Cinta Di Balik Awan - Bab 214 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Kalah !

Dion menahan sakit yang datang dari dadanya, langsung membawanya ke dalam pelukan, mengoceh di samping telinganya : “Saat aku bangun di rumah sakit, yang paling aku takutkan adalah tidak bisa memelukmu seperti ini lagi, Kelly terima kasih, terima kasih kamu bersedia menetap disisiku, kalau tidak ada kamu, meskipun setelah balas dendam aku juga tidak akan bahagia, kamu adalah orang yang tidak boleh kurang dari hidupku sekarang.”

“Memberimu kesempatan sama dengan memberiku kesempatan, aku harus memenuhi yang pada awalnya tidak peduli terhadap apapun.”

Akhirnya Kelly membuka mulut berkata, dia sebenarnya sangat ingin memberitahunya, dia sama sekali tidak berharap dalam waktu pendek Dion menemukan kebenaran, sama juga dengan tidak berharap dengan masa depan mereka.

Hanya pernah merasakan sekali demi sekali dikecewakan baru bisa dengan pelan - pelan belajar tidak ada keinginan, tidak berharap dan tidak mengharapkan.

Di suatu hari, pasti akan membuat diri sendiri menjadi orang yang tidak ada hati.

“Kamu tenang saja, aku tidak akan membiarkan harapanmu berakhir, aku tidak akan membiarkanmu kalah!”

“Jadi kamu tetap mau balas dendam, benar kan ?” Dia dengan tenang bertanya.

“Iya, asalkan aku hidup, aku pasti akan balas dendam. “

Melihat mata Kelly yang sedih, Dion dengan penuh sesal mengatakan : “Kelly, kamu harus mengerti aku, orang jahat tidak bisa diselesaikan dalam sehari, kita tidak boleh tenang-tenang saja, kebahagiaan yang ingin kuberikan padamu adalah tidak ada sedikitpun bahaya, sebelumnya saat kamu diculik dan berhasil melarikan diri itu karena beruntung, tapi kita tidak bisa selalu mengharapkan keberuntungan, kalau terjadi tragedi sepuluh tahun yang lalu lagi, aku sungguh tidak tahu akan menjadi seperti apa... “

“Baik, aku mengerti kamu. “

Kelly dengan diam berdiri dan melihat ke arah samping dan berkata : “Terhadap seseorang yang sudah tidak memiliki apa - apa, tidak bisa kalah. “

Dia tahu dia tidak ada cara untuk mengubah keputusannya untuk membalas dendam, karena hubungan percintaan mereka yang sebelumnya, maka dia menetap, dia bertaruh, maka dia ada kemungkinan untuk menang, setelah menang, pria ini masih tetap milik dia, dia tidak bertaruh, maka pria ini milik orang lain, hasil dari dia bertaruh dengan akhir kekalahan dengan tidak bertaruh adalah sama, oleh karena itu, sebenarnya tidak ada pilihan yang lebih baik.

“Pergi, hanya untuk menjaga harga diri terakhir, tapi diatas cinta, berapa harga sebuah harga diri ?”

Kelly mencintainya, tidak kurang dari Dion mencintainya, Dion tidak bisa meninggalkannya, dan juga siapa yang tahu, Kelly sebenarnya lebih tidak ingin meninggalkan dia...

Dia tidak pernah berpikir, jika dia yang meninggalkan Dion masih bisa hidup atau tidak.

Mungkin saja, meskipun hidup juga tidak bisa sebahagia sekarang.

Luka Dion perlahan - lahan membaik, Dion semakin mencintai Kelly, lebih mencintainya daripada sebelumnya.

Tapi tidak peduli betapa dia mencintai Kelly, tidak bisa membuatnya kembali ke kebahagiaan dan kesenangan yang sebelumnya, ini membuat Kelly, bicaranya menjadi sedikit, senyumnya juga menjadi sedikit, banyak waktunya hanya dengan sendiri duduk diam di suatu tempat, lalu dengan diam menatap ke sesuatu di luar, sekali menatap beberapa jam.

Melihat perubahan Kelly, hati Dion seperti diiris pisau, dia membantunya mendaftar cuti sekolah, yaitu berharap dia bisa beristirahat dengan baik, tapi melihatnya makin lama makin tertutup, dia tidak bisa tidak panik.

Kalau begini terus Kelly bisa depresi hingga sakit.

Di perusahaan, dia memanggil Maxim masuk ke dalam kantornya, beridiri di koridor jendela di luar dengan punggung menhadapnya bertanya : “Akhir - akhir ini ada perkembangan tidak ?”

“Kunci yang sebelumnya sudah putus.”

Ekspresi Maxim serius, menjadi sekretaris Dion, dia lebih jelas dari siapapun, tugas penting apa yang sedang dibawanya.

“Lanjut memeriksa, jangan melepaskan sedikit kunci apapun, aku tidak bisa kalah, kamu tahu itu.”

“Baik !”

Dion menghembuskan nafas : “Kamu nanti bisa pergi mencari Giselle sebentar, suruh dia luangkan waktu kosong datang ke taman bunga Wisteria mencari nona Kelly menemaninya berbicara, dia akhir - akhir ini semakin lama semakin tidak bicara.”

“Baik.”

Maxim mengangguk, keluar dari kantor, perasaanya berat tidak bisa diungkapkan dengan kata.

Giselle akhir - akhir ini bekerja paruh waktu di salah satu cabang grup Steinheim, awalnya berpikir akan bermanfaat setelah masuk, rupanya grup Steinheim lebih besar daripada yang dia bayangkan, cabang saja sudah lebih dari dua puluh, dan kesempatannya untuk bertemu dengan Maxim sangat sedikit.

Maxim keluar dari kantor direktur, lalu menaiki lift ke lantai enam, menemukan cabang Giselle, dengan suara halus berkata padanya : “Keluar sebentar.”

Giselle terbengong sangat lama dan tidak merespon, matanya kabur ? atau dia bermimpi ? Maxim mencarinya ? mungkinkah ? tidak mungkin !

“Kemarilah ?”

Maxim melihatnya yang tidak merespon, berjalan beberapa langkah dan juga berbalik kepala dan mendesak, dia baru seperti terbangun dari mimpi, dengan cepat mengikutinya keluar.

“Sekretaris Maxim, kamu kenapa bisa datang mencariku ?”

Mengikutinya memasuki ruangan rapat, dengan gugup dan juga terkejut bertanya.

“Ada hubungan dengan nona Kelly.”

“Kelly ? Dia kenapa ?”

Giselle tidak tahu apa yang terjadi dengan Giselle, selama masa ini Dion menutup semua kabar Kelly, mengatakan dia sakit dan butuh istirahat, dia menelepon Kelly, ponselnya selalu tidak aktif.

Maxim menceritakan semua kejadian dengan sederhana, tapi tidak terpikir, respon Giselle sangat kesal, matanya yang marah terbuka besar, disaat itu ingin mencari Dion untuk berdebat.

“Keterlaluan, dia beraninya mengkhianati Kelly, aku hari ini harus bertanya padanya dengan jelas, kalau sudah mau membuangnya kenapa waktu itu masih mau memancingnya !”

“Nona Giselle, kamu tenang sedikit, dengar aku.”

“Aku tidak mau dengar, kamu adalah orangnya Dion, kamu tentu akan membantunya berbicara, aku harus menggantikan Kelly untuk meminta kembali keadilan, waktu itu dia berjanji padaku dengan mulutnya sendiri, tidak akan mengecewakannya.”

“Bos Dion tidak mengecewakan nona Kelly, dia itu cinta padanya, dia ada kesulitannya, kamu dengar aku jelaskan padamu...”

“Aku tidak ingin mendengar penjelasanmu, aku sudah bilang aku tidak ingin dengar !”

“Kamu harus dengar !”

Maxim tiba - tiba membentak dengan suara besar, dan membuatnya terkejut, lalu langsung mengkedipkan mata : “Baik, kamu bilang.”

Kemudian dia memberitahu satu per satu tekanan dan kesulitan yang dihadapi Dion, setelah memberitahu dia berkata : “Yang melihat dari jauh lebih mengerti situasi, mungkin sekarang nona Kelly tidak bisa mengerti kesulitan tuan muda Dion itu karena dia adalah korban, aku berharap kamu yang sebagai melihat situasi mengerti dengan hubungan rumit di antara mereka.”

“Apa gunanya aku mengerti ? harus Kelly yang mengerti baru benar ?”

“Makanya aku mencarimu.”

“Mencariku ?” dia dengan bingung mengkerutkan alis : “Mencariku bisa menyelesaikan apa ?”

Tuan muda Dion berharap kamu bisa ke taman bunga Wisteria membujuknya, menemaninya berbicara, membuatya keluar dari masalah hatinya.

Giselle berpikir sesaat dan mengatakan : “Ini ide Dion atau ide kamu ?”

“Ini ada perbedaannya ?”

“Tentu saja, kalau idenya maka aku tidak pergi, kali punyamu maka aku pergi.”

Maxim mengerti maksudnya, dengan canggung mebersihkan tenggorokan : “Kalau gitu kamu anggap ideku saja.”

“Apa maksudnya dengan anggap ? Kalau idemu berarti idemu, bukan punyamu makan bukan punyamu, bagaimana bisa aku anngap apa maka jadi apa !”

Kenapa kamu sangat suka menghabiskan waktu pada hal yang tidak penting, dia tanpa pilihan pun berkompromi : “Baiklah, itu adalah ideku, harap nona Giselle bisa membantu !”

“Membantu tentu bisa, akan tetapi tidak boleh memanggilku nona Giselle lagi. Aku sangat tidak suka !”

“Jadi memanggilmu apa ?”

“Giselle.”

Dia menganggukkan kepala : “Boleh, kamu kapan ada waktu, aku menyetir dan membawamu kesana ?”

“Sore jam tiga.”

“Baik.”

Giselle sudah pergi beberapa kali ke taman bunga Wisteria, tentu sudah tidak asing, setelah Maxim mengirimnya, memberikannya kartu nama : “Disini ada nomor teleponku, saat kamu pergi telepon aku, aku datang menjemputmu.”

“Baiklah. Dengan senang mengambilnya, dia sangat senang, keduanya akhirnya ada kesempatan untuk berhubungan.”

“Maka merepotkanmu dengan nona Kelly, harap kamu tidak mengecewakanku.”

“Tenang saja, dia adalah saudara baikku, aku juga tidak berharap dia tidak bahagia !”

Giselle melambaikan tangan, untuk berhasil harus mengalami kesulitan, berjalan lurus masuk ke dalam taman bunga Wisteria

Kelly sedang duduk di ayunan taman, sungguh sama seperti apa yang dikatan Maxim, dia seperti berubah kepribadian, sama sekali tidak terlihat ekspresi muka yang sebelumnya.

“...Kelly !”

Dia berlali kecil kearahnya, berdiri di hadapan teman baik, melihat rupanya yang sangat kurus, hatinya sangat sakit.

Novel Terkait

Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu