Cinta Di Balik Awan - Bab 136 Hidup Di Mata Orang Lain

Yuni mendorong putrinya kembali ke dalam.

“Ma, kenapa kita harus menelan amarahnya? Apa aku sangat buruk? Selain keluarganya tidak ada lagi orang lain yang mau? ! “

Kelly sangat marah, dari awal, dia tidak pernah suka dengan perilaku Bibi Lipin, dan hari ini, emosinya sudah sampai batasnya.

“Masih berani bicara kamu, kalau bukan kamu ketemu dengan pria tidak jelas diluar negeri, orang lain apa bisa datang ribut sampai kerumah mu? Kita bersalah padanya, biarkan dia marah sepatah dua kata, kita juga tidak bisa membiarkan situasi semakin memanas: Iya, putriku sudah sukses, dia memang ingin membatalkan pernikahan! “

“Membatalkan pernikahan bukan kesalahan besar, sudah zaman apa sekarang, kenapa orang cerai saja boleh, aku membatalkan pernikahan tidak boleh? “

“Bukan tidak boleh, hanya karena keluarga kita lebih khusus...... “

“Keluarga kita kenapa lebih khusus? Karena nenek kan? Aku tidak merasa nenek ada salah! Sekalipun keluarga kita ada gen semacam ini terus kenapa? Kenapa kita harus hidup dalam pandangan orang lain?! “

Piak......

Kelly tidak menyangka ibunya tiba-tiba menjulurkan tangan menamparnya, dari kecil, ibunya sama sekali tidak pernah memukulnya.

“Kamu terlalu menyakiti hatiku, kamu tidak mengira nenekmu ada salah, itu karena kamu sekarang lagi berbuat salah, kalau kamu sadar, kamu pasti tidak akan berbuat salah! Dari kecil hingga besar, ibu tidak pernah memberitahumu betapa sakitnya hatiku, saat kecil, aku tumbuh di bawah penghinaan orang lain, sampai diusia 30 tahun aku tidak berani dijodohkan, takut aku akan sama seperti nenekmu, lalu kalau bukan karena ayahmu tidak membencinya, takutnya seumur hidup ini aku tidak akan menikah, setelah menikah aku melahirkan kamu, hatiku semakin lebih buruk, karena kamu putriku, ibu bukan pilih kasih, ibu hanya berpikir, kalau kamu anak laki-laki, tidak akan berjalan dijalan seperti nenekmu, dan tidak perlu menanggung rasa sakit yang sudah diderita ibu, dengan susah payah membesarkanmu, alhasil, apa yang paling kutakutkan pada akhirnya tetap terjadi, aku bahkan memilki niat untuk mati kamu tahu tidak? “

Yuni menceritakan masa lalu, menangis tanpa henti, Kelly menemani ibunya menangis bersama, dan masih tidak menyerah pada kekuatan cinta yang diterimanya.

Yang mengejutkannya adalah ibunya memiliki niat untuk mati, awalnya dia hanya mengira itu hanya amarah sesaat, tapi tidak menyangka, dia benar berjalan kearah itu.

Yuni meminum 40 butir obat tidur.

Tengah malam, dia dan ayahnya mengantar ibunya ke rumah sakit, melihat mulut ibunya mengeluarkan busa dan muntah-muntah, seperti hidup segan matipun enggan, pada saat itu, hatinya sakit seakan mau mati.

Saat ibu berhasil melewati masa krisis, Kelly sedikit lega, bersyukur nyawa ibunya bisa diselamatkan, dia berjanji, tidak akan kembali ke Zurich, dan tidak akan memiliki perasaan pada pria yang ada di Zurich.

Saat seseorang tidak bisa sukses dalam kehidupan ini, dia hanya bisa berharap di kehidupan berikutnya, dia berharap di kehidupan berikutnya dia bertemu dengannya tanpa diduga, dan masih bisa mendengarnya memanggil dengan lembut: Kelly ...

Sejak hari itu, dia menjadi tenang, tidak pernah mengungkit masalah kembali ke Zurich, seolah-olah dia belum pernah ke tempat itu.

Perubahan putrinya membuat pasangan itu merasa sangat bersyukur, mereka hanya menganggap dia sudah sadar, tapi tidak menyangka, putrinya melepaskan segalanya hanya demi mereka.

Mengira semuanya sudah berlalu, tepat saat ini, panggilan telepon internasional mengganggu kehidupan mereka yang susah payah sudah tenang.