Cinta Di Balik Awan - Bab 173 Besok Datang Lagi

Dua jam kemudian, dia dan Jesan bersembunyi di kegelapan, melihat dengan teliti satu per satu karyawan Departemen yang datang bekerja, tapi tepat pada saat ini, HP-nya berdering, dan ini panggilan dari Kelly.

“Ada apa, Kelly?”

“Nanti waktu kamu pulang tolong sekalian belikan aku dua roti ya.”

“Oh baik.”

“Terus kamu kapan pulang?”

“Sebentar lagi.”

Baru saja selesai bicara, Jesan sudah teriak kencang:” Dion, lihat itu, itu Bibi Melvi, Bibi Melvi!”

Karena suaranya terlalu kencang, bukan hanya Kelly yang bisa mendengarnya, bahkan Bibi Melvi juga mendengarnya, dia menoleh dengan penasaran, melihat orang di kegelapan, wajahnya langsung berubah hitam,

“Eii? Kamu bersama dengan Jesan?”

Tanya Kelly penuh amarah.

“Iya, sekarang aku ada hal penting tidak bicara dengan kamu dulu.”

Dion langsung mematikan telepon, dan pergi mengejarnya.

Meskipun reaksinya cepat, tapi dalam sekejap Melvi sudah melarikan diri.

Melihat beberapa pekerja yang ada didepan, Dion memaki kata-kata kasar, bahkan Jesan lebih marah, hanya saja yang dia kesalkan adalah karena Kelly.

“Dasar daritadi tidak mau telepon, celakai kita berdua menunggu dua jam sia-sia.”

Saat pria didepannya memandang Jesan, dia segera menutup mulutnya.

“Ayo pergi, besok datang lagi.”

Dion langsung pergi tempat parkiran mobil, dan diikuti Jesan dari belakang dengan tergesa-gesa, sebenarnya hatinya berterima kasih pada Kelly, setidaknya karena teleponnya, besok dia masih bisa bertemu dengan Dion.

Sebelum mengendarai mobil ke pegunungan, dia melewati sebuah toko, lalu teringat dengan pesanan Kelly.

Dia menghentikan mobil, lalu berjalan masuk kedalam, tapi dia malah lupa menanyakan brand yang dia sukai, alhasil dia mengambil setiap brand.

Seperti setiap malam dia menunggunya dengan tenang duduk di ayunan, bergoyang kesana dan kemari.

Hanya saja malam ini, entah kenapa hatinya sedikit kecewa.

“Kelly.”

Dion berjalan ke sampingnya, dan mengecup keningnya.

“Sudah kembali?”

“Ya, sudah kembali, tidak sabar ya?”

“Biasa saja”. Kelly melompat kegirangan: “Mana roti ku.”

“Aku tidak tahu kamu suka yang mana, jadi kubelikan semuanya.”

Dia menyerahkan sekantong plastik berisikan roti, mentega, sandwich dan kismis.

“Roti!!!!”

Kelly kesal, dan mengatakan dengan panik:” Yang kumau roti itu, bukan roti ini!”

“Roti yang mana?”

Dion masih belum mengerti, terlebih dia seorang laki-laki.

“Itu lho yang dipakai untuk menstruasi!”

“......Pembalut?”

“Iya!”

……

Dia menyuruhnya yang notabene seorang Presdir Perusahaan besar membeli pembalut?

“Kenapa kamu tidak bilang dengan jelas?”

“Kukira kamu mengerti.”

“Bagaimana aku mengerti, aku tidak pernah membelinya.”

Dion mengeluarkan HP dan tersenyum: “Sudah, jangan marah, aku suruh orang pergi beli.”

“Tidak usah.”

Dia mencemberutkan mulutnya, dan melototinya.

“Kenapa kamu bisa bersama dengan Jesan?”

“Ayo, keatas kujelaskan padamu.”

Dion menceritakan petunjuk yang diberikan Jesan, termasuk mereka berdua yang berjongkok mencari Bibi Melvi, tapi dia malah berhasil melarikan diri, dia menceritakannya sangat detail bahkan satu katapun tidak kurang.

“Jadi, besok kamu masih mau pergi bersama dengannya?”

“Ehn.”

Beberapa hari yang lalu diacara yang diadakan Stanley, Jesan mengatakan kata-kata yang tidak enak didengar, hati Kelly kesal, tapi Dion malah tidak mengatakan apapun.

Dion tidak mengatakannya bukan berarti dia tidak bisa melihatnya, dia merangkul bahunya, dan menenangkannya: “Tenang, selama aku bisa menyelidiki kebenaran waktu itu, aku tidak akan ada hubungan lagi dengan Jesan.”

Di malam hari, cahaya bulan menyinari tempat tidur melalui tirai yang ditiup angin, Kelly memandang wajah Dion yang tertidur di bawah sinar bulan, dan ada semacam perasaan tidak nyata.

Tapi lengannya begitu nyata, pelukannya begitu hangat, detak jantungnya begitu tenang dan kuat, semua ini menyatakan mereka sedang bersama.

Tapi kenapa, dia merasa tidak tenang?

Hari berikutnya Dion dan Jesan kembali lagi ke pabrik tekstil Amber, hasilnya nihil, Melvi tidak datang bekerja.

Selama tiga hari berturut-turut mereka berjongkok, dan tidak mendapatkan hasil.

Lalu mereka mencari koodinator, memeriksa nama karyawan, dan menemukan nama lain dari Melvi yaitu: Melisa Rotlen.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu