Cinta Di Balik Awan - Bab 422 Terlalu Kelewatan

"Terlalu kelewatan, menumpahkan kopi yang begitu panas ke tangan tamu. Kalian ingin menghancurkan papan nama sendiri ya?"

Stanley menepuk meja dengan marah, wajah pelayan itu pun mejadi semakin pucat. Selain meminta maaf dengan tulus, pelayan itu hampir saja berlutut kepada Kelly.

Leheon berjalan kemari dan memegang tangan Kelly yang terluka: "Jangan hanya meminta maaf, cepat pergi mengambil obat"

"Baik, baik. aku akan segera mengambilnya"

Pelayan segera keluar dari ruangan, Leheon memeriksa tangan Kelly yang membengkak dengan tatapan serius yang dipenuhi perhatian. Ekspresi Stanley berubah tetapi dia tidak menghentikan Leheon, sementara paman keempat dan kelima memeluk suasana sati menonton drama, satunya menatap kepada Kelly, satunya lagi melihat kepada Dion. Mereka ingin melihat apakah kedua orang ini akan mengadakan kontak mata.

Pelayan kembali dengan obat, Leheon menaruh sedikit obat di tangan Kelly. Pada saat dia ingin menyeka obat dengan jarinya, Kelly langsung menarik balik tangannya dan berkata: "Aku sendiri yang buat saja"

Kelly tahu mereka ini sedang akting, dia tidak ingin Dion merasa sakit hati, Dion melihat tangan dia terluka dan harus berpura-pura tidka peduli, hal ini sudah sangat kejam. Kalau Dion melihat pria lain membantu Kelly memakai obat lagi, dia akan merasa semakin sakit hati. Kelly tidak tega membuat Dion sakit hati, meskipun dia juga merasa sakit hati tadi setelah melihat Limo memegang tangan Dion.

"Jangan memaksa diri"

Leheon menarik tangan Kelly lagi dan mengeratkan pegangannya untuk menghindari Kelly menarik balik tanganya lagi, kemudian dia pun memakai obat ke tangan Kelly dengan lembut.

Suasana di dalam ruangan tiba-tiba terasa aneh, setiap orang memeluk pemikiran yang berbeda. Meskipun ekspresi Dion terlihat dingin, tetapi Kelly bisa merasakan bahwa tubuhnya gemetar.

Setelah Leheon selesai menyeka obat, Kelly pun berdiri dan berkata: "Aku pergi ke toilet sebentar"

Kelly pergi ke toilet untuk waktu yang sangat lama. Sebenarnya dia berdiri di samping wastafel kamar mandi untuk menarik nafas panjang, kondisi tadi benar-benar sangat bahaya. Dion hampir saja berdiri secara refleks, untungnya reaksi Kelly cukup tenang dan sempat menghentikannya, kalau tidak jebakan Stanley sudah berhasil.

Suara langkah kaki di belakangnya menarik Kelly kembali ke realitas, Kelly menyalakan keran air dan mulai menggosok tangannya dengan lembut.

Tiba-tiba, sebuah tangan mematikan keran air.

Kelly mengangkat kepalanya, melihat itu Leheon, dia bertanya dengan tidak senang: "Kenapa mematikan airku?"

Leheon menghela nafas panjang dan menunjuk lengan Kelly: "Kalaupun kamu tidak ingin aku membantu kamu memakai obat, kamu juga tidak perlu sengaja datang ke sini untuk membersihkannya"

Kelly terasa kaget, pada saat itu dia baru teringat bahwa tangannya sudah memakai obat tadi. Tiba-tiba Kelly merasa agak canggung dan tidak tahu harus berkata apa.

"Menurut kamu, aku itu orang yang bagaimana?" Leheon tiba-tiba bertanya.

"Tidak ada bagaimana" Kelly menjawab.

"Benar, bersikap emosional dengan orang seperti aku, apakah itu layak?"

"Aku tidak ada....."

"Tidak bersikap emosional dengan aku? Atau mataku yang salah? Kalaupun mataku bermasalah tadi, air di atas lenganmu masih belum kering"

Kelly tidak tahu harus berkata apa, dia berkata dengan wajah memerah: "Tidak jelas" Sebelum berjalan keluar dari kamar mandi.

Sebelum Kelly sempat berjalan 2 langkah, Leheon tiba-tiba menahan lengannya, Kelly bertanya tanpa menoleh ke belakang: "Kamu mau buat apa?"

"Dia tidak amnesia kan?"

Satu kalimat ini terasa seperti bom yang meledak membuat Kelly terasa pusing, dia berusaha menahan perasaan panik di dalam hatinya dan berkata dengan gugup: "Kamu... jangan sembarang berkata di sini"

"Kamu paling tahu kalau aku sembarang berkata atau tidak"

Leheon menatap ke Kelly dengan tatapan yang pasti, Kelly tidak bisa mengingat dia bagian mana yang dia berperilaku tidak wajar sampai membuat Leheon menyadarinya.

"Aku juga berharap dia tidak mengalami amnesia. Tetapi faktanya, dia benar-benar mengalami amnesia!"

Kelly mendorong lengan Leheon, tetapi tenaganya terlalu kuat. Kelly tidak bisa berhasil dan hal ini membuat Kelly berteriak dengan marah: "Lepaskan aku!"

"Meskipun dia bisa membohongi semua orang, dia tidak akan bisa membohongi aku. Karena tatapan dia memancarkan cahaya yang sama dengan aku, tatapan itu adalah tatapan yang berisi cinta tersembunyi terhadap seorang wanita"

Kelly melamun sejenak sebelum berkata dengan cemas dan malu: "Leheon, lepaskan aku. Dulu di Bei Jing bukannya kamu telah berkata kalau kita bertemu lagi kamu tidak akan memiliki perasaan terhadap aku lagi?"

"Iya, aku pernah mengatakan itu. Aku juga berharap aku bisa menuruti perjanjian itu, sayangnya aku terlalu memandang tinggi diriku. Meskipun kamu tidak pernah menatap aku secara serius, tatapan aku tetap hanya bisa melihat kamu"

"Apakah kamu tidak merasa berkata seperti ini pada sekarang sangat menghina? Sambil menghancurkan hidupku dengan ayahmu, kamu mengatakan kata-kata seperti ini kepada aku. Sejak kapan kamu juga berubah menjadi begitu munafik?"

"Aku tidak merasa aku munafik, kalaupun kamu merasa aku munafik, yang munafik itu juga identitas aku, bukan orang aku. Meskipun begitu, di hadapan kamu aku tetap tidak merasa bersalah"

Tidak merasa bersalah? Kelly tertawa dengan dingin: "Kalau begitu kamu terus mengikuti ayahmu yang jahat melakukan hal yang mengotori hati nurani saja!"

Kelly meliriknya dengan marah, dia berpura balik badan dan berjalan dengan cepat dan suara Leheon berdering dari belakang: "Kamu tidak takut aku menyebarkan perilaku Dion berpura-pura amnesia?"

"Terserah kamu. Kalau kamu bisa, aku akan sangat berterima kasih!"

Setelah melewati begitu banyak hal, Kelly tidak akan percaya kepada Leheon lagi. Dia tidak percaya Leheon benar-benar menyadari sesuatu.

"Kamu benar-benar sama sekali tidak berubah, masih sama seperti dulu. Padahal merasa pani di dalam hati, tetapi masih berpura-pura tenang"

"Jangan berkata sampai seolah-olah kamu sangat mengerti aku. Aku sama sekali tidak dekat dengan kamu!"

"Tenang saja, aku tidak akan mengatakannya"

Kelly menghentikan langkah kakinya dan melihat Leheon dengan tatapan meragu, "Kamu sedang merencanakan apa lagi?"

"Aku bisa merencanakan apa? Banyak. Hanya saja karena kamu, tanganku terasa seperti terikat, ada banyak saat aku sama sekali tidak bisa bergerak. Tidak peduli kamu mengaku atau tidak, hari ini aku akan menganggap aku tidak melihat apa pun, kalau kamu merasa terima kasih kepada aku, tolong ingat, mataku itu sudah terpejam banyak kali demi kamu"

Kelly kembali ke ruangan dengan suasana hati cemas, berpikir tentang kata-kata Leheon, tiba-tiba dia merasa tidak mengenalnya. Beberapa perilaku dan kata-kata Leheon sama seperti orangnya, membuat orang merasa bingung.

"Kelly, kamu sedang berpikir apa? Tidak menyadari Dion sudah pulang?"

Setelah pengingatan Stanley, Kelly baru menyadari Dion dan Limo sudah tidak berada di tempat. Dia merapikan kondisi dirinya dengan cepat dan menggunakan ekspresi terbaik untuk membingungkan tatapan musuh.

"Kapan mereka pulang?"

Air mata Kelly sedang berputar di matanya, dia memaksa dirinya untuk tidak menangis. Ekspresi sedih seperti membuat orang yang melihat merasa kasihan kepadanya.

"Sudah lumayan lama. Jangan terlalu sedih, ingatan dia pasti akan kembali"

"Bagaimana kalau ingatannya kembali? Takutnya orang yang dia cintai sudah berbeda"

Kelly berdiri dengan wajah sedih: "Aku pulang dulu, kepalaku terasa sakit"

"Baik, pualng saja. Jangan berpikir terlalu banyak, istirahat dengan baik"

"Iya"

Kelly berputar balik badannya dan berjalan ke arah pintu, kebetulan dia berpapasan dengan Leheon yang kembali dari kamar mandi. Mereka saling menatap kepada sesama dengan tatapan dalam, kemudian berjalan melewati sesama seperti orang asing....

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu