapa seperti makan bom ? kamu memarahi semua orang saat rapat.”

“Tidak apa - apa.”

Maxim menggelengkan kepala : “Tidak mungkin, Saham perusahaan naik dengan bagus, beberapa proyek besar juga berhasil diselesaikan, seharusnya kamu harus bahagia, kenapa kamu terlihat sedih ?”

“Ada yang salah dengan penglihatanmu.”

“Ada yang salah dengan penglihatanku ?” Maxim membuka mata besar :” kemarahanmu itu sangat jelas ! Aku tahu, gara - gara nona Kelly kan ?”

Dion tidak menyangkal juga tidak mengakui, Maxim makin merasa dia menebaknya dengan benar.

“Kamu kenapa dengannya ?”

“Pergi, sudah waktunya bertemu Honda.”

Dion berdiri, dengan muka tanpa ekspresi keluar dari kantor.

Mulai dari hari Senin, cuaca Zurich berubah menjadi tidak bagus, saat siang mendung, malam hujan gerimis dan tidak ada bintang.

Sampai akhirnya Rabu malam, gerimis berubah menjadi hujan deras, datang juga angin yang kuat, bagi Kelly yang tinggal di gunung, ini adalah penyiksaan yang menyakitkan.

Dia sendiri bersandar di atas tempat tidur, tidak ada orang yang bisa dia ajak bicara, diluar jendela angin dingin bertiup keras, membuat orang yang terhembus ketakutan, tetapi malahan disaat seperti ini mati lampu, kegelapan disekitarnya, sangat gelap hingga tidak bisa melihat tangan sendiri.

Dengan panik masuk ke dalam selimut, dia takut sampai gemetaran, mencari ponselnya untuk menghidupkan lampu, baru teringat ponselnya sudah jatuh rusak....

Tok tok, pintu kamar diketuk, dari luar pintu terdengar suara bibi Yu : “Nona, nona, kamu sudah tidur ?”

Dia tidak berani buka suara, pintu didorong, bibi Yu masuk ke dalam, di tangannya dia membawa lampu senter.

Melihat sinar, dia menghembuskan nafas, dengan kuat melambaikan tangan : “bibi Yu, kemari, cepat kemari.”

Bibi Yu dengan cepat berjalan ke arahnya dan memeluknya dengan erat :” jangan takut, jangan takut, aku disini.”

Akhirnya tidak usah sendiri menghadapi kegelapan yang dingin, dia menyandar ke dada bibi Yu, seperti menyandar ke pelukan ibu, kerinduan kehangatan yang lama tidak dirasakan, hidungnya yang asam, air mata pun langsung mengalir.

“Maukah... aku menelepon tuan muda ?”

Dia menggelengkan kepala : “Tidak usah.”

“Baik, aku akan menemanimu disini. “Bibi Yu membelai rambutnya, tersenyum berkata : “Kenapa kamu bisa begitu takut dengan gelap ? Aku dengar dari tuan muda kamu itu orang yang sangat berani.”

“Yang dia lihat hanya keberanianku.”

Kelly mendengus : “Takut dengan gelap dan berani itu hal yang berbeda, seperti orang yang tidak berenang tapi melihat orang yang tenggelam dan dia bisa tidak peduli dengan dirinya dan pergi menolong.”

Novel Terkait

Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu