Cinta Di Balik Awan - Bab 358 Selamatkan Ibuku

Wanwan ngos-ngosan, sambil terisak, Dion sempat tertegun beberapa saat, sesudah itu dia langsung menggendong Wanwan dan berlari ke lantai enam.

Ketika Dion tiba, pria itu sudah berhasil merebut pisau yang dipegang oleh Kelly, dan menarik rambut Kelly, mencoba menyeretnya keluar.

Pada saat itu, darah Dion sudah naik sampai ke ubun-ubun, Sebuah tinju menghantam wajah pria itu, Tidak peduli seberapa besar tubuh pria itu, dia tetap bukan lawannya Dion. Pria itu ditekan di lantai tak berkutik, setelah itu Dion menghujani pria itu dengan tinju yang bertubi-tubi, sesaat kemudian, Wajah pria itu sudah bersimbah darah…….

Wanwan bersembunyi di pelukan ibunya, menggigil ketakutan, suara tangisannya sudah terdengar serak. Dion menatap Wanwan, Ketika hendak berjalan kearah anak itu, Tiba-tiba, pria yang berbaring di lantai mengangkat pisau buah di tangannya seperti orang gila, Kelly berteriak : “Hati-hati!!!”

Walaupun Dion sempat menghindar, tapi bahunya tetap tergores pisau.

Darah merah mengalir membasahi kemeja putihnya, Dion sangat marah dan meninju wajah pria itu dengan keras, membuat pria itu benar-benar tidak sadarkan diri lagi.

Kelly mencoba berdiri walaupun masih gemetaran, bergegas meraih telepon dan menekan nomor 110.

Lima belas menit kemudian, polisi datang dan membawa orang gila itu pergi. Kelly dan Dion juga ikut pergi ke kantor polisi.

Setelah menyelesaikan berita acara pemeriksaan, menurut informasi dari polisi, pria itu adalah penguntit, Dia telah mengikuti beberapa wanita lajang sebelumnya dan teridentifikasi memiliki masalah mental. Kali ini, dia sempat melarikan diri dari rumah sakit jiwa, selama dua hari menghilang, ternyata dia bersembunyi di rumah Kelly.

Keluar dari kantor polisi sudah jam dua subuh, Meskipun penjahat itu telah ditahan, Kelly masih sedikit ketakutan, Kelly tidak habis pikir, bagaimana orang gila itu bisa berada di dalam rumahnya. Ketika mobil melaju masuk ke gerbang komplek, Dion melihat Kelly mengerutkan kening, lalu membawanya ke kantor penjaga keamanan komplek dan memeriksa video pengawasan cctv selama beberapa hari terakhir.

Tidak ada yang aneh dalam dua hari pertama, Hari ketiga, tadi malam, video pengawasan memperlihatkan pada saat Wanwan membuka pintu untuk keluar, Begitu Wanwan pergi, terlihat ada orang yang menyelinap masuk ke rumah mereka, orang itu adalah pria gila yang ditemui Kelly semalam.

Pada saat itu, Kelly sedang mandi di dalam kamar mandi, Wanwan buka pintu terburu-buru, Pada saat itulah pria itu menyelinap masuk ke rumah mereka dan mencari tempat untuk bersembunyi.

Setelah menonton video itu, Kelly merenung dan berpikir keras. Dion terkejut dan bertanya : “Apakah kamu mencurigai aku?”

“Mencurigai apa?”

“Mencurigai kalau aku yang sengaja mengatur orang itu untuk mendapatkan hati kamu dan Wanwan?”

Kelly menatapnya dengan tatapan penuh arti: “Aku tidak berpikir begitu, jadi kamu tidak perlu merasa bersalah.”

“Merasa bersalah?”

Dion tak berdaya, menghela nafas panjang dan berjalan pergi.

Kelly membawa Wanwan pulang dan mengunci pintu dengan erat. Dia

ketakutan dan tidak berani tidur sendirian, Dia membawa putrinya ke kamarnya dan menghiburnya lama sampai akhirnya tertidur.

Waktu sudah hampir pagi, Kelly tetap tidak bisa tidur. Dia bangkit dan keluar dari kamar, Dia membersihkan ruang tamu yang masih berantakan, Melihat noda darah di lantai, dia memikirkan bahu Dion yang tergores, tidak tahu apakah Dion sudah memakai obat atau belum, Dia menggelengkan kepalanya dan mengatakan pada dirinya sendiri bahwa Dion bukan anak kecil lagi dan tidak perlu orang lain mengkhawatirkannya.

Setelah membersihkan semuanya, Kelly berdiri di depan jendela. Selain kepanikan yang masih tersisa, perasaannya sekarang tampaknya bercampur dengan sesuatu yang lain, menggantung di udara, dan tidak bisa disingkirkannya.

Kelly menutup mata, masih terbayang ketika Dion menoleh, Bahu kiri terluka dan berdarah, cedera itu karena menolong mereka, Jika mengabaikannya seperti ini, bukankah itu terkesan tidak manusiawi?

Kelly menutup jendela dan berjalan mondar mandir di ruang tamu. Untuk sesaat, dia tidak bisa membuat keputusan dalam benaknya, Dia ingin melihat lukanya, tapi dia khawatir itu akan membuat mereka makin terikat dan tidak bisa lepas, Tetapi jika tidak, dia tetap merasa gelisah, plin plan selama setengah jam. Akhirnya, perilakunya mengalahkan kemauannya, Dia mengambil kotak obat dan pergi ke lantai sembilan.

Setelah membunyikan bel pintu, menunggu lama dan tidak ada tanggapan, Kelly pikir Dion mungkin sudah tertidur, Ketika hendak Kembali kerumah, pintu terbuka.

Pandangan mereka beradu, tetapi untuk sesaat, mereka hanya terdiam, suasana menjadi agak canggung, Kelly membuka mulutnya terlebih dahulu: “Lukanya sudah diobati belum?”

“Siapa yang bantu aku obati?” Dion bertanya.

Kelly berkata dengan tenang: “Kamu sendiri emangnya tidak bisa?”

“Luka di bahu, bukan di perut, aku mana bisa mencapainya.”

Melihat ada kotak obat di tangannya Kelly, matanya Dion berkedip karena terkejut sekaligus senang, dan Dion mundur sedikit, memberi isyarat pada

Kelly untuk masuk kedalam.

Kelly meletakkan kotak obat di atas meja teh dan melihat setumpuk puntung rokok di asbak meja teh. Dia tertegun sejenak, tidak mengatakan apa-apa, lalu pergi ke kamar mandi dan membawa baskom berisi air bersih, Dia menunjuk

ke sofa : “Duduklah.”

Dion duduk, membuka kancing kemejanya, sebagian besar bahunya yang kekar dan berisi, tergores cukup dalam dan menyisakan darah kering di seluruh tulang punggungnya. Kelly mengerutkan kening, peras handuk yang sudah direndam ke dalam air bersih, menyeka dan membersihkan darah kering di dekat luka. Gerakannya sangat lembut, Ujung jarinya Kelly menyentuh kulitnya, punggungnya Dion langsung tegak, bukan karena sakit, tetapi karena terlalu peka.

“Kamu terluka karena aku dan Wanwan, jadi jangan pikirkan hal lainnya.”

Kelly merasakan kekakuan tubuhnya, dan matanya Dion juga berbinar, Kelly langsung menjelaskan tujuannya datang ke sini.

“Aku tahu kamu sangat membenciku, Aku mana berani mengharapkan kamu akan perhatian padaku.”

“Baguslah kalau tahu” Kelly menarik napas lega dan melanjutkan membersihkan lukanya.

“Apakah Wanwan sudah tidur?”

“Sudah..”

“Apakah pintunya sudah terkunci?”

“Sudah….”

“Apakah kamu terluka?”

“Tidak…”

“Lainkali harus hati-hati, dan lebih memperhatikan orang-orang yang mencurigakan di sekitar kamu.”

“Ya, aku mengerti.”

Percakapan mereka seperti sesi tanya jawab, kaku sekali seperti petugas sedang menginterogasi penjahat yang tertangkap, Dion menghela nafas dan berkata dengan lembut, "Ini sudah ketiga kalinya kamu kamu bantu aku membersihkan luka."

Kelly ingat, waktu pertama kali, tapi itu sudah berlalu berapa lama? Entah kenapa, dalam ingatannya, terasa sudah sangat lama sekali……

“Jika kamu dapat membersihkan setiap kali aku terluka, aku bersedia terluka terus seumur hidup, bahkan sampai bekas luka memenuhi tubuhku sampai tidak ada kulit yang halus lagi ditubuhku.”

“Jika kamu waktu itu tidak menyerah padaku, aku akan selalu berada di sisimu. Kamu tidak perlu menggunakan cara ini.”

Kelly dengan tenang menjawab, Dion terdiam. Hingga sekarang, Dion tidak bisa mengatakannya lagi, sebenarnya Kelly yang menyerah, Jika bukan karena dia yang menyerah, putrinya tidak akan hidup di dunia hingga hari ini.

Hutangnya terlalu banyak, Dion tidak akan mencoba mencari alasan untuk mengabaikan semua itu.

“Sudah selesai.”

Setelah selesai, Kelly membereskan dan meletakkan kembali obat di atas meja teh ke dalam kotak obat, mengambil kemejanya yang berlumuran darah di lantai, dan berjalan ke kamar mandi.

Dion mengikuti dan melihat Kelly berjongkok di lantai membersihkan pakaiannya. Dion berkata dengan lembut: “Pakai saja mesin cuci.”

“Cuci pakai tangan lebih bersih.”

Kelly tidak mendongak, nada suaranya ringan, Dion berdiri sebentar, lalu berbalik kembali ke ruang tamu.

Kelly sehabis mencuci pakaian dan keluar dari kamar mandi. Dion sedang berbaring di sofa dan tertidur dengan telanjang dada dan tidak mengenakan apa-apa.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu