Cinta Di Balik Awan - Bab 222 Istri Selingkuh Duluan

"Musuh yang paling mengerikan di dunia ini, bukan lawan yang licik dan menipu, melainkan orang yang tidak tahu apapun dan tidak punya apapun."

Saat ini, Kelly merasa musuh terbesarnya, bukan orang lain, melainkan dirinya sendiri.

Alis tampan Dion mengerut erat, matanya penuh dengan ketidakberdayaan dan rasa bersalah.

"Kelly, aku dari dulu tak pernah terpikir kalau semua bisa didapatkan secara bersamaan, kamu kasih aku sedikit waktu biarkan aku berpikir baik-baik ya? Kepalaku sekarang sangat kacau, mendengar informasi yang dilaporkan Maxim, hatiku tidak jauh lebih baik darimu."

Meski kecewa lagi dan lagi, tapi tidak ada satupun rasa kecewa yang lebih kuat dari kali ini.

"Baik, aku kasih kamu waktu untuk berpikir, Dion, sebaiknya kamu pikir dengan jelas, sekarang bagaimana kamu memilih, akan langsung menentukan bagaimana takdir kita di masa depan!"

Air dan sinar di mata Kelly berputar-putar, hati seseorang hanya sebesar itu, rasa sakit yang bisa ditahan juga hanya sebanyak itu, tapi semoga ini yang terakhir kali, Dion jangan mengecewakan ketulusan hati Kelly.

Tanda air matanya mau keluar, perlahan keluar, berjalan maju selangkah demi selangkah, saat hampir muncul di pandangan Dion, Kelly memalingkan kepala dan berkata: kalau tahu dari awal begini akhirnya, aku tidak akan menyelamatkanmu, biarin kamu mati saja itu lebih baik daripada hidupmu yang sekarang"

Menunggu itu seperti sebuah lubang tanpa dasar yang gelap, tidak tahu kapan baru bisa sampai ke tempat masuknya, pertama menunggu rencana Dion sukses, sekarang rencananya gagal, awalnya mengira tidak perlu menunggu lagi, malah tidak menyangka masih harus menunggu, menunggu keputusan paling akhir Dion.

Mungkin saja pilihannya sulit dan menyakitkan, tapi takdir dari dulu memang tak berperasaan.

Keluar dari gedung pencakar langit perusahaan Stenheim, Kelly naik ke gunung, pergi ke jurang yang biasanya ia pergi, duduk, menatap ke langit di atas yang biru, awan yang putih, menutup mata, kegelapan di depan matanya, membuka mata, terangnya sinar mentari.

Kelly mulai berpikir dalam-dalam, apa cintanya yang sekarang sungguh-sungguh Kelly inginkan, tanpa mempedulikan segalanya? Pada awalnya mengikuti Maxim tanpa menengok ke belakang pergi ke Zurich dan mencari Dion, yang Kelly inginkan, hanya perasaan yang sederhana, murni, tidak ada air mata, tidak ada kebohongan, tidak ada kekecewaan, tidak ada rasa bersalah, yang lebih penting itu, tak ada dendam apapun yang perlu dibalaskan.

Mengingat kembali tujuan awalnya, melihat kembali hidupnya sendiri sekarang ini, Kelly menyadari dengan sakit hati, ini sama sekali bukan yang Kelly inginkan.

Pertama kalinya, Kelly punya pikiran untuk meninggalkan Dion.

Pikirannya bulat, Kelly pergi mencari Leheon, berdiri di depan apartemen Leheon 2 jam lebih, sampai hari sudah sepenuhnya gelap, Leheon baru perlahan pulang.

Setelah parkir mobil, saat mengambil kunci membuka pintu, dengan mengejutkan ia menyadari Kelly yang berdiri di samping pintu, Leheon terkejut sampai lama sekali tidak bereaksi.

Saat sudah bereaksi, Kelly sudah berjalan ke hadapan Leheon, bicara sambil menundukkan kepala: "Leheon, aku ingin minta bantuanmu."

"Cepat masuk dan bicarakan di dalam."

Leheon dengan cepat membuka pintu, menarik Kelly masuk ke ruang tamu.

Duduk di sofa, menuangkan Kelly segelas air, Leheon bertanya dengan perhatian: "mau aku bantu apa? "

Kelly bergumam sebentar, berkata dengan suara pelan: "terakhir kali kamu bilang sama Dion kamu akan membawaku pergi, apa itu sungguhan?"

Leheon terdiam, bertanya dengan tidak yakin: "kamu ingin aku membawamu pergi?"

"Ya."

Kelly mengangguk dengan yakin, kedua bola matanya memancarkan ekspresi yakin yang tanpa komplain dan menyesal.

"Apa Dion masih memutuskan mau menikah?"

"Aku tidak tahu, tapi aku tidak ingin menunggu lagi, aku tidak mau pasif dan membiarkan Dion memutuskan seluruh hidupku, aku dan dia, tidak peduli Dion membuat keputusan seperti apa, takutnya, akan sulit untuk kembali ke sebelumnya."

"Kenapa Dion harus menikah dengan Jesan? Apa demi sebuah keuntungan?"

"Demi balas dendam, Dion harus mencaritahu alasan kematian orangtuanya dari Jesan"

Leheon tiba-tiba mengerti: "ternyata begitu."

"Apa kamu bersedia membantuku? "

"Tentu saja aku bersedia bantu kamu, yang penting itu apa kamu sungguh rela meninggalkan Dion?"

"Mau setidakrela apapun juga harus rela, kalau tidak, aku tidak tahu diriku sendiri masih bisa bertahan sampai kapan, Dion tidak mungkin menyerah soal balas dendam demi aku, meski menyerah, Dion juga tidak akan melakukannya dengan ketulusan hati, mungkin saja tak lama kemudian, Dion akan kesal padaku, akan menyalahkan aku, akan menganggap aku membuatnya bersalah pada orangtuanya, aku terlalu memahaminya, hatinya seperti seekor kuda liar yang lepas dari talinya, sama sekali tidak akan tenang dengan realitas, masalah hati yang belum selesai kalau tidak diselesaikan, seperti ganjalan diantara kami berdua, kami yang seperti ini, tidak bisa bahagia. "

"Kalau begitu apa kamu mau kuantar pulang? "

Kelly menggelengkan kepala: 'tidak, selain pulang, kemanapun boleh.'

Sorot mata Leheon agak terlihat terkejut, tapi juga hanya samar-samar dan sekilas, dengan sangat cepat, Leheon paham kesulitan dalam hati Kelly.

"Kamu tidak ingin keluargamu tahu kalau kamu pergi dari Zurich? "

"……iya. "

"Daripada bilang tidak ingin, lebih bisa dibilang tidak bisa, awalnya aku pergi begitu bertekad bulat dan keras kepala, sekarang, mau ditaruh mana mukaku kalau pulang?"

Melihat ekspresi Leheon seperti sedang berpikir sesuatu, Kelly segera berkata: "kalau kamu kesulitan lupakan saja, aku juga cuma sekalian bilang saja."

"Tidak kesulitan, aku hanya sedang berpikir, kemana sebaiknya aku bawa kamu pergi."

"Ke Beijing saja."

Kelly terhenti sejenak kemudian bicara: "sebenarnya aku cari kamu, berharap kamu bisa membawaku keluar imigrasi, asalkan aku pergi dari Zurich, kamu langsung balik ke sini, pekerjaan dan hidup kamu tetap seperti sebelumnya."

"Kenapa?"

"Dion takut aku akan pergi, ada orang di setiap pintu keluar imigrasi, aku sama sekali tidak bisa pergi kalau perginya sendirian."

"Maksud kamu, minta aku melindungi kamu?"

"Benar, kita pura-pura pacaran, aku ubah sedikit pakaianku, untuk mengelabui pengelihatan mereka."

Leheon berpikir-pikir: "kamu yakin mau pergi?"

"Benar, aku yakin!"

"Baiklah kalau begitu, aku bawa kamu pergi ke Beijing."

3 hari setelah mencapai kesepakatan mereka berdua pergi naik pesawat, keluar dari apartemen Leheon, Kelly mengangkat kepalanya, melihat bulan yang besar bulat dan terang.

2 hari berikutnya, Kelly masih sama seperti sebelumnya, sama sekali tidak terlihat berencana pergi, Dion masih belum membuat keputusan, sebenarnya, semuanya ada dalam dugaan Kelly.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu