Cinta Di Balik Awan - Bab 433 Terpisah Di Dua Alam Berbeda

Kelly sudah mencari disemua tempat yang bisa dicarinya, Maxim, Mulan dan Celestia juga berpencar untuk mencari, operasa dilakukan jam 10.00, waktu yang tersisa kurang dari dua jam sebelum operasi dimulai, tidak dapat menemukan Dion di saat ini, bisa dibayangkan semua sudah panik hingga jadi apa.

Di saat kelly sudah cemas hingga hampir gila, Kelly menerima telepon dari Limo, mengatakan kalau melihat Dion di tepi pantai.

Bergegas pergi ke sana, dari jauh sudah melihat Dion berdiri di batu terumbu yang terakhir kali digunakan Kelly untuk melompat ke laut, rongga mata Kelly panas, sekuat tenaga berlari ke arah Dion, dari belakang memeluk pinggang Dion erat-erat, sambil menangis mengeluhkan: “Sekarang kamu juga mulai belajar seperti diriku membuat orang khawatir terus ya?”

Dion memegang tangan yang melingkar di pinggangnya, penuh kebimbangan mengatakan: “Semalam memberimu jawaban yang begitu pasti, sebenarnya aku juga takut, takut akan melupakanmu, yang kamu katakan benar, aku hanya manusia bukan dewa, ada saatnya juga ada hal yang tidak sanggup aku lakukan, ikut bersamaku kamu sudah banyak menderita, tidak mudah sekarang semua kesulitan sudah berakhir, bagaimana aku tega membiarkanmu terus menderita……”

“Apakah kamu sudah tidak berencana operasi lagi? Apakah kamu sedang berencana berpisah denganku di dua alam yang berbeda?”

“Hanya ingin membiarkanmu menjalani sedikit hari bahagia, di saat aku masih bisa mengingatmu.”

“Kamu akan kehilangan nyawa jika begini, kamu bisa menunggu, aku bisa menunggu, waktu tidak akan menunggu, penyakit juga tidak akan menunggu!”

“Bagaimana jika lupa? Apakah kamu berani mengatakan bahwa semalam menangis hingga begitu sedih bukan karena takut aku akan melupakanmu?”

Kelly membalikkan badannya, menatap lurus matanya sambil berkata: “Iya, aku takut, tapi dibandingkan dengan takut kamu melupakanku, aku lebih takut tidak bisa bertemu denganmu lagi, bagimu, mungkin yang paling kamu takutkan adalah melupakanku, tapi bagi aku, yang paling ditakutkan adalah kehilangan dirimu, aku tidak takut kamu hilang ingatan, jika ingatan hilang bisa menggunakan waktu seumur hidup untuk membantumu mencari kembali ingatan, tapi jika dirimu yang hilang, maka semuanya sudah hilang, aku lebih rela hidup patah hati, juga tidak ingin kehilangan dirimu, pasti tidak ingin…….”

Dion juga dipengaruhi oleh semangatnya, langsung memeluknya dalam pelukan, menitikkan air mata sedih.

Sebelum waktu operasi tiba, akhirnya Kelly berhasil membawa Dion ke rumah sakit, Maxim dan kakak beradik keluarga Stenheim melihat mereka berdua, hati yang penuh kekhawatiran akhirnya bisa lebih tenang, satu per satu merasa lega seperti melepaskan beban berat.

Dion mengenakan pakaian operasi, berbaring di atas ranjang pasien, bersiap-siap dua puluh menit kemudian masuk ke dalam ruang operasi, pada saat ini pintu bangsal dibuka, Limo jalan masuk dengan ekspresi kuyu.

“Apakah aku bisa bicara beberapa kata dengan dia?”

Limo berdiri di depan ranjang pasien, menatap lurus ke kelly dan bertanya dengan suara pelan.

Kelly mengangguk, berdiri sambil mengatakan: “Aku keluar dulu.”

Kelly keluar dari kamar pasien, sekalian menutup pintu kamar, di luar Maxim dan rombongannya menunggu di lorong, Kelly berjalan ke arah mereka, tapi kedua kaki tiba-tiba lemas, hampir saja jatuh ke lantai, untung saja Giselle melihatnya dan bergegas lari ke depan memeluk Kelly, penuh perhatian mengatakan: “Kamu harus baik-baik jaga diri, jangan sampai tuan muda Stenheim sembuh, kamu malah sakit.”

“Eng, tidak apa-apa.”

Kelly memantapkan langkahnya, berjalan ke ujung lorong, langsung pergi ke bagian kebidanan dan ginekologi di lantai tiga.

Limo yang ada dalam kamar pasien, terus menatap Dion tanpa mengatakan sepatah kata pun, ekspresi di wajah dan di mata ada rasa sakit yang tak terlukiskan dengan kata-kata.

"Bukan perpisahan hidup dan mati, tidak harus sedih sampai seperti ini bukan?"

Dion berkata sambil bercanda.

Limo menghirup hidungnya, merenungkan sejenak, akhirnya baru bersuara mengatakan: "Kak Stenheim, aku ingin memberi tahu kamu sebuah rahasia dalam hatiku.”

“Oh? Rahasia apa?”

“Sebenarnya aku sudah lama menyukaimu, ketika pertama kali bertemu denganmu, malam yang gelap itu, di lorong yang gelap, sikap heroik kamu saat berkelahi dengan para preman itu, sudah masuk ke dalam hatiku.”

Dion terkejut hingga membelalakkan matanya, tidak berani mempercayainya dan bertanya: “Kamu menyukaiku?”

“Iya, kamu sangat terkejut bukan? Selama beberapa tahun ini aku tidak pernah menunjukkan sedikit pun rasa sukaku di hadapanmu, bukan karena aku tidak berani, melainkan takut, karena tahu di dalam hatimu selalu ada seseorang, jadi tidak berani mengatakannya, takut jika sudah mengatakannya, bahkan tidak bisa menjadi kakak dan adik, apa kamu masih ingat dulu pernah bertanya padaku, kenapa tidak berpacaran?”

Tentu saja Dion ingat, saat itu Limo menjawab sudah ada orang yang disukainya, hanya saja perlu menunggu, pada saat itu masih tidak mengerti, sekarang setelah mendengar pernyataannya, baru menyadarinya, ternyata orang yang ditunggu Limo adalah Dion.

“Awalnya berpikir walaupun cinta perlu tekad dan waktu yang panjang, seiring berjalannya waktu, suatu hari pasti akan sama seperti pasir di pantai terkubur dalam di hati, jadi selalu memberi tahu diri sendiri tunggu dulu, tunggu lagi, tapi tidak menyangka, tunggu sampai akhir, aku tidak berhasil mendapatkan orang yang aku tunggu, tapi orang yang kamu tunggu malah kembali, bisa dibayangkan, selama beberapa waktu itu, betapa sakitnya hatiku……”

Dion mengerutkan kening, merasa bersalah dan mengatakan: “Maaf.”

“Tidak perlu minta maaf padaku, kamu tidak bersalah padaku, hanya angan-anganku sendiri saja.”

Limo tersenyum dengan mata penuh air mata, “Awalnya berencana membiarkan rahasia ini terkubur seumur hidup, tapi mendengar setelah kamu operasi kemungkinan akan hilang ingatan, jadi tetap memutuskan mengatakannya sebelum kamu benar-benar melupakanku, jika maish tidak dikatakan maka kelak tidak akan ada kesempatan untuk mengatakannya lagi, sekarang sudah mengatakannya aku juga tidak ada penyesalan apa-apa lagi, tapi kamu tenang saja, aku mengatakan ini hanya tidak ingin meninggalkan penyesalan untuk diri sendiri, bukan berarti masih ada pemikiran lain.”

“Kamu bisa memperlakukan perasaan ini dengan benar, aku sangat senang.”

Dion dengan tulus menghela nafas, kata-kata Dion baru terlontarkan, pintu bangsal langsung terbuka, Kelly berjalan ke dalam: “Apakah masih belum selesai bicara? Waktu operasi sudah tiba.”

“Sudah selesai.”

Limo berdiri, tiba-tiba memegang tangan Kelly, kemudian memegang tangan Dion, lalu mempersatukan tangan mereka, mengucapkan berkat yang tulus dari dalam hati: “Kalian harus bahagia, pasti harus sangat bahagia.”

Setelah memberi restu langsung berbalik dan pergi, apakah menyerah sungguh semacam cinta lain? Menyerah sungguh semacam kebahagiaan lain? Lebih tepatnya dikatakan, menyerah adalah cara lain untuk memiliki! Diri sendiri mundur dengan menyedihkan, ini tidaklah hebat, melainkan dia sudah mengerti di antara menyerah atau tidak menyerah, perasaan tidak bisa dipaksakan, juga tidak akan didapatkan dengan pemaksaan, walaupun dia menggenggam erat-erat, apa yang bisa dipegangnya? Apakah luka, apakah penderitaan! Menggenggam tangan erat-erat, di dalam tidak ada apa pun, melepaskan tangan, mungkin dia akan menemukan semua yang menjadi miliknya.

Detik terakhir ketika Dion akan masuk ke dalam ruang operasi, Kelly mendekat ke samping telinganya dan berkata: “Kamu akan menjadi papa lagi, sudah melewatkan momen kelahiran satu anakmu, kali ini jangan sampai terlewatkan lagi, jadi harus keluar dengan sehat, paling bagus jangan sampai melupakanku, jika benar-benar tidak bisa mengingatnya juga tidak apa-apa, asalkan keluar dengan sehat sudah bagus.”

“Benarkah?”

Dion penuh kejutan dan kegembiraan memegang tangan Kelly, Kelly mengangguk: “Benar, ada di dalam sini.” Meletakkan tangan Dion ke perutnya: “Meskipun sekarang masih belum bisa merasakan sentuhanmu, tapi tunggu setelah agak besar, aku akan memberi tahu dia, papa mencintainya.”

“Terima kasih, Kelly, terima kasih padamu.”

Dion perlahan melepaskan tangan Kelly, Kelly merasa enggan dan terus berlari mengejarnya, “Masih ada lagi, hari ulang tahunku sudah hampir tiba, aku menunggumu merayakannya untukku, tidak apa-apa jika tidak menyiapkan kado, tapi dirimu pasti harus datang……”

Pintu ruang operasi ditutup tanpa berperasaan, Kelly dan Dion dipisahkan dengan kejam, dalam proses menunggu yang panjang, itu adalah proses yang lebih menyakitkan dan memilukan, di dalam benak penuh dengan pikiran yang tidak karuan, apakah Dion akan meninggal? Apakah akan menjadi koma terus? Apakah akan melupakan dia? Apakah akan……

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu