Cinta Di Balik Awan - Bab 188 Serigala Datang (1)

Di taman Wisteria yang tenang, menggema suara tawanya, kehidupan terkadang tidak memuaskan, hanya bisa berjuang keras untuk tidak memikirkannya.

Hari kedua sore hari Dion mendapat telepon dari pihak rumah sakit, yang menelepon adalah orang utusannya: "Tuan Dion, kemarin nona Jesan tidak makan seharian."

Dia mengerutkan alis, berbicara dengan suara dalam: "iya tahu."

"Sekarang bagaimana?"

"Terus awasi, besok laporkan lagi."

"Baik."

Setelah telepon dimatikan, dia bersadar lelah di kursi kantor, jari-jarinya yang ramping mencubit alisnya, dan jatuh dalam pikiran yang dalam.

Keesokan harinya, telepon dari rumah sakit datang lagi, Jesan masih tidak mau makan apapun, Dion membanting secangkir kopi, dia tahu dia sedang menguji kesabarannya, hatinya semakin kejam, biarkan mereka terus mengawasinya.

Sampai hari ketiga telepon yang sama datang kembali, dia sudah tidak bisa menahannya, lalu mengendarai mobil ke rumah sakit.

Berdiri di depan tempat tidur, memandang wajah kuning sekarat Jesan, dia marah: "Kamu begitu ingin mati ya?"

"Bukan urusanmu!"

"Sebenarnya kamu mau apa?"

"Hatimu tahu."

Dia meninju dinding rumah sakit:" Ok, kamu bangun dan makan, aku akan mempertimbangkan itu."

Jesan menatapnya dengan dingin:"Apa gunanya mempertimbangkan? Hasilnya tetap sama."

"Kamu jangan keterlaluan, sudah kubilang kupertimbangkan, setidaknya kamu ada harapan 50%, kalau membuatku marah, kamu sama sekali tidak ada harapan."

Dia menggerakkan bibirnya yang kering:" Kuberi kamu waktu mempertimbangkan, tiga hari kemudian, aku mau jawabannya, lebih baik kamu pertimbangkan baik-baik baru menjawabku, sekarang aku sudah sekarat, kamu satu-satunya kehendakku untuk bertahan hidup, kalau kamu tidak menyetujuinya, aku lebih baik mati, tidak perlu melewati hidup sadis seperti ini!"

Setelah keluar dari rumah sakit Dion kembali ke perusahaan, Maxim dengan wajah kusam menunjuk kantornya: "Yang paling sulit ditangani sudah datang."

"Siapa?"

"Nona besar."

Dia menggeleng tanpa daya, mendorong pintu.

"Adik keempat."

Mulan bangkit dari sofa: "Jesan tidak makan kamu tahu tidak?"

"Tahu?"

"Sudah tahu kenapa tidak mempedulikannya? Kamu lupa ya sekarang dia begini karena siapa?"

"Aku tidak lupa, aku sudah melihatnya, dia masih mau apa lagi?"

"Dia mengalami kecelakaan, kamu sudah pergi melihatnya?"

"Iya, aku tadi baru saja dari rumah sakit!"

Dion berjalan lelah ke kursi kerjanya: "Masih ada yang lain? Kalau tidak ada, keluar, aku mau kerja."

"Sekarang apa rencanamu? Bagaimana kamu menenangkan Jesan?"

"Bagaimana aku menenangkannya aku sendiri ada cara, kamu bisa tidak jangan begitu mengkhawatirkan masalah ini?"

Mulan menaikkan alisnya: "Bisakah aku tidak khawatir? Semenjak kemunculan Kelly, tidak ada satu hal pun yang bisa membuatku tidak khawatir, sewaktu dia meninggalkan Zurich, kalau kamu tidak membawanya kembali, dan menikah dengan Jesan, bukankah semuanya akan baik-baik saja? Mungkin saja sekarang kalian sudah punya anak! "

"Masalahku bisa kuselesaikan sendiri, tidak perlu kamu khawatirkan! Keluar, aku mau kerja."

"Kamu……"

Mulan tiba-tiba duduk di sofa menangis:" Kamu membuatku marah! Sekarang kamu sudah ada sayap, sudah hebat ya? Sewaktu ayah dan ibu baru meninggal, kamu lupa siapa yang menemanimu sepanjang hari siang dan malam, menemanimu melalui hari yang menyakitkan itu, sekarang lukamu sudah sembuh dan melupakan rasa sakitnya, demi wanita itu, kamu bahkan tidak mau menghormati aku sebagai kakakmu, kalau diganti dengan ayah dan ibu, apa kamu juga berani bersikap seperti ini?"

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu