Cinta Di Balik Awan - Bab 137 Kotak Pandora

HP Kelly terus disembunyikan ayahnya, sehingga dia tidak dapat menerima panggilan.

Dua hari berturut-turut, ditelepon nomor yang sama, kedua orang tua Kelly sepakat, menggunakan identitas putri mereka untuk mengirimkan pesan.

Di ujung samudera lainnya, Dion yang menerima pesan, seluruh tubuhnya membeku.

Maxim bertanya: “Presiden Dion, apa yang dia katakan? “

“Lihatlah sendiri. “

Dion melemparkan telepon padanya, dia membaca kalimat singkat: “Aku akan menikah, tolong jangan ganggu kehidupanku lagi. “

“Sepertinya nona Kelly benar-benar salah paham pada kamu. “

“Segera belikan tiket, aku mau kembali ke China, semakin cepat semakin bagus! “

Dion memerintah dengan suara dingin, dia mengerutkan kedua alis yang menunjukkan pikiran kalutnya dan kebingungannya.

Sore keesokan harinya, Kelly membantu ayahnya membereskan piring, ada seorang wanita gemuk masuk, dan bertanya dengan suara lantang: “Pangsit toko ini bisa delivery tidak? “

Dian menjawab: “bisa, mau diantarkan kemana? Kalau terlalu jauh tidak bisa delivery. “

“Tidak jauh, hotel di depan sana“

Wanita gemuk itu menunjuk ke Holiday Hotel, yang berjarak 500 meter di depan.

Bisa, mau berapa banyak?

Lima porsi.

Siap.

Dian berbalik badan memasak pangsit, wanita gemuk itu langsung keluar, saat melewati depan Kelly, dia berbisik: “ada orang yang ingin menemuimu. “

Tanpa menunggu dia merespon, dia sudah berjalan jauh, setiap langkahnya, menggoyang lemak yang ada ditubuhnya, hati Kelly juga ikut bergetar.

Dian selesai membungkus pangsit, dan bersiap-siap untuk mengantarkan pesanan, putrinya jalan kedepan: “Pa, biarkan aku yang mengantarnya. “

Dia berlari ke depan sejauh 500 meter, meskipun tidak tahu siapa yang akan dia temui, hatinya memiliki harapan yang samar.

Sesampai di Holiday Hotel, wanita gemuk itu menemuinya, tersenyum dengan canggung: “lantai dua, kamar No. 13. “

Kelly naik keatas, berdiri di depan kamar No.13, tangannya bergantung diudara, untuk waktu yang sangat lama.

akhirnya, dia memberanikan diri, mengetuk pintu, dan melihat orang yang ingin dia temui, seperti, membuka kotak pandora yang legendaris......

Dalam sekejap kedua pasang mata saling menatap, tak lekang oleh waktu, sampai dia memaksanya masuk ke dalam pelukannya, hatinya yang sudah mati, perlahan mulai bangkit.

“Akhirnya aku melihatmu ... “

Dion berbisik ditelinganya mengatakan sekata demi sekata.

“Kenapa masih mencariku? “

Awalnya, mengira melihat Dion kembali, Kelly akan membencinya, memarahinya, dan akan meninggalkannya tanpa kembali, sampai saat ini, dia benar-benar melihat Dion, dia baru tahu, perasaan dia pada Dion selain cinta, sama sekali tidak ada benci.

“Kelly, apa kamu sedang menyalahkanku? “

Dia sangat ingin menganggukkan kepala, tapi dimulutnya malah mengatakan: “ tidak. “

“Matamu memberitahuku, kamu berbohong. “

Dion menyentuh wajah Kelly: “semua yang terjadi hanya salah paham, aku bisa menjelaskannya padamu. “

“Tidak perlu. Aku percaya padamu. “

Dia tidak bertanya apa-apa, karena dia percaya, semua yang dilakukan Dion, pasti ada alasannya.

Dia terus dan terus, percaya pada Dion seperti ini.

“Kalau percaya padaku, ikut aku kembali oke? “

Dia diam cukup lama, dan menggelengkan kepala: “maaf, Zurich, aku tidak akan kembali lagi kesana. “

“Kenapa? “

“Karena, aku tidak ingin mengambil risiko lagi. “

Kelly berbalik badan menahan dirinya yang ingin menangis: “Resiko paling besar didunia ini, adalah mencintai seseorang, karena kamu tidak pernah tahu, mencintai dengan sepenuh hati, pada akhirnya apa yang akan kamu dapatkan. “

“Lalu apakah kamu siap melepaskan perasaan kita? “

Dion bertanya dengan hati yang sakit, seluruh tubuhnya, sedikit bergetar.