Cinta Di Balik Awan - Bab 230 Cepat Pakai Baju

Maxim menoleh dengan tidak yakin, malah di detik selanjutnya, benda yang ia pegang di tangannya KLANG suaranya terjatuh di lantai, coca cola warna coklat gelap mengalir dari kaki mereka berdua lurus terus ke sisi pintu.

Maxim menelan ludahnya kuat-kuat, jakunnya bergerak, dengan terkejut dan panik bertanya: “kamu……kamu kenapa……pakai baju……? “

Giselle hanya memakai sebuah baju terusan renda untuk tidur yang sangat tipis, roknya setipis sayap binatang, hampir seperti transparan, warna di dalamnya jelas terlihat……

“Apa tidak enak dilihat? “

Giselle mengulurkan tangan merangkul leher Maxim, menggoda Maxim dan merasa senang, setelahnya mengatakan:’ aku wanita yang berpengalaman memuaskan.”

Maxim hanya merasa darah di seluruh tubuhnya naik menerjang ke otak, terakhir kali Giselle inisiatif mencium Maxim, juga bilang suka Maxim, tentu saja Maxim tahu Giselle berani dan antusias, tapi pada saat ini melihat Giselle berdiri di hadapannya mengenakan baju yang semenggoda ini, selain terkejut, Maxim masih takut akan keberanian Giselle.

“Jangan begini, cepat pakai baju.”

Maxim buru-buru mengambil jaketnya sendiri untuk menutupi tubuh Giselle, dengan sorot mata ambigu ia memaki: “kenapa kamu bisa sembarangan begini di hadapan seorang pria.”

“Lagi-lagi kamu salah paham padaku. “

Giselle bersikeras menatap Maxim: “aku dari awal juga sudah bilang sama kamu, aku hanya sembarangan sama pria yang aku suka .”

Giselle memeluk Maxim dengan erat: “aku suka kamu, tapi sampai sekarang, kamu belum berkata kamu suka atau tidak padaku, aku tidak mau menunggu lagi, aku tidak suka perasaan digantung seperti ini!”

“Kalau begitu kamu mau apa?”

“Kamu kira aku mau apa?”

Giselle melepaskan jaket Maxim, sekali lagi menunjuklan keseksian Giselle: “aku mau menggodamu.”

“Jangan aneh-aneh, aku mau pergi.”

Maxim berbalik badan mau pergi, malah dilangkahi Giselle yang menghadang di pintu: “aku tidak membiarkan kamu pergi, kamu hari ini hanya ada 2 pilihan, yang pertama, aku jadi milikmu, kedua, kamu jadi milikku, kamu pilih sendiri sana.”

“……kalau begitu dipilih yang mana saja bukannya akhirnya sama juga.”

“Giselle, kamu tidak paham situasi aku, jadi kamu jangan begini lagi.”

“Siapa bilang aku tidak paham, situasi kamu bukannya cuma kamu punya tunangan? Tapi aku tidak keberatan, asalkan kamu cinta aku, kamu boleh kapan saja nikahin aku.”

“Yang penting itu aku tidak bisa nikahin kamu. “

Giselle terdiam, menggertakkan gigi:” itu juga tidak apa, asalkan kamu cinta aku, aku bisa jadi simpanan kamu!”

“Kalau begitu untuk apa kamu bersusah payah?”

“Aku senang, aku bersedia!”

Giselle langsung menarik dasi Maxim, menarik Maxim ke hadapannya, kemudian berputar menahan Maxim di dinding, mengulurkan kakinya dan menggesekkannya di antara kaki Maxim.

Wajah Maxim memerah, dari lubang hidungnya keluar nafas berat, denhan sangat sulit berkata: “jangan begini, tolong……”

“Aku maunya gini, aku tidak hanya mau begini, aku juga mau begini.”

Maxim hampir mau meledak, Maxim bukannya tidak pernah menyentuh wanita, tapi seumur hidup tidak pernah menyentuh wanita yang antusias bagai api ini, otaknya hanya ada rasionalitas yang mengingatkan Maxim, sama sekali tidak boleh melewati batas di hadapannya.

“Badanmu jelas-jelas bereaksi kenapa kamu malah tidak mengaku kalau kamu suka aku.”

“Semua pria akan bereaksi.”

“Kalau begitu kamu sudah mengaku kamu suka aku?”

Maxim tidak berkata apapun, Giselle mencium bibir Maxim, lidahnya mengacak-acak isi mulut Maxim, rasionalitasnya perlahan hancur.

Sinar pagi hari menyinari masuk kamar dari luar jendela, kamar yang mempesona, Maxim membuka mata, tiba-tiba disambut sepasang mata yang tersenyum.

“Sudah jam berapa?” Maxim mengelus-elus dahi di antara alisnya, bangun dan duduk.

“9.30.”

“9.30? “

Panik dan buru-buru mencari bajunya, dengan cepat Maxim kenakan, bertahun-tahun di karir profesionalnya, dari dulu Maxim itu teladan yang tidak pernah terlambat

“Aku bahkan tidak minta kamu bertanggung jawab, untuk apa sepanik ini?”

“Bukan, aku terlambat masuk kerja.”

Maxim mengenakan bagian terakhir dari jasnya, melirik sekilas orang yang duduk di ranjang, membungkuk dan mencium kening Giselle.

Maxim tidak bicara apapun, melangkah dengan cepat berjalan ke arah pintu, saat membuka pintu, tiba-tiba terdengar suara tanpa komplain dan tanpa penyesalan dari belakangnya:” meski aku tidak tahu apa maksud ciuman ini, tapi mulai hari ini, Maxim, kamu milikku. “

Maxim mengangguk, tetap saja tidak berkata apapun, melangkah keluar kamar.

Sepanjang jalan ngebut sampai kantor, meski sudah secepat kilat, malah tetap terlambat.

Dion melihat Maxim, mengejek dengan maksud mendalam:” wah, sungguh jarang ya, pasukan spesial perusahaan kita yang paling tepat waktu, tanpa disangka ada harinya juga telat…… “

Maxim menundukkan kepala merasa bersalah, menjelaskan dengan gelagapan: “aku……kemarin……tadi pagi…… “

“Jangan bilang kemarin tidak pulang?”

Dion mendekat dan bertanya.

Menelan ludahnya, jelas tahu kalau tidak boleh mengaku, tetapi sikap loyalitasnya menerima perintah dari keluarga Stenheim tidak terduakan, tetap mengaku: “iya. “

“Sama Giselle?"

“Ya……”

"Duh." Dion menghela nafas, dengan tulus menepuk-nepuk pundak Maxim dan berkata: “meski kamu dan saudaraku bertunangan, tapi aku tidak akan memaksa kamu menikah dengannya, aku tahu jelas kalau masalah perasaan tidak boleh dipaksakan, kalau kamu sungguh-sungguh suka Giselle, secepat mungkin beritahu keluargamu, selesaikan masalah perjanjian nikahmu, paman keduaku akan membantu kamu.”

“Baik.”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu