Cinta Di Balik Awan - Bab 340 Reuni Yang Tak Terduga

Ulang tahun Wanwan yang kelima pun tiba, Leheon datang ke Apartemen Sungai Xing pagi-pagi sekali, menunggu ibu dan anak keluar.

Jika bukan karena Wanwan memohon berulang kali tadi malam, Kelly tidak akan menyetujui usulnya Leheon, Kelly mengingat situasi tadi malam ….

"Mama, besok adalah hari ulang tahunku, bolehkah Mama tidak bekerja dan menemaniku main seharian?"

Kelly mengangguk: "Baiklah."

"Bisakah Paman Leheon ikut bersama kita? Kata Paman Leheon, dia akan membawaku naik ke Great Wall besok, tetapi aku ingin menjadi pekerja ideologis Mama."

"Tidak bisa, Mama kapan pun bisa membawamu pergi jika kamu ingin pergi ke Great Wall, tetapi Paman Leheon sangat sibuk dengan pekerjaannya, jadi kita tidak boleh mengganggunya."

"Dia bilang besok dia tidak sibuk, biarkan dia pergi bersama kita, ya? jika Wanwan sudah tidak kuat berjalan lagi, Paman bisa menggendongku, aku tahu Mama juga bisa menggendongku, tapi aku tidak tega membuat Mama lelah."

Kelly melihat wajah putrinya yang penuh dengan harapan, Kelly merasa sangat bingung, Kelly yang tidak ingin terlalu dekat dengan Leheon, juga tidak ingin putrinya kecewa, "Kita bisa naik mobil, jika Wanwan tidak kuat berjalan lagi."

"Aduh, itu terlalu membosankan, anak-anak lain ditemani Papa Mama mereka di hari ulang tahunnya, aku …."

Wanwan menutup mulut, mengetahui bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dia katakan, melihat wajah Kelly yang menyuram, Wanwan langsung menundukkan kepala: "Baiklah, aku tidak ingin Paman Leheon menemaniku."

Kelly merasa hidungnya langsung tersumbat dan hampir meneteskan air mata di depan putrinya, Kelly sedih atas pengertian putrinya, selama lima tahun terakhir ini, Kelly dan putrinya hidup bersama satu sama lain, setiap ulang tahun Wanwan hanya Kelly seorang yang merayakannya, keinginan yang tersimpan itu akan semakin jelas, seiring bertambahnya usia anak.

"Jika Paman Leheon benar-benar tidak sibuk, ayo pergi sama-sama."

"Benaran? Selama dia tidak sibuk, kamu akan menyetujuinya?"

Kelly mengangguk: "Ya."

"Oh yes!"

Wanwan berlari ke ruang tamu dengan penuh semangat, menelepon Leheon dan melaporkan kabar baik ini.

Cuaca bagus yang jarang terjadi, dan cahaya matahari yang hangat menyinari bumi, benar-benar hari yang baik untuk bermain.

"Selamat ulang tahun."

Leheon menyerahkan hadiah yang dibungkus dengan cantik kepada Wanwan, Wanwan menerimanya sambil tersenyum: "Terima kasih Paman."

"Apakah Mamamu ada memberimu hadiah?" selagi Kelly masuk ke dalam mobil dari sisi pintu yang lain, Leheon merendahkan suara dan bertanya pada anak kecil yang berulang tahun di sampingnya ini.

"Belum ada."

Wanwan juga merendahkan suara dan menjawab.

"Kemana kita akan pergi?" Leheon menoleh dan bertanya pada Kelly.

"Tanya aku, hari ini aku yang paling tua!"

Anak kecil yang berulang tahun menepuk dadanya.

"Baik, Wanwan ingin kemana?"

"Pergi ke Great Wall dahulu, lalu ke The Imperial Place, lalu ke Happy Valley, lalu ke The Summer Place, lalu …."

"Kamu pergi sudah terlalu banyak."

Kelly memelototi putrinya yang tamak dengan marah.

"Kalau begitu berapa banyak tempat yang bisa dikunjungi selama satu hari?"

"Paling banyak dua tempat."

Wanwan mengerutkan alisnya dengan sangat bingung dan dengan susah membuat pilihan: "Aii, baiklah, kalau begitu pergi ke Great Wall dan Happy Valley dulu saja."

Mereka bertiga naik ke Badaling Great Wall, anak yang berulang tahun naik ke punggung Leheon, perbukitan abadi dan telah lama ingin datang ke sini, hanya saja Kelly takut Wanwan tidak sanggup dan selalu tidak membiarkan mereka datang ke sini.

setelah berada di sana sepanjang pagi, pada siang hari, Leheon mengusulkan untuk pergi makan, Leheon mengendarai mobil ke The Peninsula Palace Beijing, Kelly kaget dan berkata: "Pergi ke restoran biasa saja."

"Tidak apa-apa, aku berjanji hari ini akan membawa yang berulang tahun makan makanan yang terenak, jadi kamu jangan menolak niat baikku untuknya."

"Benar Mama, hari ini aku paling tua."

Wanwan tersenyum dan telah pergi ke arah restoran bersama Leheon.

Mendesah dengan tak berdaya, Kelly mengalah sekali lagi.

Perusahaan besar yang dulunya pernah jaya dan sekarang kejayaannya sudah tiada lagi, tanda tangan secarik kertas kontrak, tiga hari kemudian akan mengalami perubahan kependudukan.

Di dalam aula yang megah, sekelompok orang berjalan pelan dan dipimpin oleh seorang pria tampan, dengan wajah yang mapan tetapi tidak terlihat tua, ketenangan dengan keangkuhan seperti keangkuhan yang melekat pada tulang-tulang keluarga kerajaan, memberikan tekanan yang mendalam bagi orang lain, kedua mata yang dalam seperti dua jurang maut, sekujur tubuh yang memancarkan aura raja yang mendominasi.

Di samping pria itu diikuti seorang wanita cantik, wanita itu tampak terlihat cerdas dan cakap, seseorang yang memiliki aura lelaki pembisnis.

"Kak Dion, mari kita pergi makan?"

Limo bertanya pada pria di sampingnya, penandatanganan kontrak jauh lebih lancar dibandingkan perkiraan Limo, membuat Limo dalam suasana hati yang baik dan ingin sekali minum bir untuk merayakannya.

"Ya."

Mengangguk dengan ringan, wajah Dion sama sekali tidak bahagia, jiwa yang mati rasa tidak cukup membuatnya bahagia bahkan jika dia menghasilkan lebih banyak uang lagi.

Tidak membiarkan para pengawal mengikuti mereka, Dion dan Limo pergi ke The Peninsula Palace Beijing, Limo dengan penuh semangat merangkul lengan Dion dan berkata: "Ini adalah pertama kalinya aku ke Beijing."

Dalam lima tahun terakhir ini, Dion hanya menganggapnya sebagai adik saja, jadi Dion tidak peduli dengan Limo yang merangkul lengannya, mereka berdua berhubungan dengan status kakak adik, dan tidak pernah ada perilaku yang melewati batas selain hubungan kakak adik.

"Kak, apakah kamu juga begitu?"

Melihat Dion tidak berbicara, Limo bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Iya."

Dion menjawab dengan lembut, Limo menggelengkan kepala dan mendesah: "Ternyata sudah tua, kata-kata yang diucapkan semakin sedikit."

Ketika Dion menyelamatkan Limo pertama kali pada waktu itu, Dion tidak seperti sekarang yang begitu datar, tidak tahu sejak kapan, tiba-tiba Dion berubah seperti bukan dirinya lagi, setiap hari selain menjelaskan dan memerintahkan hal-hal penting, semua kata-kata yang diucapkan Dion sangat sederhana dan singkat: "Hmm, ya, baik, boleh …."

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu