Si Menantu Buta - Bab 381 Kisah Anggi

Anggi masih sama, hampir sama seperti saat Denny melihatnya kemarin. Dia masih gadis kecil, tapi dia berdandan lebih dewasa daripada Friska.

Pada saat ini, dia mengenakan pakaian bermerek mewah, dengan bulu mata palsu hitam dan panjang serta lipstik di bibirnya. Karena dia terluka dalam kecelakaan mobil kemarin, dia memiliki dua band-aids di wajahnya.

Denny tidak mengerti, bagaimana bisa gadis kecil ini yang semula sederhana dan cantik bisa berdandan seperti ini. Dia mengerling dan menatap Anggi, dia berpikir sejenak lalu melambaikan tangan pada Anggi.

Anggi menyunggingkan senyuman di wajahnya, langsung dengan cerdik menggendong Sakura dan berjalan di depannya.

“Apa kabar ibumu?” Denny mengeluarkan tisu wajah dari sakunya dan merapikan lipstik yang sedikit berantakan di mulut Anggi.

"Ibuku sangat baik, dia sangat merindukanmu," kata Anggi sambil tersenyum.

“Apakah ayahmu masih menghubungimu?” Denny menggulung tisu wajah yang bernoda lipstik dan memberikannya kepada pelayan yang sedang menunggu.

"Dia tidak menghubungi kami lagi. Ibuku membencinya, dan aku juga membencinya. Meski dia ingin menghubungi kami, kami tidak akan memerdulikannya." kata Anggi.

“Hari apa hari ini?” Denny berpikir sejenak dan bertanya.

"Hari rabu," kata Anggi.

“Apakah kamu tidak pergi ke sekolah?” Tanya Denny.

"..." Anggi tampak malu.

“Kamu bolos sekolah?” Tanya Denny.

"Paman Denny, aku adalah siswa seni sekarang, kami tidak memiliki banyak kelas," kata Anggi.

“Apa yang kamu pelajari?” Tanya Denny.

"Lukisan cat minyak," kata Anggi.

“Hm.” Denny menyalakan sebatang rokok dan melambaikan tangannya untuk meminta Anggi pergi bersama Sakura.

Paras Anggi sangat bagus, itu adalah tahun mudanya, dia memiliki tubuh yang unik untuk seorang gadis. Dia tidak tinggi, seharusnya kurang dari 160 cm. Dengan tubuh kurus yang menggendong Sakura yang putih dan gemuk, pemandangan anak yang lebih tua menggendong bayi perempuan ini terlihat sedikit lucu.

"Dia sangat baik pada Sakura." kata Denny sambil tersenyum.

“Dia menyukai Sakura, dan Sakura juga sangat menyukainya.” Friska berkata sambil tersenyum.

"Sangat bagus, banyak yang menyayangi Sakura sejak kecil, sayangnya meski Anggi sama marga denganku, tetapi dia bukan anggota keluargaku. Kamu seharusnya tahu bahwa aku sangat menyukai anak-anak, baik itu anak-anak dari keluarga Ye atau anak-anak dari keluarga Wang, aku sangat menyukainya. Anak-anak dari keluarga Wang menyukaiku. Setiap kali aku pulang, anak-anak itu terus menempeliku untuk bermain dengan mereka. Meskipun membosankan, tapi aku bersedia bermain bersama mereka. Jika Anggi adalah keponakanku, aku pasti akan merawatnya dengan baik." kata Denny.

"Kamu orang yang baik. Jika Anggi adalah keponakanmu, kamu pasti akan merawatnya dengan sangat baik." kata Friska.

"Hm, dia memanggilku paman. Jika aku beberapa tahun lebih tua darinya, aku akan menjadi ayahnya." kata Denny sambil tersenyum.

“Kamu sangat menyukai anak-anak, pasti kamu ingin punya banyak anak ‘kan?” Tanya Friska.

Denny melirik Friska setelah mendengar kata-katanya, dia tahu apa yang dimaksud Friska.

Ini adalah sinyal yang berbahaya.

Friska sedang menguji dia.

“Lumayan, semakin banyak uang yang aku hasilkan, tentu saja aku ingin semakin banyak orang di keluargaku yang membantuku membelanjakannya.” Denny tidak menyangkal pikiran di dalam benaknya.

“Kamu sekarang adalah presiden, dan identitasmu akhirnya meyakinkan ibuku.” Friska membuka percakapan tanpa meninggalkan jejak.

“Benarkah?” Tanya Denny.

"Ya," kata Friska.

Keduanya mengobrol sebentar. Sudah waktunya bagi Sakura untuk pergi tidur siang. Friska membawa Sakura kembali ke kamar untuk tidur.

Setelah Friska pergi, Anggi berjalan ke samping Denny. Dia duduk di samping Denny dengan sangat hati-hati dan memandang Denny dengan kekaguman dan rasa ingin tahu. "Paman Denny, aku dengar kamu adalah presiden, apakah aku boleh mewawancaraimu? Bagaimana perasaanmu tentang menjadi presiden? Apakah itu menyenangkan? Asalkan kamu melambaikan tangan, orang-orang akan mendengarkanmu?"

Anggi baru berusia enam belas tahun, suaranya masih kurang dewasa, dan nadanya juga kekanak-kanakan.

"Kamu terlalu banyak berpikir. Menjadi presiden sangat melelahkan," kata Denny.

"Aku dengar presiden di Alock dapat memiliki banyak istri. Apakah kamu mencari wanita di luar dengan memiliki Bibi Friska? kamu sangat kaya, apakah kamu memiliki banyak wanita?" Tanya Anggi.

“Kamu dengar dari siapa?” tanya Denny.

"Teman sekelas, mereka semua tahu banyak hal. Dan Bibi Nikita, dia sangat menyukaimu. Setiap kali kami membicarakanmu, dia akan bercerita banyak hal tentangmu." kata Anggi.

“Apakah kamu sering bersama dengan Nikita?” Tanya Denny.

"Hm, Bibi Nikita sangat baik padaku. Aku sering mengunjungi perusahaannya untuk bermain dengannya, dia sangat sibuk setiap saat, tetapi dia tidak pernah membenciku. Aku bisa melihat bahwa dia menyukaimu, dia menyayangi setiap orang yang berhubungan dengan orang yang dia sayangi. Karena dia menyukai kita berdua. Kamu terimalah Bibi Nikita, kurasa kalian adalah pasangan yang cocok."kata Anggi.

"Banyak bicara." kata Denny dengan dingin.

“Paman Denny, wajahmu merah, kamu juga menyukai Bibi Nikita ‘kan?” Anggi melihat perubahan pada ekspresi Denny, ia berkata sambil menyeringai.

"Nikita sepertinya tidak beda jauh darimu, kan? Mengapa kamu memanggil setiap orang yang kamu temui dengan sebutan paman dan bibi, apakah kami sangat tua?" Denny berpikir sejenak lalu bertanya.

"Kamu tua, karena kamu lebih tua dari aku, jadi aku memanggil bibi pada wanita-mu. Paman Denny, wanita yang kamu bawa kemarin sangat cantik, dia selingkuhanmu ‘kan?" seringai Anggi.

“Jangan bicara omong kosong,” wajah Denny berubah seketika.

“Katakan padaku, apakah dia selingkuhanmu?" Anggi hanya duduk di sofa Denny dan dekat dengan tubuh Denny sembari tersenyum sumringah.

“Kapan kamu menjadi sangat ceria?” Denny mengerutkan kening.

"Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku bertanya kepadamu, apakah dia selingkuhanmu? Jika kamu tidak memberi tahuku, aku akan bertanya kepada Bibi Friska." Anggi masih mengganggu

Denny, dan ia merangkul leher Denny sembari terus bertanya dengan seringai.

"Benar." kata Denny.

“Ternyata kamu sama seperti ayahku,”Anggi tampak terkejut.

"Aku berbeda dari ayahmu. Dia menggunakan penghasilan keluarga kalian dan berselingkuh di luar. Itu disebut sepatu rusak. Karina dan aku belum pernah mengorbankan apa pun bersama. Aku menghabiskan banyak uang untuknya, tetapi keluarganya juga memiliki banyak uang. dia sama sekali tidak peduli dengan uangku, itu hanya cinta sederhana di antara kita. Ayahmu berubah hati setelah memiliki seorang wanita dan memukuli istrinya. Aku tidak pukul, aku masih mencintai Friska."kata Denny.

“Lalu masih ada berapa banyak wanita yang kamu miliki?” Tanya Anggi.

Denny terpaku olehnya.

Dia spontan mengerutkan keningnya dan mulai menghitung dengan jari tangannya. Tanpa sadar, dia sudah berhubungan dengan banyak gadis.

“Sebanyak itu?” Anggi tercengang menatapnya.

"Selain Karina, hanya ada Tyas." kata Denny.

"Kamu berbohong padaku," kata Anggi.

"Sungguh, aku hanya memiliki pikiran yang buruk akhir-akhir ini. Kamu tiba-tiba bertanya dan membuatku bingung. Terlepas dari Friska, aku hanya memiliki dua wanita, Tyas dan Karina." Denny mengecualikan Kawada dan Monica yang pernah berhubungan dengannya.

Kedua gadis ini berada di bawah dorongan hatinya, jika sekarang dia tidak tahu di mana Kawada berada, dia tidak akan pernah berhubungan dengan Monica.

“Paman Denny, kurasa kamu luar biasa.” Ucap Anggi sembari menatap Denny dengan kagum.

Pada siang hari itu, Denny dengan sabar mengobrol dengan gadis yang belum dewasa ini. Meskipun Anggi dan dia sangat dekat dengannya saat duduk di satu sofa, tapi dia tidak ada perasaan apapun terhadap Anggi, dia hanya menganggapnya sebagai keponakan di keluarganya.

Kemudian, Anggi menerima sebuah panggilan telepon dan pergi bermain dengan seorang teman. Kay berpikir sejenak kemudian berjalan menghampiri Denny serta berbisik kepadanya. "Denny, mengapa kamu begitu baik terhadap Anggi?"

“Kenapa?” Tanya Denny.

"Gadis itu tidak layak diperlakukan baik olehmu, jadi tolong abaikan saja dia. Dia hanya seekor binatang yang memukuli ibunya." Kay berbisik kepada Denny.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu