Cinta Di Balik Awan - Bab 154 Mabuk Berat

Kelly dengan tenang berpikir dalam hati.

Celestia membuka sebotol anggur, tidak peduli dengan Kelly yang terus menghalanginya, dia minum dengan sedih, sampai akhirnya dia mabuk berat.

“Kelly, adikku mencintaimu… benar kan ? “

“Benar. “

“Tapi aku merasa…. Dia tidak berpikir untuk menikah denganmu…“

“Tidak mungkin ! “

“Jangan tidak percaya padaku, aku sudah pernah merasakannya…. pria yang aku jumpai lebih banyak daripada garam yang kamu makan , pria itu tidak suka mengikat kebebasan hidup mereka dengan wanita, terutama pria seperti adik keempatku, dia memiliki banyak ambisi, dia membutukan banyak hal yang bisa mewujudkan mimpinya, hatinya lebih tinggi daripada langit, dia tidak akan menikahimu sebelum dia menyelesaikan apa yang dia inginkan, jika kamu duluan mengungkitnya, dia akan membuatmu menunggunya, dan… kamu akan sepertiku, menunggu tahun demi tahun, sampai wanita muda yang lugu ini sekarang telah menjadi wanita tua yang sangat peka, dan akhirnya, kamu akan menyadari, kamu telah kehilangan masamu yang paling indah, dan apa yang kamu dapatkan adalah hal yang sia – sia. “

Kelly berdiam berpikir, dalam hatinya dengan keras menolak : “tidak mungkin, Dion bukan pria seperti itu, tapi mulutnya tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. “

“Kalau kamu tidak percaya…. Kamu boleh bertanya padanya… hhhh…hhhh….“

Tertawa dan menangis, Celestia akhirnya tidur.

Kelly dengan diam menatap wajahnya yang tertidur dengan nyenyak, hatinya sangat kecewa.

Ketika pertama kali bertemu dengan wanita ini, dia hanya merasa dia sangat cantik, cantiknya sangat menawan, terutama pada sepasang mata yang menggoda itu, bisa membuat orang tergila – gila.

Disaat dilihat dalam jarak yang dekat dia baru tahu, sepasang mata yang menggoda ini, rupanya memiliki kerutan yang berlinang air, cinta bisa ditunggu, tapi waktu tidak bisa ditunggu, waktu bisa dengan cepat meninggalkan jejaknya.

Dion menelepon : “Kelly, apa yang terjadi ? “

“Kakak keduamu tidur, datang dan antar aku pulang. “

Suaranya sangat tenang, tapi hatinya tidak tenang, membiarkan Dion datang kesini adalah keputusan yang salah, karna bukanlah menenangkan hatinya Celestia, dia sekarang juga sudah terpengaruh, perasaannya sekarang juga tidak baik.

Akhirnya yang datang menjemput dia, bukan Dion, tapi Maxim.

Setelah naik ke mobil, Kelly murung, Maxim dengan hati – hati menjelaskan : “sebenarnya direktur Dion sudah siap – siap untuk menjeputmu, tapi beberapa pelanggan penting datang mengunjungi, jadi aku yang menggantikannya. “

“Iya, tidak apa – apa. “

Dia menjawabnya dengan setengah hati, pikirannya melayang kemana – mana.

Setelah pulang ke taman Wisteria, sudah sore, cahaya matahari terbenam menyinari langit, sangat indah.

Kelly berbaring diatas tempat tidur, ingin sekali tidak berpikir tentang omongan Celestia, tapi otaknya hanya berpikir soal hal yang dia benci, hari ini perasaannya sangat kacau.

Itu adalah adiknya, adik kandungnya, kenapa dia bisa mengatakan hal seperti ini ? ini keterlaluan, keterlaluan…

Sedikit demi sedikit dia memprotes di dalam hatinya, dia tidak suka ada yang mengatakan hal buruk tentang Dion, meskipun itu kakak kandungnya juga tidak boleh.

Dion menelepon dan berbicara dengan lembut : “Kelly. “

“Iya, Kenapa ? “

“Kalau aku bilang malam ini aku tidak bisa pulang dan menemanimu makan malam, kamu akan marah ?“

Dia mengerang, mulut dan hatinya ingin menjawab : “tidak. “

“Sungguh ? ““

“Iya….

“Kalau kamu tidak senang bilang saja, meskipun ini adalah beberapa pelanggan yang penting, tapi dibandingkan denganmu, tidak apa – apa. “

kebenaran yang sesungguhnya, dia adalah yang paling penting.

“Aku tidak apa – apa, aku mengerti, sungguh. “

Dion menjeda : “baiklah, aku akan pulang secepat mungkin. “

………

Setelah menutup telepon, dia menarik selimut menutupi kepalanya, berpikir yang tidak – tidak, lebih baik tidur saja, lebih bermakna !

Acara makan Dion berakhir dengan cepat, sebenarnya bukan acara makan yang berakhir cepat, tapi dia yang duluan memundurkan diri, hatinya terus memikirkan Kelly, jadi mencari alasan untuk pergi lebih awal.

Mobil melaju diatas gunung, baru saja jam delapan lebih sedikit, bibi Yu yang duduk diatas taman menikmati angin dingin melihatnya kembali dengan segera bangkit : “tuan muda sudah kembali. “

“Iya, nona dimana ? “

“Diatas. “

Dia menunjuk kearah kamar yang memiliki cahaya oranye di belakangnya.

“Apakah dia makan malam dengan baik ? “

“Nona tidak makan malam. “

“Tidak makan ? “ Dion mengerutkan dahinya sedikit : “Kenapa ? “

“Aku juga kurang jelas soal hal ini, sore tadi nona pulang dan langsung naik keatas, aku meneriakinya untuk makan makan malam yang sudah kusiapkan, tapi dia bilang dia tidak ingin makan dan tidak turun kebawah. “

Berpikir sebentar, dia menganggukan kepalanya tanda mengerti.

Melangkah keatas dengan cepat, membuka pintu kamar, dan dia langsung melihat wanita itu berbaring di atas tempat tidur, dia melangkah dengan pelan, berjalan dengan tenang dan berbaring miring di sampingnya bertanya : “masih pagi sudah mau tidur ? “

Kelly sebenarnya sudah ingin tidur, tapi tidak bisa tidur sama sekali, dari tadi dalam kondisi setengah tidur setengah sadar.

Dia membalikkan badan dan membuka matanya, menatap pria di depannya dan berkata : “Kamu ingin bertanya padaku kan, kenapa hari ini tidak menunggumu ? “

Dion menggaruk dan memanjakan hidungnya : “bodoh, kamu pikir aku ingin kamu menungguku tiap hari ? kalau bisa, aku tidak ingin kamu menungguku, dan lebih tidak ingin membuatmu menunggu. “

“Sebenarnya menunggumu sesekali itu tidak apa – apa, pria itu harus berkeliling jauh untuk mencari nafkah, aku akan mengerti, hanya saja….“

Dia menggit bibirnya dan menekankan : “jangan membuatku menunggu terlalu lama. “

Dion tertawa : “Aku ini bukankah sudah pulang dengan cepat. “ Dalam genggaman tangannya, dia menyodorkan satu tas plastik kedepannya : “puff kesukaanmu, aku mengelilingi hampir satu kota untuk membelinya, kalau tersentuh, kamu harus menghabiskanya. “

Kelly mengambilnya dan dengan nada yang puas menjawab : “Baik. “

“Kenapa tidak makan malam ? “

Melihatnya makan, tidak bisa tidak bertanya satu pertanyaan.

“Saat itu aku tidak lapar. “

“Sekarang lapar ? “

“Iya. “

Dion mendesah, dengan hati yang sakit memegang tangannya : “kalu kamu tidak suka aku berkumpul sosial, aku tidak akan pergi, atau tidak, bagaimana pada saat kumpul sosial kamu ikut denganku ? “

“Tidak usah, aku bukan tidak suka kamu ikut perkumpulan sosial. “

“Jadi kenapa kamu mogok makan? “

Kelly terkejut dan matanya terbuka lebar, tidak tahu harus menangis atau tertawa : “Kamu terlalu berlebihan, Aku tidak mogok makan, tidak makan sekali itu tidak bisa mati, kalau tiga hari tidak makan itu baru mogok makan….“

“Kamu pikir aku tidak tahu kalau perasaanmu sedang tidak baik ? “

“Baiklah, perasaanku memang sedikit tidak baik. “

“Kenapa ? “

“Karena….“ Kata – kata itu sudah diujung mulut, tapi dia berpikir kembali : “sudahlah, aku tidak apa – apa. “

Sebenarnya dia ingin mengatakan apa yang Celestia katakan, tapi dia merasa kalau dikatakan akan bertengkar, lagipula Celestia juga lagi mabuk, dalam keadaan mabuk yang dibilang tidak boleh dianggap serius.

“Tidak boleh, harus bilang. “

“Tidak ada, jangan ditanya lagi, mandilah. “

Kelly melambaikan tangannya, menurunkan kepalanya dan memakan puffnya.

Dion masuk ke kamar mandi dan keluar lagi, dia merasa sedikit tidak tenang : “Kelly, kamu ingin mengatakan sesuatu padaku kan ? “

Ya Tuhan, dia kalah, Kelly mengangkat kepalanya, dengan pasti menekankan : “ Aku tidak ingin mengatakan apa – apa, aku sedang makan, jangan bicara denganku, terima kasih atas kerja samanya. “

Malah berbicara dengan nada sopan, Dion mengulurkan tangannya dan mengangkat dagunya : “Bilang atau tidak ? “

Berdasarkan pengalaman yang sudah dialami, jika dia terus bilang tidak, maka Dion pasti tetap akan memaksanya. Dan dibawah pemaksaannya, Kelly hanya bisa menyerah.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu