Cinta Di Balik Awan - Bab 329 : Langsung Berlari

Mobil berhenti di depan rumah Dion, Dion turun dari mobil dan terus beranjak masuk, Maxim mengingatkan wanita yang duduk di dalam mobil : “Cepat ikut.”

Wanita itu mengangguk-angguk, lalu mendorong pintu mobil dan ikut masuk ke rumah.

“Bibi Min, cari baju ganti untuk dia.” Dion berkata.

Dion memerintah dengan nada dingin, baru saja ingin naik ke lantai atas, Maxim menghalanginya dan berkata: “Kamu naik ke atas, terus bagaimana dengannya ?”

“Bawa ke rumahmu.” Dion berkata.

“Bawa ke rumahku ?” Maxim menggeleng kepala dengan tampang ketakutan, lalu berkata lagi : “Bercanda apaan ? Kamu lupa kalau hari ini hari apa ya ? Hari ini hari pernikahan aku, kamu suruh aku pulang tengah malam dengan membawa seorang wanita, kamu berharap aku besok langsung cerai ya ?”

Dion terus menatap Maxim dengan tatapan dalam, Maxim semakin merinding karena tatapannya sehingga langsung beraksi : “Orang ini kamu yang tolong, sekarang aku sudah mau pulang ke rumah !”

Maxim selesai berkata, langsung beranjak pulang.

Wanita itu keluar dari kamar tamu setelah selesai mengganti pakaiannya, saat ini Dion baru melihat dengan jelas bagaimana bentuk wajahnya, tidak dapat mengelak bahwa wanita ini memang cantik sekali, pantas saja menarik perhatian kumpulan preman barusan.

Dion berjalan ke hadapan wanita itu dan berkata :”Kamu tinggal di mana ? Aku antar kamu saja.”

Tatapan wanita itu langsung menjadi suram, dia menunduk kepalanya dan air mata terus menetes dari matanya, wanita itu hanya terus menangis dan tidak berkata apapun.

Dion menatap tetesan air matanya, dalam pemikirannya sudah terbayang reaksi tangisan dari wanita lain.

“Istirahat saja di kamar yang kamu ganti baju barusan, besok baru pulang.”

Dion meninggalkan kalimat ini dan beranjak naik ke lantai atas, ketika sampai ke kamarnya, ponsel di dalam saku bajunya berdering, dia terbengong sejenak ketika melihat nama yang tertera di atas layar adalah Maxim, lalu Dion tetap menekan tombol menerima panggilan :”Ada apa ?”

“Tuan Dion, aku barusan sudah ingin bertanya padamu, tetapi segan bertanya langsung di hadapan wanita itu…” Maxim berkata.

“Tanya apa ?” Dion balik bertanya

“Kamu bukannya sudah suruh aku jangan ikut campur ya ? Kenapa tiba-tiba berubah pikiran lagi ?” Maxim bertanya dengan penasaran.

Bulu mata Dion bergetar sejenak, dia tidak berkata apapun, hanya memutuskan sambungan telepon dengan reaksi datar.

Dion berjalan ke depan jendela sambil menatap bulan setengah lingkaran di atas langit, saat ini Dion juga sangat bingung mengapa dirinya bisa berubah pikiran.

Sebenarnya Dion terus bertanya pada dirinya sejak tadi.

Meskipun dalam hati Dion tidak ingin mengakuinya, namun kenyataan tetap saja kenyataan, gang kecil barusan pernah menjadi tempat persembunyian dirinya dan Kelly, pada sebuah malam di masa dulu, Dion pernah memeluk dan mencium Kelly dalam gang kecil tersebut.

Hanya dengan alasan ini yang membuat Dion menghentikan mobilnya dengan tanpa sadar, meskipun hatinya mengatakan tidak ingin ikut campur, namun tubuhnya tetap bertindak tanpa kendali.

Dion berdiri di depan jendela dalam waktu yang lama, ketika dia ingin berbalik badan dan meninggalkan tempat, tiba-tiba melihat bayangan kecil di halaman rumahnya juga sedang fokus menatap langit.

Wanita ini memiliki sepasang bola mata yang polos bagaikan mata Kelly, bola mata yang jernih bagaikan air, membuat orang merasa sakit hati apabila menatap air mata yang mengalir dari matanya.

Dion turun tangga dan berjalan ke halaman rumahnya, lalu berdiri di belakang wanita itu dan bertanya suara ringan :”Siapa namamu ?”

Wanita itu berbalik kepala dengan panik, lalu menjawab :” Li Mei .”

“Sudah berapa lama datang ke sini ? Kenapa bisa diganggu sama kumpulan preman barusan ?” Dion bertanya lagi.

Li Mei menunduk kepalanya, lalu menggigit bibir sendiri dan berkata :”Aku datang dari Shenzhen, baru datang dua bulan.”

“Buat apa datang ke sini ?” Dion bertanya.

“Cari ayahku.” Li Mei menjawab lagi.

“Ayahmu ? Masih belum ketemu ya ?” Dion bertanya.

“Belum.” Li Mei menjawab dengan suara serak dan sambung berkata :”Aku sama sekali tidak pernah bertemu dengannya, sejak kecil aku hanya tinggal bersama ibuku, hingga satu minggu lalu ibuku meninggal dunia, ibuku baru memberitahuku bahwa ayahku adalah orang Zurich, katanya aku bisa mencari ayahku apabila aku mau, makanya aku datang ke sini, saat itu aku terlalu buru-buru untuk mencari ayahku, sama sekali tidak menyadari betapa susahnya mencari orang, aku datang ke sini sudah hampir dua bulan, uangku juga sudah habis terpakai, makanya hanya bisa mencuci piring di sebuah restoran, malam ini kerjanya sampai terlalu malam, makanya mau pulang ke wisma dengan jalan pintas, tetapi malah bertemu dengan kumpulan preman tadi…”

“Ibumu ada kasih tahu nama ayahmu ?” Dion terus bertanya.

Li Mei menggeleng kepala dan berkata :”Ibuku juga tidak tahu siapa namanya…”

Dion mengerutkan alis dan berkata :”Kenapa bisa tidak tahu namanya ?” Dion sedikit susah menerima dan merasa jangan-jangan ini cinta satu malam lagi.

“Dia seorang pengusaha, saat itu dia datang ke Shenzhen untuk membuka pabrik, ibuku adalah sekretarisnya, ayahku selalu memakai nama panggilan Inggris, sepertinya pernah sekali ayahku kemabukan dan memerkosa ibuku…”

Li Mei berjeda pembicaraan dengan segan, lalu lanjut berkata :”Setelah kejadian itu, ibuku mengundurkan diri, tiga bulan yang lalu ibuku menyadari bahwa dirinya sudah hamil, awalnya ibuku juga ingin pergi mencari ayahku, tetapi kepikiran lagi ayahku sudah berkeluarga, makanya ibuku membatalkan niat untuk mencari ayahku dan tetap melahirkan aku.”

“Beberapa tahun ini ibumu tidak pernah mencari dia ya ?”Dion bertanya.

“Belakangan itu pernah mencari, tetapi ayahku sudah tidak ada di sana lagi, katanya dia menjual pabriknya dan kembali ke Zurich.” Li Mei menjawabnya.

“Ibumu ada informasi lain tentang ayahmu ?” Dion bertanya.

“Tidak ada, hanya ingat kalau nama panggilannya bernama Dohren.” Li Mei menjawab.

“Dohren….” Dion terus mengulangi nama ini, terus berkata :”Aku besok suruh orang bantu cari tahu.”

Li Mei langsung menjadi senang setelah mendengar demikian :”Terima kasih, tuan, terima kasih !”

Satu kata ’tuan’ dari Li Mei membuat Dion kepikiran lagi dengan Kelly, Dion merenung sejenak dan pergi dengan ekspresi murung.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu